Sabtu, 25 Juni 2016

DI KASINO BANYAK HANTU


Pemain mahjong sebagian besar akan mengalami hal-hal aneh, setelah mengalami hal-hal aneh, akan berteriak, "Kartu ini ada hantunya!"

Sebenarnya main mahjong harus 4 orang, kurang satu pemain saja, permainan tidak bisa dilakukan, semua orang mengira 4 orang main mahjong. Sedangkan saya melihatnya ada 8 orang, dimana yang 4 orang adalah hantu, dan lebih banyak lagi hantu yang menyaksikan petarungan di sampingnya.

Ada semacam pengalaman lagi yang sulit sekali saya lupakan.

Pemain mahjong pemula, jelas-jelas tidak bisa main, main asal-asalan. Yang aneh, selalu pemula menang mengalahkan senior.

Mengapa pemula bisa menang?.

Tak lain tak bukan, ada hantu yang membantu, menarik 'pemain pemula' turun ke lautan judi dan kecanduan judi, dengan demikian, mereka semua bisa ikut bermain!

Saya melihat orang awam, semua orang awam memiliki sifat berjudi.

Melihat ke dunia hantu, hantu lebih suka lagi berjudi.

Suatu kali...

Saya melihat-lihat kasino di Asia Tenggara, begitu masuk kasino, sekawanan hantu berteriak, "Raja hantu datang, semua menyingkir."

Tak disangka, sekawanan hantu lari terbirit-birit.

Saya menangkap sesosok hantu dan bertanya, "Mengapa menyebut saya raja hantu?"

Hantu menjawab, "Di punggung ibu jari kanan Anda, tersimpan Raja Hantu Tersenyum, begitu ia menampakkan diri, kami tidak berkutik, Anda akan menang!"

Saya berkata, "Saya bukan datang untuk berjudi."

Saat ini, sekawanan hantu baru kembali ke kandangnya satu per satu.

Saya bertanya, "Mengapa kalian berkumpul di kasino?"

Mereka menjawab, "Kami diminta oleh dukun untuk memenangkan bandar, sebagian besar kasino ada ilmu hantunya, supaya tamu kalah habis-habisan. Kami akan memindah-mindahkan kartu, supaya tamu kalah, bandar menang."

Saya terbahak mendengarnya.

Suatu kali lagi, saya menyaksikan pertunjukan di kasino Las Vegas.

Pada saat-saat terakhir, keempat big mama berjudi sekali.

Di belakangnya saya japa mantra Vajrakilaya, "OM. BIEZHA. JILI JILAYA. SAERWA. BIGANIAN. BAN. HUMPEI."

Ada lagi Dorje Shugden.

Keduanya adalah Raja Hantu Mahabala.

[Kehadirannya] mengagetkan semua hantu hingga lari terbirit-birit.

Chen Chuanfang, Wei Siyan, Jiang Guanrong, Sun Aizhen, keempat-empatnya, setiap kali berjudi pasti menang, bandar ganti 4 orang yang membagikan kartu.

Manajer kasino bergegas datang.

Setiap kali membagikan kartu, berturut-turut terjadi keajaiban, setiap kali selalu mengalahkan bandar.

Seluruh kasino gempar.

Membuat bandar tak berdaya.

(Sebenarnya bukan nasib kartu kami bagus, semua berkat kedua hantu mahabala, hantu judi tidak bergeming, kami tidak pernah kalah sekali pun, membuat bandar tak berdaya, berturut-turut ganti pembagi karu, juga kalah)

Ada leluhur hantu hadir di sini.

Semua hantu cilik mendengar perintah.

Saya mau tak mau harus menang.

Saya berkata: kasino Asia Tenggara, sebagian besar meminta orang pintar untuk memelihara hantu lewat ilmu 5 hantu memindahkan benda, tamu kalah semua.

Bahkan kasino negara barat pun ada orang memelihara hantu.

Jadi, yang tidak memiliki kemampuan, jangan sekali-kali ke kasino, sekali berjudi, akan kalah habis-habisan, kita harus super hati-hati!

Yang paling baik : jangan berjudi.

 


BERBURU BURUNG (Kisah Hukum Karma)


Ada seorang pengarang buku penunjuk wisata (travel guide) yang berkata bahwa di pintu gerbang Utara dari Hong Yueh Hsiang Jiang (sebuah tempat wisata di Tiongkok yang terkenal dengan keindahan pemandangannya) -- ada sebuah menara yang disebut "Menara Kembalinya Angsa".  

Diatas menara itu terdapat sebuah syair yang berbunyi demikian:
"Tiba tiba suara lonceng bel terdengar ditengah tengah mimpi yang dalam;  meskipun mimpi itu begitu menarik, tetap saja orang itu harus terbangun.
Tidak perduli betapa menarik dan nyamannya hidup seseorang, suatu saat ia harus kembali."

  Syair ini mengandung arti rohani yang begitu mendalam.  Aku membaca syair ini berulang kali didalam hati, merasakan betapa pentingnya maknanya bagi kehidupan manusia.  Aku bahkan menghafal syair ini dan menjadikannya sebagai pendorong semangat.  Sungguh benar bahwa hidup ini bagaikan sebuah mimpi yang panjang dengan aneka ilusi yang berwarna warni.   

Aku ingin bertanya kepada para pembaca:  
Kapankah engkau akan sadar?  
Kapankah engkau akan kembali?

Syair ini mengingatkanku akan hukum karma.  
Karma adalah buah dari keinginan keinginan kita.   
Semua keinginan kita itu tercatat di alam semesta sebagai benih benih karma yang pada kondisi yang tepat akan mewujudkan diri.  Ketika buah dari keinginan kita itu telah matang, hukum karma itu selalu adil, tidak pilih kasih.  Mereka yang menanam benih yang baik menerima karma baik; mereka yang menanam benih yang jahat menerima karma buruk.  Inilah hukum karma.

Ada sebuah syair di dalam sutra Samyuktagama:
"Engkau menerima buah yang sejenis,
Sesuai benih buah yang kau tanam;
Bila menanam benih yang baik, maka menerima buah yang baik,
Bila menanam benih yang jahat, maka menerima buah yang buruk,
Engkau akan mencicipi buah yang sejenis,
dari apapun yang kau tanam."

Banyak orang tidak menghiraukan hukum karma. Mereka berkata, "Sekarang adalah jaman modern; Mengapa masih membicara­kan cerita cerita kuno yang menganjurkan perbuatan kebajikan?  Ini hanya akan ditertawakan orang."   

Tetapi sesungguhnya bila direnung­kan, logika dari jaman sekarang yang penuh dengan penemuan penemuan ilmiah ini sesungguhnya adalah berdasarkan hukum sebab akibat, hukum karma.  

Hukum karma bukanlah cerita kanak kanak, bukanlah cerita yang sederhana.  Juga bukan sekedar cerita yang menganjurkan kebajikan. Hukum karma adalah topik yang sangat serius.

Pada suatu ketika ada seorang pria setengah tua datang mengunjungiku. Ia tidak menaruh kepercayaan tentang adanya hukum karma.

"Pak Lu, perkataan anda itu tidak masuk akal."

"Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan untuk membuat anda mengerti," kataku.

"Sudah sangat jelas bahwa banyak orang yang berbuat kejahatan tidak mendapat ganjaran/hukuman karma.  Sebaliknya, banyak kenaasan/kesialan terjadi pada orang yang baik hati.  Hukum karma macam apa itu bila benar berlaku di alam semesta ini?"

"Saya betul betul tidak tahu harus mengatakan apa."

"Ini adalah jaman modern, jaman ilmu pengetahuan teknologi tinggi, bukan jamannya hukum karma!"

"Terserah anda," jawabku.

"Anda tidak ingin berusaha meyakinkanku tentang hukum karma?"

"Saya biasanya berpasrah kepada hukum karma." 
Aku berpikir dalam hati, "Orang ini sungguh keterlaluan."

"Harap jangan berkata kepadaku seperti: Alam semesta tak dapat dibohongi,
Ia mengetahui itikad hatimu, bahkan sebelum itikadmu muncul.
Pada akhirnya akan ada buah karma baik dan karma buruk,
Perbedaannya hanyalah sebagian datang lebih dini dan sebagian lagi datang lebih terlambat."

Ia berkata dengan sinis, "Sudah cukup.  Sudahlah.  Perkataan yang tak berguna."

"Pak, anda datang mencariku hari ini karena anda tidak ingin percaya tentang hukum karma, apakah begitu?" tanyaku dengan sopan.

"Bukan, aku datang untuk bertanya kepadamu mengapa kedua putraku cacat tidak dapat berjalan? Apa salahku? Mengapa alam semesta memperlakukanku sekejam ini?  Aku tidak pernah melakukan kejahatan didalam hidupku! Aku mentaati hukum dan berkarakter tanpa cacat. Mengapa anak anak orang lain sehat sempurna, sedangkan anak anakku cacat?  Aku tidak bisa menerima kenyataan ini.  Hukum karma macam apa ini?"

Mendengar penjelasannya, aku sungguh turut bersimpati.  Aku tidak dapat menyalahkan perasaannya yang gundah kelana sekarang ini.  Anak anak yang cacat juga manusia, tetapi kondisi mereka yang cacat tentunya membuat perasaan orang tua mereka menderita, membuat orang tua mereka bersedih. Aku menenangkan pikiranku dan mengge­rakkan rohku untuk mendapatkan informasi dari dunia roh tentang situasi ini. 

Setelah kira kira 3 menit, muncul sebuah penglihatan didepanku. Penglihatan itu berkedap kedip seringkali.  Selama satu menit penuh aku melihat dengan jelas sejumlah burung burung terbang diangkasa. Langit berwarna biru sedangkan burung burung itu berwarna putih. 

"Pak, harap jangan marah.  Menurut pengertian saya, anak anak anda adalah reinkarnasi dari burung burung."

"Kurang ajar! Bagaimana burung burung bisa bereinkarnasi sebagai manusia? Mana mungkin?"

"Ada 6 alam kehidupan yang masih bertumimbal lahir (berein­karnasi). Alam binatang adalah salah satu dari 6 alam kehidupan ini."

"Saya tidak percaya."

"Pak, bila anda tidak bisa percaya, tidak ada yang saya dapat lakukan.  Tetapi saya ingin anda berpikir sejenak: Dalam kehidupan anda ini apakah anda mempunyai semacam hubungan karma dengan burung burung?  Apakah anda memelihara burung burung?"

"Tidak!" katanya dengan marah, "Aku tidak mempunyai kebiasaan kebiasaan jelek dalam hidupku ini. Aku tidak minum arak, tidak main perempuan, tidak gila uang, tidak sombong. Hidupku normal saja. Aku selalu membantu orang lain. Jahanam! Aku hanya mempunyai satu hobby ..." Ia tiba tiba menghentikan pembicaraannya.

"Hobby apa?"

"Berburu. Berburu burung! Berburu burung!  Jahanam!"

 Ia pergi dengan perasaan sangat marah.

 Sejenak aku termenung, meskipun tidak dapat kukatakan bahwa aku terpengaruh oleh pengalaman ini. Bila aku mempunyai sesuatu komentar, hanyalah bahwa ini adalah suatu kasus dari banyak kasus tentang karma. Tetapi aku sungguh sudah terbiasa dengan kasus hukum karma.

Aku merenungkan hukum yang berlaku di alam semesta ini. Pada siang hari, sinar matahari yang terang membuat dunia terang bercahaya. Pada malam hari, kegelapan di bumi menimbulkan perasaan misterius. Enam alam kehidupan yang masih bertumimbal lahir terus berputar tak hentinya seperti lingkaran saja. Hidup ini berjalan terus menit demi menit, detik demi detik. Aku dapat membayangkan masa kecilku berlari lari dipadang rumput. Aku merindukan kebahagiaan, merindukan kebajikan, merindukan hidup yang tenang.  Tetapi tetap saja ada penderitaan dalam hidupku.  Ini juga karmaku.




sumber tulisan: e-book Padmakumara - 01, kisah ke 43.

Rabu, 22 Juni 2016

DI ALAM BAKA.. HANTU AYU MENCARI JODOH



Di dalam alam baka, saya menyaksikan sebuah kejadian aneh.
Seorang gadis ayu tampil dengan dikerumuni sekawanan pelayan.
Kulihat si gadis amat putih dan halus, alisnya apik menghiasi sepasang mata yang indah, bibirnya bak buah ceri, Gaya si gadis terkesan elegan dan lemah gemulai. Dengan tubuh yang langsing tampak sangat menawan.
Raja Yama sedang membantu si gadis yang bernama Fengyu ini menyelenggarakan upacara mencari jodoh.

Ini baru berita.
Raja Yama berkata; “Oh, Fengyu sungguh cantik, tidak hanya wajahnya melebihi orang lain, tutur kata dan perilakunya pun menunjukan dia dari keluarga makmur, hampir tak ada cacat dalam dirinya. Kini dia mencari calon suami, sungguh sebuah berkah bagi alam baka.
Raja Yama melanjutkan; “Syaratnya cuma satu, calon suami mesti seorang manusia.

Sementara sekawanan makhluk halus dibawah panggung menjadi bungkam dan mulai membubarkan diri begitu mendengarkan perkataan Raja
Yama, calon suami mesti seorang manusia!. Akhirnya, bahkan seorang pun yang tersisa di bawah panggung. Melihat kondisi ini Raja Yama pun membubarkan upacara mencari jodoh ini.

Saya bertanya kepada raja Yama; “Apakah pria dan wanita di alam baka juga menikah?
“B
etul!, bukankah Hariti sesosok hantu yang mempunyai anak hantu?"
"Kalau tidak ada ayah hantu, dari mana datangnya anak hantu?
” ujar Raja Yama.  
“Betul juga..
Raja Yama berkata; “Sayang sekali, syarat Fengyu sangat ketat/berat”.
Saya bertanya ; “Mana ketat? calonnya seorang manusia, syaratnya yang terlalu sederhana..
Raja Yama berkelakar; “Sebagian besar yang terperosok ke alam baka sudah kehilangan tubuh manusia. Selain alam neraka, alam preta, dan alam hewan, tempat-tempat berkumpulnya kawanan arwah gentayangan juga mengandung karma kebencian. Lagi pula kota-kota di alam baka memang menyerupai [keadaan] alam fana, juga terdapat profesi haram. Bagaimana bisa menemukan seorang manusia sejati. Seorang manusia sejati sulit ditemukan.

Saya berkata; “Di alam fana mudah ditemukan sebab manusia melulu.

Raja Yama menjadi tertawa; Guru Lu, anda keliru, di mata anda semua yang [ada di alam] fana itu manusia tetapi di mata Raja Yama, alam fana lebih banyak setan daripada manusia.
Maksudnya?”
Raja Yama menjawab; “Di dunia, manusia memang berkulit manusia, namun sebenarnya bukanlah manusia melainkan makhluk biadab. Ada kalajengking, babi, ayam dan sapi. Dan lebih banyak lagi  justru macan, jaguar, singa, gajah, beruang dan ular. Semuanya pemangsa manusia. Alam fana ini dunia kanibal, Manusia sejati sudah langka.
 
Saya [masih ngeyel dan] berkata; Sadhaka sangat banyak”.
Raja Yama berkata; PHUIh, cuma kedok, mereka berlatih kebersihan jasmani, ucapan dan pikiran, [hanya] setan yang percaya, lanjut Raja Yama; jalan lapang ke surga tidak dipilih malah memilih jalan buntu ke neraka, sadhaka juga sama saja. Gagal jadi Buddha malah jadi Mara! Di alam neraka tempat saya ini, bhiksu paling banyak. Meraka gagal menyeberangkan umat, malah di seberangkan umat. Orang-orang seperti itu memang bukan manusia, hanya berolok-olok saja. Bahkan jadi hantupun tak pantas.
 
“A
nda benar”, Saya mau tak mau menganggukkan kepala.

Raja Yama mengeluarkan sebuah kitab dan berkata; Coba anda lihat, mereka ini semuanya sadhaka yang disebut ; Buddha hidup, Maha bhiksu, “Yang Arya, Acarya bijaksana” ... semuanya bakal ketempat saya.

Saya tercengang dan membisu melihat daftar nama tersebut.
Saya turut menyesali!..
Pertanyaanku untuk umat Zhen Fo Zong:

1. Apakah anda Manusia?

2. Manusia wajib mentaati Pancasila ,apakah anda sudah mentaatinya?

3. Tanyalah pada hati nurani sendiri ,apakah anda seorang manusia?


Catatan:
Alam baka – alam kematian, alam hantu /siluman, alam neraka
Alam fana – alam manusia hidup di dunia
Raja Yama – Raja alam baka, penguasa alam kematian

Sadhaka – praktisi/penempuh jalan spiritual

Sumber artikel:http://shengyenlu.blogspot.co.id/2009/09/hantu-ayu-mencari-jodoh.html