tag:blogger.com,1999:blog-17676478598207305812024-02-21T16:16:58.804+07:00Sunari--LuShengYenUnknownnoreply@blogger.comBlogger74125tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-31327184455441525312020-05-31T12:22:00.000+07:002020-05-31T12:22:30.124+07:00HUKUMAN PELANGGARAN SEXUAL -- USUS YANG TERPOTONG<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;">
(dikutip artikel ke-8 buku Living this Moment in Illumination)</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Setelah saya menyelesaikan bab " Kisah Seorang Seniman ", saya teringat akan cerita seorang seniman lainnya, namanya Tien Ning.<br />Dia seorang yang tampan, anggun dan menarik. Suatu hari Tien Ning mengunjungi saya untuk diramalkan. Saya berkata padanya, " Anda terlihat cukup baik."</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Tien Ning gembira mendengarnya. Menurut pengamatan saya, latar belakang Tien Ning cukup baik. Dia lahir di Kota Lien-pao di propinci Henan. Menurut sejarah, ditempat ini merupakan letak dari Gunung Chung-ku, dimana Kaisar Kuning mengadakan pengorbanan untuk para ratusan dewa.<br />Tien Ning mendapat keuntungan dari lingkungan tempat kelaahirannya dan kehidupan lampaunya berasal dari kelas dewa. Apakah kelas dewa itu ? ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan lampaunya dia adalah seorang dewa dan sekarang dia adalah reinkarnasi dari dewa tersebut.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Dewa ini bernama " Dewa Yuan-chao" dan merupakan salah satu dewa yang mengatur gunung, sungai dan bumi. Dia sering terbang ke angkasa, mengelilingi dunia dan menikmati pemandangan indah. Pada saat dia terbang, dia memancarkan sinar terang. Dewa ini berkedudukan di awan berair dan daerah itu dinamakan Yuan pu, tempat itu merupakan taman dewa dan diatur oleh dewa ini.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya memberitahu Tien Ning tentang hal ini, dan dia merasa saya sedang menceritakan dongeng. Dia hanya tersenyum pada saya saat mendengar cerita saya.<br />Memang terdengar seperti dongeng. Sebenarnya tidak masalah ia bersedia percaya atau tidak. Dengan senyuman, tidak peduli akan pendapat orang lain.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
" Bagaimanapun Tien Ning percaya atau tidak dengan perkataan saya, dia memutuskan untuk menambah dua kata dibawah namanya, Tien Ning, pada saat ia mencetak kartu namanya, dua kata itu adalah Yuan chao."<br />Dia memilih Yuan chao sebagai nama kehormatan. Dari sudut pandang saya, mengapa Tien Ning dapat menjadi seorang seniman mungkin disebabkan kecintaannya pada keindahan alam .. gunung-gunung yang kehijauan, sungai yang berwarna putih keperakan dan sinar-sinar dilangit.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Setelah beberapa saat, saya berpapasan dengan Tien Ning, saya terkejut karena raut wajahnya menjadi suram.<br />Saya bertanya, " Apakah anda sakit ?"<br />" Tidak "<br />" Apakah telah terjadi sesuatu yang buruk ?"<br />" Tidak."<br />" Anda telah kehilangan energi inti! " kata saya dengan jujur.<br />" Tien Ning hanya mengangkat bahunya sambil menggerakkan tangannya. Sepertinya dia tidak peduli sedikitpun. Saya cukup prihatin mengenai teman seniman saya ini, dan bertanya, " Apakah anda bersedia saya ramal ?"<br />" Tidak perlu."</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya mengingatkan Tien Ning, " Anda harus berhati-hati, karena energi inti anda telah habis anda terlihat akan mendapatkan musibah."<br />Tien Ning berkata, " Terima kasih atas perhatiannya. Saya baik-baik saja dan semuanya berjalan dengan baik."<br />Pada kenyataanya, walaupun Tien Ning tidak berkata apa-apa, saya telah mengamati bahwa ada yang tidak beres.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sebelumnya, kepalanya diselimuti dengan lapisan sinar putih, tetapi sinar putih itu sekarang telah hilang. Saya sangat kuatir, karena bukannya sinar putih, tetapi kepalanya diselimuti dengan kabut pembawa sial. Kabut pembawa sial ini secara perlahan-lahan menyelimuti seluruh tubuhnya. Jika seluruh tubuhnya diselimuti kabut pembawa sial ini, maka ia akan mendapat malapetaka.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya bertemu dengan teman baik Tien Ning dan bertanya padanya. " Bagaimana kabar Tien Ning sekarang ?"<br />" Dia baik-baik saja !"<br />" Seberapa baik keadaannya ?"<br />" Dia menikmati keberuntungan dengan seorang wanita."<br />Teman baik Tien Ning menceritakan kisahnya kepada saya. Pada suatu malam Tien Ning naik kereta terakhir dan di dalam kompartemen itu hanya terdapat dia dan seorang wanita. Tanpa disengaja, wanita itu duduk berhadapan dengannya dan mata mereka saling berpandangan.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Tien Ning senang pada wanita itu, karena wanita itu adalah wanita tercantik diantara semua wanita cantik. Dia tidak hanya cantik tetapi juga molek. Dia tidak memakai kosmetik, tetaapi dia sangat menarik. Dia memakai busana yang sederhana dan polos, serta sopan. Bukannya menghindari tatapan Tien Ning bahkan wanita itu terus menatapnya dengan pandangan menggoda.<br />Tien Ning bertanya, " Apakah anda sendirian ?"<br />" Tentu, apakah anda melihat ada orang lain disini ?" jawab wanita itu sambil tersenyum.<br />Tien Ning tertawa, karena pertanyaannya memang tolol.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
" Dimanakah suami anda ?"<br />" Suamiku baru saja meninggal !"<br />Wah ! Baru menjadi janda !<br />Ekspresi wanita ini terkesan diantara tersenyum dan tidak tersenyum. Pada saat wanita itu memandang Tien Ning, hati Tien Ning berdebar-debar.<br />Rambutnya indah dan halus, bibirnya kecil bak buah ceri, giginya putih seputih kerang, kulitnya begitu lembut.<br />Dia berpakaian hitam, yang menonjolkan kulitnya yang indah dan tubuhnya yang lemah gemulai.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Percakapan antara mereka sangat menyenangkan. Dia menyatakan bahwa suaminya telah meninggal dan dia perlu mendapat penghasilan. Tien Ning mengajukan usul untuk memakai dia sebagai model.<br />Wanita itu berkata," Seorang model harus memiliki tubuh yang indah. Apakah saya memenuhi syarat ?"<br />Tien Ning berkata," Bentuk tubuh anda sangat luar biasa."<br />" Benarkah ?" matanya bersinar-sinar.<br />Tien Ning sangat gembira dan berkata, " Mari kita lihat! Saya akan segera tahu setelah saya menyentuhmu."<br />Tidak terduga, bukannya menghindari, wanita mendekatkan tubuhnya dan duduk dipangkuan Tien Ning. Pada saat itu, dengan adanya tubuh yang lembut dilengannya, seluruh pikiran Tien Ning terperangkap dan tangannya menjadi sibuk. Akhirnya mulutnya juga menjadi sibuk.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Kereta berhenti.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Dua orang turun dari kereta, dan di kegelapan malam mereka bersama-sama menuju hotel.<br />Walaupun wanita itu baru menjadi janda, dia penuh dengan gairah. Selama dia masih bergairah, dia harus membiarkan api gairah tersebut terbakar habis, sehingga dia benar-benar terpuaskan sepenuhnya seolah-olah dunia milik sendiri.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya benar-benar mencemaskan keadaan Tien Ning. Dalam diri Tien Ning terdapat "innate energy" yang berasal dari kehidupan sebelumnya. Dia punya bakat untuk menjadi pelatih diri. Saya berencana untuk mengajarkan dan mengubahnya ke jalur pelatihan diri dan saya mengajarkan padanya tentang ..." Semua karma buruk yang telah kami perbuat sebelumnya, atas dorongan keserakahan, kebencian dan kebodohan, yang dilakukan melalui jasmani, ucapan dan pikiran. Kini kami menyatakan menyesal sedalam-dalamnya dan bertekad tidak akan mengulanginya lagi."</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Pencapaian dalam pelatihan diri adalah untuk mencapai sinar murni dan penurunan dharma dari para Bodhisattva, agar dapat melenyapkan dan memurnikan karma buruk dari masa lampau secara keseluruhan, dan memperoleh reinkarnasi yang lebih baik.<br />Mulai saat ini dan seterusnya, kita tidak boleh lagi membuat karma buruk.<br />Saya bahkan berencana untuk membujuk Tien Ning meninggalkan keduniawian, karena dia mempunyai jalinan karma untuk menjadi bhiksu.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya berpikir, sangatlah bagus bagi Tien Ning jika ia dapat menjadi bhiksu. " Dengan potongan pertama, bersumpah memotong semua kejahatan. Dengan potong kedua, bersumpah melatih kebajikan. Dengan potongan ketiga, bersumpah menyelamatkan semua makhluk hidup." Mulai saat ini dan seterusnya, menyadari pencapaian yang sempurna dan memperoleh penerangan. Bersumpah untuk tidak habis-habisnya melindungi dharma Buddha sepanjang siklus kehidupan yang tak terbatas, menggunakan empat pikiran bodhi dan melatih jalur keBodhisattvaan. ( metta, karuna, mudita, upeksa ).</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sekarang saya bangun dari mimpi saya dan merasa sedih. Apa gunanya berpikir terlalu panjang dalam meditasi di malam yang panjang ?<br />Tien Ning telah terpolusi! Dia terperangkap dalam kenikmatan jasmaniah.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya dapat melihat ...<br />Ada hantu yang muncul disela-sela kabut pembawa sial yang meyelimuti Tien Ning. Hantu itu memakai kaos merah dan pendek, tanpa alas kaki dan menggengam pisau jagal. Dengan geram, ia berlari mengelilingi Tien Ning dan berteriak padanya, " Saya ingin mengeluarkan ususmu! Saya ingin mengeluarkan ususmu!"<br />Kabut pembawa sial itu perlahan-lahan membungkus dan menyelimuti seluruh tubuh Tien Ning.<br />Saya bertanya pada hantu itu, " Siapakah anda ?"<br />" Seorang penjagal! " ( Bukti kemudian menunjukkan bahwa dia adalah manager dari rumah pejagalan)<br />" Apa yang anda lakukan ?"<br />" Membunuh pemuda ini! "<br />"Mengapa ?"<br />" Dia sedang menjalin hubungan cinta dengan istri saya dan saya ingin dia membayarnya!"</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Mendengar ini, saya menjadi semakin takut dan mengkhawatirkan keadaan Tien Ning. Suami dari wanita itu ternyata tidak hanya tersinggung. Janganlah berpikir tidaklah masalah menjalin hubungan dengan janda yang telah ditinggal suaminya. Pada kenyataannya, dia telah menjadi hantu marah, yang menjaga istrinya dan berniat mencelakai Tien Ning.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya berharap untuk menolong Tien Ning.<br />Saya membentuk mudra "waktu" dengan tangan kiri dan mudra "perintah" dengan tangan kanan. Saya melafal mantra " Within the circle of heaven,spanning all earth. By order of nine chapters of the decree. Devine officials take my command. Quickly descend and show thy presence"</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Kemudian seorang Dewa turun dari langit dan Beliau merupakan petugas yang sedang menjalankan tugas rutinnya.<br />Petugas yang berjaga itu bertanya, " Saya datang meberi hormat dan sepenuhnya melaksanakan perintah. Adakah yang dapat Saya lakukan untuk Anda ?"<br />Saya menjawab," Saya prihatin dengan Tien Ning! "<br />Petugas itu berkata," Benar-benar sayang!"</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Penurunan moralitas di dunia dari hari ke hari semakin parah. Moralitas berubah, pemuasan jasmaniah menjadi lebih parah dan masyarakat semakin tenggelam makin dalam tanpa mempunyai kemampuan untuk mengontrol diri sendiri. Pada saat gagasan terbangkitkan dari pikiran, walaupun pikiran itu tersembunyi dan tidak dapat diketahui oleh orang lain, para Dewa telah mengetahuinya. Sekarang apa yang akan terjadi pada Tien NIng telah diketahui oleh langit dan dia telah kehilangan registrasi jabatannya. Hal ini sangat menyedihkan karena dia tidak dapat diselamatkan!"<br />Saya menanyakan, " Karena dia telah dicabut dari jabatannya, apakah itu berarti dia akan baik-baik saja ? "</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Petugas itu menjawab, " Semula Tien Ning termasuk golongan dewa. Tetapi dia menggunakan tipu muslihat untuk merayu dan mengambil kesempatan untuk berhubungan seks dengannya. Dia patut mendapatkan limabelas hukuman. Disamping gelarnya sebagai dewa dihapus, jiwanya juga ditakdirkan untuk reinkarnasi. Pada waktu meninggal, dia akan terlahir d ialam neraka dan alam penjagalan. Pada saat reinkarnasi, dia akan terlahir sebagai binatang. Dan pada saat terlahir lagi akan menjadi binatang air."<br />" Ini sungguh mengerikan. Apakah ada kesempatan lain baginya ?"</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Petugas itu menjawab, " Tien Ning harus menyadari kesalahannya dan segera bertobat. Dia harus berlatih kebajikan setiap hari. Dia harus mengakui dosanya kepada petugas pencatat umur, petugas bintang, petugas matahari dan bulan, dewa gunung dan sungai, dewa sumur, mata air, rumah dan jalan".<br />" Mengapa dia harus melakukan pengakuan begitu banyak ?"</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Petugas itu menjawab, " Walaupun dia termasuk dalam kelas dewa, dia tidak menyadari batasan akan hubungan seks. Pembawaan lahiriahnya yang bijak tidak tampak tetapi sisi buruk dari dirinya terus berkembang, dia telah tersesat dan tenggelam makin dalam dan dalam lagi dalam lautan penderitaan. Dengan melakukan hubungan seks di tempat terbuka, dia telah melakukan pelanggaran pada tiga sinar alam, matahari, bulan dan bintang serta tidak menghormati dewa gunung dan sungai!"</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya sangat terkejut ketika mendengar hal ini!"<br />" Jika Tien Ning tidak mengakui kesalahannya, apakah yang akan terjadi padanya ?"<br />" Ususnya akan terpotong menjadi potongan-potongan."<br />Setelah berkata demikian, petugas yang sedang bertugas itu lalu terbang seperti angin.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Karena masalah ini mendesak, saya sangat gelisah dan segera mencari Tien Ning. Saya memberitahukan segalanya pada Tien NIng.<br />Tien Ning tidak terpengaruh dan perilakunya tidak berubah.<br />Dia berkata, " Memang benar bekas suaminya adalah seorang pejagal. Kalau demikian kenapa !"</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Tien Ning melanjutkan, " Selama saya dapat bersama wanita ini, saya hanya suka bebek mandarin dan tidak peduli dengan keabadian. Ini merupakan kenikmatan paling utama dalam dunia fana. Saya tidak perduli terhadap matahari, bulan, gunung, sungai dan lautan ..."<br />Saya menasehati Tien Ning, " Bencana dan berkat tidak muncul begitu saja, tetapi disebabkan karena manusia itu sendiri. Seorang suciwan tidak mempunyai hasrat seksual dan sifat asexuality ini yang benar dan mendapat kebahagian terutama. Dengan kebahagian ini, suciwan menjadi bebas dan terbebas dari pengekangan, baik dari orang lain maupun diri sendiri."<br />" Saya tidak mengerti perkataan anda. Saya bukanlah orang suci."<br />" Segeralah bertobat."<br />" Saya tidak mempunyai dendam dan penyesalan!"<br />" Usus anda akan terpotong."<br />" Saya lebih baik menjadi hantu daripada melepaskaan kenikmatan jasmaniah!"<br />"Tien Ning tidak mau mendengarkan perkataan saya.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya mengirimnya surat yang berisi :<br />" Persetubuhan pada awalnya adalah kosong, dan kenikmatannya juga kosong. Kegemaran terhadap kenikmatan ini sebenarnya seolah-olah seseorang memperoleh sesuatu yang nyata tetapi kenyataannya adalah kekosongan. Mengapa kita dapat terluka oleh hasrat seksual ? ini hanya disebabkan karena kita mengejar kenikmatan sesaat. Jika kita ingin tahu apakah kenikmatan itu, sebenarnya itu tidak ada. Kenikmatan persetubuhan itu tidak ada sebelum dan sesudah seks. Semuanya yang ada setelah seks adalah kekosongan dan ilusi dan tidak ada yang tersisa untuk dimiliki"</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
" Moralitas antara pria dan wanita harus dijunjung tinggi. Alasan kenapa manusia berbeda dari binatang karena manusia mempunyai moralitas. Jika seseorang menjadi rusak moralnya dan melakukan hubungan seks bebas, hal ini berarti seperti tindakan binatang dengan tubuh manusia. Walaupun dia adalah seorang manusia, tetapi sebenarnya dia lebih buruk dari binatang buas."</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
" Meskipun demikian, semua mahkluk hidup bereproduksi karena adanya hasrat seksual. Oleh karena itu setiap makhluk hidup terwarisi secara seksual, dan harus menjaga agar tidak terjebak dalam perangkap persetubuhan sehingga tidak mampu melepaskan diri darinya. Seseorang harus melatih perenungan akan ketidakmurnian, perenungan akan tengkorak, dan perenungan kegembiraan dari kekosongan, sehingga dapat memusnahkan pemikiran akan gairah seksual, dan membangkitkan pemikiran benar akan kemurnian."</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya mengirim surat ini dan tidak mendengar kabar darinya. Tidak ada balasan satu katapun darinya. Tien Ning sudah tidak ada harapan!<br />Beberapa orang berpikir, " Dijaman sekarang, nasehat Sheng yen Lu agar tidak melakukan perzinahan merupakan hal yang sudah usang. Ini adalah era kebebasan, pria dan wanita sudah bebas. Di jaman cinta bebas ini, orang boleh melakukan apapun yang mereka suka."<br />Pada umumnya mereka beralasan " Asalkan dia menginginkannya, mengapa dia tidak boleh melakukan untuk memenuhi keinginan itu ? "<br />Masyarakat secara umum menganggap, " Kami tidak peduli terhadap cinta sejati, selama kita bisa saling menikmati!"</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sudah menjadi kenyataan bahwa dunia ini terobsesi dengan seks dan industri seks berkembang dengan pesat. Masyarakat tidak lagi waspada terhadap bahaya dari persetubuhan. Mereka tidak lagi menyadari akan godaaan sensualitas serta bencana yang dapat disebabkannya.<br />Saya seorang pelatih diri yang telah menyaksikan era baru ini. Saya, adalah seorang yang dapat memikul kesendirian, yang duduk di depan meja tulis dan masuk dalam meditasi mendalam. Karena kemampuan berkomunikasi psychic, saya mengetahui sepuluh alam dharma, dan saya benar-benar menyadari akan bencana yang ditimbulkan karena hasrat seksual. Saya benar-benar prihatin pada masyarakat umum!</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Namun, saat menyebarluaskan pelaksanaan lima sila yang berkenaan dengan tidak melakukan perzinahan, saya mencapai kesadaran yang mendalam bahwa saya sendiri telah dibawa ke dalam beberapa kasus skandal oleh pihak lain, yang sangat rumit bagi saya untuk membela diri saya.<br />Saya sangat menentang perzinahan, karena bagi pelatih diri yang terlibat dalam perzinahan, pria atau wanita itu jangan pernah berharap dapat mencapai apapun.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Dalam Leng-yen Sutra ( Sutra Surangama ) disebutkan, " Adalah seperti berusaha memasak butir padi menjadi nasi diatas pasir."<br />Jika masing-masing orang merenungi kiasan ini, maka akan memperoleh pemahaman.<br />Saya berkomunikasi secara fisik dengan sepuluh alam dharma, dan saya mengerti bahwa hasrat seksual sangat erat hubungannya dengan bencana dan berkat dari makhluk hidup. Pelatih diri tidak hanya harus menjunjung lima sila, tetapi umat awam juga harus menjunjung sila berkenaan dengan hasrat seksual. Tidaklah reaalitis bila hanya umat buddhis yang harus memegang sila sedangkan lainnya tidak, karena tidak seorangpun terlepas dari hukum sebab-akibat. Saya dapat memberitahu bahwa masalah hasrat seksual berkenaan dengan berkat dan kemakmuran dari makhluk hidup dan tidak seorangpun dapat lolos dari hukum tanpa kecuali.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sungguh menyedihkan bahwa, masyarakat umum merasa dirinya modern, dan berpikir ajaran saya dalam melenyapkan perzinahan terlalu berlebihan, terlalu konservatif, terlalu berhati-hati dan terlalu feodal, kurang berani dan teguh.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya sangat menyadari bahwa ternyata umat awam telah kehilangan rasionalitasnya dan mereka hanya mengejar kenikmatan dan hiburan. Mereka menempatkan kenikmatan seks sebagai prioritas teratas dan prinsip-prinsip seperti moralitas telah lama dilupakan. Saya telah menyaksikan kejadian bahwa ayah melakukan hubungan seksual dengan anaknya, saudara laki dan perempuan saling berhubungan seksual, manusia berhubungan seks dengan anjing dan orang dewasa memperkosa anak kecil.<br />Saya tidak dapat berdiam diri melihat penurunan kualitas dari makhluk hidup dan hilangnya ajaran-ajaran yang suci dan mendalam. Sebagai seorang pelatih diri yang dapat berkomunikasi secara psikis dan sebagai orang yang beribadah dalam dunia Buddhis, saya harus menulis buku seperti Living this Moment in Purity dan Living this Moment in Illumination. Saya telah mencapai penerangan dan saya juga merupakan orang yang penuh pengertian. Saya ingin menulis bencana yang diakibatkan karena perzinahan. Jaman sekarang, dengan kecendrungan trend masyarakat yang menempatkan seks sebagai prioritas utama, maka diperlukan keberanian yang lebih bagi seseorang untuk menulis dan menerbitkan buku-buku seperti ini.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Jika seseorang benar-benar melihat lebih dalam terhadap kenikmatan dan hiburan seks, itu hanyalah berlangsung sesaat sedangkan akibat dan efeknya adalah penuh dengan penderitaan, kekosongan dan ketidak-kekalan.<br />Masyarakat hanya mengenggam kenikmatan sementara, tidak menyadari akan kesedihan yang tak terhingga.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Menikmati seks tanpa batasan akan menimbulkan banyak masalah, seperti penyakit , usia cepat lanjut dan umur pendek. Seseorang akan kehilangan status, reputasi akan hancur, keberuntungan akan hilang dan akan memperoleh musuh.<br />Dari sudut pandang sebab dan kondisi, serta sebab dan akibat, orang yang melakukan pelanggaran perzinahan tidak akan terlahir lagi sebagai manusia dan akan mengalami penurunan tingkat menjadi binatang.<br />Hasrat seksual seseorang memang merupakan sumber utama dari bencana!<br />Saya telah menjelaskannya dengan sangat jelas. Bagaimana mungkin orang tidak memahaminya</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Dengan dasar sila tidak berzinah yang harus dijunjung tinggi umat buddhis, maka dapat dibagi menjadi dua aspek; psikologi dan fisik. Dari sudut aspek fisik, latihan harus dilakukan berdasarkan ajaran Esoterik Buddhis.<br />Kita tahu bahwa seseorang mungkin dilahirkan sebagai seorang suciwan, tetapi sangat sedikit orang yang dapat terlahir sebagai seorang suciwan. Pada umumnya manusia merupakan makhluk biasa. Mengapa orang menuruti kehendak melakukan persetubuhan ? Karena akar dari hasrat seksual telah tertanam di dalam tubuh fisik setiap orang. Manusia terlahir dari cairan sperma ayahnya dan darah menstruasi ibunya sehingga mereka memuat akar pembawaan seksualitas.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Hasrat seksual dalam tubuh seseorang dapat tumbuh perlahan-lahan dan bertahap atau secara <span class="_ezo" id="u_18_2" style="color: #db831c; cursor: pointer; font-family: inherit; font-weight: 600;">hebat</span> dan intensif, tetapi pada saat tali karma tiba, akan menyebabkan orang tersebut tunduk dalam cinta.<br />Hasrat seksual yang benar, diperbolehkan bagi umat awam Buddhis, ini sesuai dengan dharma Buddha, hal ini tidak boleh dilarang. Akan tetapi, untuk hasrat seksual yang tidak benar, haruslah diwaspadai, dan hasrat itu diharuskan untuk tidak dipenuhi. Bagi bhiksu dan bhiksuni, sangat penting bagi mereka untuk menghindari mempunyai hasrat seksual. Tidak hanya dengan mengandalkan pelatihan akan pikiran dan jiwa tetapi juga pada praktek nyata.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya seorang pelatih diri yang benar-benar melatih Dharma Esoterik dari Aliran Satya Buddha. Ada 3 pelatihan yang dapat memusnahkan hasrat seksual seseorang.<br />1. Pelatihan api kundalini ( Internal Fire ). Pelatihan ini juga disebut meditasi dari api dalam, yang membutuhkan "precious treasure vase energy" ( Pao-p'ing Ch'i) untuk memperoleh api dalam/api kundalini.<br />2. Pelatihan tidak bocor ( Non-outflow) – menggunakan api dalam dan mengubah light drop menjadi energi, dan lebih lanjut menerapkan enam Lamdre dari aliran Sakya untuk mencegah cairan seseorang mengalir keluar.<br />3. Pelatihan Light Drops – yang mana membuat air turun dan api naik. Ini menyebabkan light drop menguap dan bersikulasi ke seluruh tubuh. Tiga nadi dan ke tujuh cakra akan terbuka dan seluruh tubuh akan dipenuhi dengan sinar murni.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Jika dapat mencapai keberhasilan dalam ketiga pelatihan ini maka orang tersebut akan mencapat hal-hal berikut:<br />1. Hasrat seksualnya akan sepenuhnya musnah (muncullah sinar putih pemberkatan).<br />2. Tidak kehilangan cairan sperma atau darah menstruasi.<br />3. Seluruh tubuh akan memancarkan sinar terang.<br />( dalam Buddhis Esoterik, tahap ini dianggap mencapai keberhasilan dalam " great bliss dan clear light")</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sebagai pelatih diri dalam pelatihan Dharma Esoterik aliran Satya Buddha, saya sepenuhnya menyadari dan mencapai keberhasilan dalam pelatihan api dalam, pelatihan tidak bocor, dan pelatihan Light drops. Saya mengerti dan memahami bahwa tidak biasanya manusia dapat sepenuhnya mengatasi hasrat seksualnya. Akan tetapi, berdasarkan pengalaman pribadi, tidak hanya bersandar pada pelatihan akan pikiran dan jiwa, saya sepenuhnya telah menunjukkan dan membuktikan kemanjuran dari tidak bocor, kemurniaan, sinar dan true great bliss.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sebagai kesimpulan dari bab ini, saya akan menyelesaikan cerita dari Tien Ning.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Dewa Wen Chang berkata, " Menurut hukum alam, pembalasan karena melakukan pelanggaran perzinahan datang sangat cepat. Masyarakat tidak takut akan pembalasan ini, mereka tetap mengabaikannya dan hidup dalam mimpi mereka. Mereka tidak menyadari jika mereka tidak menahan diri sendiri dari kenikmatan persetubuhan, musibah akan segera datang. Bagi anda yang mengabaikan ini semua, dengarkanlah nasehat saya ! sejak jaman dahulu kala, telah dibuktikan bahwa mereka yang menjunjung tinggi moralitas akan memperoleh berkat. Perilaku tidak bajik akan menarik ketidakberuntungan. Masyarakat pada jaman dulu mengerti prinsip-prinsip moral yang berasal dari ajaran masa lampau. Pada jaman dahulu mengerti prinsip-prinsip moral yang berasal dari ajaran masa lampau. Pada jaman dahulu, saat musim semi dan gugur, masyarakat melakukan perzinahan dan sebagai hasilnya negara menjadi hancur dan keluarga menjadi berantakan.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
The Book of Songs menertawakan kerusakan dari generasi yang melakukan perzinahan, kawin lari dan tindak asusila, yang bertentangan dengan prinsip moral serta menghina hukum alam. Reputasi akan menjadi hancur karena melakukan perzinahan. Karena bertentangan dengan moralitas, langit menjadi marah. Bagi mereka yang tidak memurnikan diri janganlah berharap untuk diundang menerima pemberkatan hidup di istana Langit.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Bagaimana seseorang dapat memperoleh pemberkatan jika membuat reputasi buruk ? betapa menyedihkan bahwa seseorang tidak menyadari akan menderita pembalasan karena menjadi korban dari perzinahan. Jika dia tidak mempedulikan reputasi dirinya dan memuaskan kenikmatan perzinahan. Sangatlah wajar bahwa apa yang ditanam, itu juga akan diterima. Dengan menyadari beratnya pembalasan karma ini, siapa yang akan memurnikan pikiran mereka ?</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Karena perbuatannya, Tien Ning menderita pembalasan mengerikan!</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Suatu malam terjadi angin topan, Tien Ning sedang berjalan-jalan di jalanan.<br />Pohon dan ranting meliuk-liuk diterpa angin dan melambai-lambai. Hanya ada sedikit pejalan kaki.<br />Ada papan tanda yang tertiup angin kencang dan papan ini terbuat dari selembar seng tipis yang sangat tajam.<br />Tanda itu terbang berputar-putar di udara. Secara tiba-tiba, jatuh memotong perut Tien Ning. Segala sesuatu akan baik-baik saja jika hanya merobek kemejanya, tetapi perutnya juga terluka. Seng tipis itu ternyata memotong perutnya begitu dalam sehingga ususnya terburai keluar.<br />Ususnya terpotong dan darah mengucur keluar. Tien Ning jatuh ke tanah, merintih kesakitan!<br />Ambulans datang!<br />Sungguh malang, Tien Ning telah kehilangan banyak darah dan meninggal!</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Pelanggaran Tien Ning adalah berhubungan seks dengan janda dan menghancurkan kesucian orang lain. Dia terlahir di neraka dan tidak akan keluar dari neraka sebelum dia menderita selama delapan ratus kalpa. Kemudian dia akan terlahir sebagai domba dan babi dan dia akan dibantai oleh manusia untuk delapan ratus kalpa lagi. Setelah itu dapat terlahir sebagai manusia, tetapi dia akan buta dan tolol. Berkenaan dengan kisah ini, saya menulis sebuah puisi :<br />Sentient beings in the sea of sexual desire are confused abaout the truth of lust.<br />They do not understand its harm and their thoughts of lust never cease.<br />During their lifetimes, they do not knew how to cultivate purity,<br />And they remain ignorant even when death is approaching.</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Om Mani Padme Hum</div>
<div style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; margin-top: 6px;">
Karyatulis Mahaguru<br />Lu Sheng Yen<br />Om Guru Lian Sheng Siddhi Hum</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-13726452719162071602020-05-18T19:15:00.001+07:002020-05-18T19:15:04.454+07:00KISAH PILU AKIBAT CINTA, KEKECEWAAN YANG MEMBAKAR JIWA<div class="e_956kopy2k _5eit y_956kojw5z clearfix" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin-bottom: -1px; zoom: 1;">
<div class="clearfix k_956kopzvb" style="font-family: inherit; margin-bottom: -6px; zoom: 1;">
<div class="clearfix _42ef" style="font-family: inherit; overflow: hidden; zoom: 1;">
<div class="v_956kopzvg" style="font-family: inherit; padding-bottom: 6px;">
<div style="font-family: inherit;">
<div class="_6a _5u5j" style="display: inline-block; font-family: inherit; width: 428px;">
<div class="_6a _5u5j _6b" style="display: inline-block; font-family: inherit; vertical-align: middle; width: 428px;">
<div style="text-align: left;">
</div>
<h5 class="_7tae _14f3 _14f5 _5pbw _5vra" data-ft="{"tn":"C"}" id="js_3" style="color: #1c1e21; font-family: inherit; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 1.38; margin: 0px 0px 2px; padding: 0px 22px 0px 0px;">
<span style="color: #1d2129; font-family: inherit;"><br /></span></h5>
<h5 class="_7tae _14f3 _14f5 _5pbw _5vra" data-ft="{"tn":"C"}" id="js_3" style="color: #1c1e21; font-family: inherit; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 1.38; margin: 0px 0px 2px; padding: 0px 22px 0px 0px;">
<span style="color: #1d2129; font-family: inherit;">Elegi Cinta</span></h5>
<div>
<span style="font-family: inherit; font-size: 14px;">Di tengah penjelajahan spiritual—</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit; font-size: 14px;"><br /></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="_5pbx userContent _3576" data-ft="{"tn":"K"}" data-testid="post_message" id="js_5" style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.38; margin-top: 6px;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXHJJLpekgFHy6k0Q6U5-qyHDgHyNkRAEgakT-QkMWoje_aFLKZCB8MvIenNx2pub3A2-SDDMYImbRSi-_whirM43ovfu6BIH_N1Ru2mjvWOSHhdZ0NW56Ugygtz56iwpVINLAnIWrTMRb/s1600/Kurukulle+Bhagavati.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="583" data-original-width="679" height="342" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXHJJLpekgFHy6k0Q6U5-qyHDgHyNkRAEgakT-QkMWoje_aFLKZCB8MvIenNx2pub3A2-SDDMYImbRSi-_whirM43ovfu6BIH_N1Ru2mjvWOSHhdZ0NW56Ugygtz56iwpVINLAnIWrTMRb/s400/Kurukulle+Bhagavati.jpg" width="400" /></a><div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Terdengar doa seorang siswi muda, “Om. Guru. Liansheng. Siddhi Hum. Mahaguru, Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu, saya telah melakukan 49 kali puja api (homa), mohon Bhagawati Kurukulle memberkati cinta kasih saya, mohon jalankan ikrar dasar, saya ingin menikah dengan teman pria.”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Doa si siswi sangat khusyuk, “Mohon Mahaguru! Mohon Bhagawati Kurukulle!”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Puja api homa dalam ajaran Tantra sangat dahsyat, Dharmabala sangat kuat, sehingga di tengah penjelajahan spiritual, saya juga mendengar seruan yang keras dari si siswi.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Demi si siswi, saya memeriksa teman prianya.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Tak disangka, teman pria ini juga siswa saya, jadi, siswi ini jatuh cinta pada siswa, cinta mati.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Siswi ini lari ke depan pintu si siswa, sering menunggunya pulang kerja untuk sekedar bertemu sebentar, memberi salam sebentar, bicara sepatah dua patah kata....</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sedangkan, siswa ini terkesan menghindarinya.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Yang mengejutkan saya, siswa ini juga melakukan puja api homa, ia melakukan puja api Ragavidyaraja, ia juga berdoa dengan tulus, “Om. Guru. Liansheng. Siddhi Hum. Mahaguru, Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu, saya telah melakukan 49 kali puja api Ragavidyaraja, mohon berkati pernikahan saya dengan teman wanita saya.”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Masalahnya adalah:<br />Si siswi jatuh cinta pada si siswa.<br />Tetapi yang dicintai oleh si siswa bukanlah si siswi.<br />Melainkan siswi saya yang lain. Kekasihnya bukan dia.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Suatu hari—<br />Si siswa mengantar teman wanita pulang dengan mobil Benz, mereka berdua bermesraan, saling bergandengan tangan, bahkan cium pipi. Si siswi tertegun, bengong!<br />Ingin menangis tetapi tidak ada air mata, ia diam-diam melihat si siswa, tangannya merangkul pinggang si siswi, masuk ke dalam rumah, lalu terdengar bunyi “phong”, pintu pun ditutup.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Si siswi sedih, akhirnya tidak tahan lagi, air matanya menetes, ia dengan setia menunggunya pulang, alhasil melihat adegan ini.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Si siswi tidak putus asa, pulang ke rumah, melakukan puja api homa lagi, berdoa lagi, berseru keras lagi, “Om. Guru. Liansheng. Siddhi Hum. Mahaguru, apakah Anda dengar?”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
“Om. Bhagawati Kurukulle. Saya tidak akan menikah dengan orang lain selain dia, ia tidak akan menikahi orang lain selain saya. Apakah Anda dengar?”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Api homa membara-bara.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Yang tak disangka adalah:<br />Siswa saya ini sangat mencintai wanita (teman wanita) yang sekarang, sedangkan, terhadap teman wanita yang melakukan homa ini, hatinya tidak tersentuh sama sekali.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Bahkan, siswa ini sangat tekun dan rajin menekuni Sadhana Ragavidyaraja, mantranya sudah dihafal dan dijapa jutaan kali.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Di tengah penjelajahan spiritual, saya berunding dengan Bhagawati Kurukulle dan Ragavidyaraja tentang kedua murid saya yang menekuni sadhana homa untuk memohon cinta kasih.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Kami mempelajari 4 poin utama:<br />1. Sebab akibat karma asmara antara mereka bertiga.<br />2. Hasil yang bagaimana baru dianggap adil dan setara.<br />3. Mampukah di bawah Dharmabala, keyakinan tetap dapat ditingkatkan.<br />4. Mampukah perasaan mereka bertiga tetap dijaga sehingga tidak ada seorang pun yang terluka.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Hasil perundingan adalah:<br />Bhagawati Kurukulle geleng kepala.<br />Ragavidyaraja geleng kepala.<br />Saya geleng kepala.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Ternyata “asmara” tidak pernah berhenti menjerat, tidak dapat diselesaikan, orang yang cenderung mencintai pasti sangat menderita, keinginan memiliki orang yang kita cintai itu kuat, selamanya takkan pernah berhenti bersirkulasi, jika keinginan kita dituruti, maka kita pun bahagia; jika keinginan kita tidak dituruti, maka kita pun marah.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Jawabannya adalah ikuti kehendak alam.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Namun, saya tetap menaruh simpati pada siswi yang melakukan puja api homa tersebut, saya tahu permohonannya tidak terkabul, sekalipun melakukan 100 kali atau lebih, Bhagawati Kurukulle juga tidak mampu membantunya, bahkan saya pun tidak mampu membantunya.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya diam-diam berbisik padanya, “Siswi! Anda memohon saya, saya memohon siapa?”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Ia mendengar suara, tidak melihat diri saya, ia memandang sekeliling, kebingungan!</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Tetapi, ia tetap tidak mengerti maksud saya.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya terpaksa menjelajah spiritual ke tempat lain!</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Segala asmara di dunia, semua timbul karena nidana, ada jodoh yang dalam, ada jodoh yang dangkal, ada jodoh yang akan membuahkan hasil, ada jodoh yang tidak membuahkan hasil. Sekalipun berdoa dan puja api, tetap ada pemberkatan Dharmabala, tetapi “karma tetap”, “jodoh tetap” juga sulit sekali diubah.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya berkata:<br />Jika syarat terpenuhi.<br />Nidana dengan sendirinya akan bertemu.<br />Jika syarat tidak terpenuhi.<br />Memaksa pun tidak ada gunanya.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya sama sekali tidak bermaksud bahwa sadhana Tantra tidak memiliki Dharmabala, tetapi, kemelekatan ego, pandangan ego, pandangan satkāya-dṛṣṭi, tuntutan hasrat adalah segala Dharma yang berkondisi, “karma tetap” juga sulit diubah.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya telah berusaha sekuat tenaga memberitahu si siswi. Berharap semoga ia dapat melepaskan, barulah dapat benar-benar memadamkan api kerisauan.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Suatu hari, orang yang ia cintai telah menikah, mempelai wanita bukan dirinya.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Kebencian alam manusia paling mengerikan, kebencian yang timbul dari lubuk hatinya tidak hanya membenci siswa itu, tetapi juga membenci si mempelai wanita. Bahkan orang tua, saudara, dan semua orang.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Kebencian bisa mengubah segalanya, seketika, etika, moral, kebijaksanaan, agama, kesabaran telah hilang semua, hati selalu penuh kebencian dan ketidakpuasan, ia tidak mungkin memiliki kebahagiaan dan ketenangan apapun.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Ia tidak mampu menyeimbangkan mentalnya--<br />Membenci Mahaguru tidak menjawab doanya.<br />Membenci sadhana homa.<br />Membenci Bhagawati Kurukulle tidak membantunya.<br />Ia membuang foto Mahaguru dan seluruh Buddha Bodhisattva di altar mandalanya, bahkan tungku homa pun diberikan pada orang lain, semua alat Dharma pun dibuang, jubah yang biasa dikenakannya pun dibakar, ia benci, benci, benci, kebencian yang tak terhingga....</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya meneteskan air mata pun tidak ada gunanya, tidak mampu menyadarkan hatinya.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Ia menyobek sertifikat bersarana.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya merasa malu pada diri saya sendiri, tak disangka saya tidak mampu menolongnya, saya menyalahkan diri sendiri, saya malu, saya tidak mampu, saya sakit hati, tetapi tidak berdaya!</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Semua insan memiliki keinginan, sehingga banyak yang bersarana dengan harapan supaya keinginannya terpenuhi, sebenarnya setelah memasuki pintu sarana, kita harus benar-benar dapat mendalami “Dharma Nidana”, orang yang selalu melekat pada keinginan dan tidak dapat melepaskannya, kadang mudah sekali kehilangan keyakinan.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Mari kita semua coba renungkan:<br />Tidak ada satu benda pun bisa dibawa mati.<br />Hanya karma mengikuti diri.<br />Hasrat tidak pernah terpuaskan.<br />Belajar Buddha berubah jadi belajar Mara.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Setelah memasuki pintu sarana, kita harus membangkitkan Bodhicitta, ke atas berusaha mencapai kebuddhaan, ke bawah menyadarkan insan, kita memohon apapun tanpa niat yang melekat. Dengan kata lain, harus melupakan 3 hal dalam berdana, jangan melekat. Dengan demikian, Bodhicitta yang kita kembangkan barulah tidak akan menyakiti orang lain dan diri sendiri, belajar Buddha dan melatih diri yang sesungguhnya adalah tiada masalah, tiada niat yang melekat, tiada beban, tiada kerisauan, tiada kegelisahan, dan tiada kesedihan.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Menekuni puja api homa dalam ajaran Tantra kita, kita cukup memohon daya pemberkatan dari Buddha Bodhisattva dan para arya serta berusaha dengan sekuat tenaga.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Pada saat bersamaan, kita harus mengerti bahwa kesuksesan dan kegagalan lahiriah di alam manusia sebenarnya merupakan fenomena yang sementara, yang namanya “terbentuk, bertahan, rusak, dan kosong”, “lahir, bertahan, berubah, musnah”, “anitya”, “anatman”, “duka”, “sunya”, semua adalah “nidana” semata. (Asmara adalah nidana semata)</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Tujuan kita belajar Buddha adalah:<br />Menuju kebajikan.<br />Menuju kesucian.<br />Menuju terang.<br />Menuju pembebasan.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Belajar Buddha dan melatih diri adalah belajar kebijaksanaan Moksa (pembebasan) dan kebijaksanaan Bodhi (kebuddhaan), kita harus penuh dengan Dharmasukha, berpuas diri baru bisa selalu bahagia, sehat, sukacita, melihat segala sesuatu di dunia itu indah, selalu bersyukur dalam segala hal, sadhaka mesti menyebarluaskan Dharmasukanya seperti keharuman bunga untuk menggugah insan.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Hidup yang bahagia itu harus menyingkirkan loba, dosa, moha, inilah konsep hidup yang sejati. Iri dan benci itu tidak benar, kita sebagai umat Buddha harus mengerti bahwa Agama Buddha dibangun di atas pandangan benar hukum sebab akibat, yang menjadi korban pertama dari kebencian tetap diri sendiri.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Oh, siswa yang bersarana! Di sini, saya harus memberitahu Anda semua dengan jelas, tahukah Anda hati Mahaguru? Bersarana harus sehati dengan Mahaguru? Tahukah Anda ikrar Mahaguru? Bersarana harus menjalankan ikrar? Tahukah Anda ajaran Dharma Sadhana Tantra Satya Buddha Mahaguru? Bersarana harus mengerti ajaran Dharma? Jangan dipengaruhi oleh “asmara” sendiri.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saya berharap Tantrika yang melatih Sadhana Homa (puja api), tunjukkan “sepenuh hati mempersembahkan”, “sepenuh hati berdana”, “sepenuh hati bertekun”, “sepenuh hati japa mantra”, “sepenuh hati bersyukur”, “sepenuh hati berlindung”. Bukan memohon, memohon, memohon. ... memohon bagaimana bisa puas?</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
.<br />.</div>
<div style="display: inline; font-family: inherit; margin-top: 6px;">
Dari buku 166_Catatan Penjelajahan Spiritual yang di tulis oleh Mahaguru Sheng Yen Lu</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-66834603689390800892020-05-18T18:27:00.000+07:002020-05-18T18:34:28.313+07:00KEUNGGULAN USNISA VIJAYA MANTRA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFHTwbQeiHBYWg_AoBxJK5812XyX5IwmrSDWP-IHNxYQHju8ldi2hlm6zYSTXjykx2ASG3NPh7eyIEDzlJZrtQL4Pve-tuWB-K2Je6LzQ4DLLJhayO_9C6DHt7zLl3gcYdu34t6xidv7SR/s1600/Bhagavati+Usnissa+Vijaya.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="661" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFHTwbQeiHBYWg_AoBxJK5812XyX5IwmrSDWP-IHNxYQHju8ldi2hlm6zYSTXjykx2ASG3NPh7eyIEDzlJZrtQL4Pve-tuWB-K2Je6LzQ4DLLJhayO_9C6DHt7zLl3gcYdu34t6xidv7SR/s640/Bhagavati+Usnissa+Vijaya.jpg" width="436" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #1c1e21; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">*judul asli: <b>Tathagata Usnisa Wijaya Dharani</b></span><br />
<br />
<br style="background-color: white; color: #1c1e21; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Seorang pria bernama Zhao Hui datang menanyakan nasib pada saya.</span><br style="background-color: white; color: #1c1e21;" /><br style="background-color: white; color: #1c1e21;" /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Ketika ia memasuki rumahku, saya merasakan adanya hawa gelap mengambang di atas kepalanya. Dan ada dua makhluk halus mengikuti dirinya pula. Tetapi kedua makhluk halus ini dihentikan oleh Gupala di luar pintu. Mereka menimbulkan suara gaduh di luar.</span></span><span class="text_exposed_show" style="display: inline;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui duduk di hadapan saya.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya menatap wajahnya. Tampak hawa kelabu menutupi wajahnya. Saya merasa prihatin melihat orang ini dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kulit, otot, tulang, bahkan tiga masa kehidupan, tidak memperlihatkan satu kebajikan pun. Bagaimana baiknya?</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui bertanya, “Bagaimana nasib saya?”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya menjawab, “Terus terang, mengenai nasib kehidupan Anda, saya tidak berani mengatakannya.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Tidak masalah, mohon katakan apa adanya.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya berkata, “Orang tua meninggal ketika Anda masih kecil. Anda dibesarkan oleh sanak saudara.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Betul. Sial, tepat sekali!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Kehidupan masa kecil Anda susah, putus sekolah, kerja tidak menetap, berkelahi, dan pernah direhabilitasi.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Betul.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Apakah Anda masih bergaul dengan gangster?” saya bertanya.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui menganggukkan kepala.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Pembicaraan saya sampai di sini. Saya tidak bermaksud melanjutkannya lagi. Sebab saya tahu, orang seperti Zhao Hui dapat digambarkan dalam bahasa modern: sampah masyarakat. Karena ia tidak pernah melakukan hal yang positif dalam kehidupannya. Seluruh hidupnya hanya berkeluyuran, bejat, tak senonoh, mabuk-mabukan, berzinah, berjudi. Bahkan memakai narkoba, mencuri, merampok, dan menipu.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui bertanya pada saya, “Kapan saya bisa jaya?”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya tertawa getir di dalam hati, “Harus menunggu!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Sampai kapan?”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Saya tidak tahu.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui agak marah, “Katanya Anda peramal ulung, tahu segala-galanya. Sekarang giliran meramal saya, mana boleh berkata tidak tahu. Awas! Sekarang saya bertanya, sudah kenyang makan?”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Maaf, sejujurnya adalah, nasib Anda cukup sulit untuk diramalkan.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Sejelek apapun juga ada nasib. Cepat katakan, jangan membuat saya marah, kalau tidak saya akan membuat Anda lenyap dari muka bumi!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Ini merupakan ancaman! Saya berkata, “Zhao Hui, jika saya menolong Anda, apakah Anda dengar perkataan saya?”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Dengar, meskipun gelandangan, saya masih menjunjung tinggi budi pekerti.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya berkata, “Saya ingin membantu Anda mengubah nasib. Pada dasarnya, nasib Anda sangat kelabu, seumur hidup dikuatirkan tidak bakal meraih keberhasilan. Hanya dengan mengubah nasiblah Anda bisa menjadi jaya. Jika Anda patuh pada perkataan saya, saya akan bantu Anda mengubahnya!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Jangan bertele-tele! Cepat katakan!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya berkata, “Ada dua makhluk halus menyertai diri Anda. Jika mereka tidak pergi, Anda tidak akan menempuh hari baik. Dari mana asal-usul mereka?”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Dua makhluk halus?” Zhao Hui kebingungan.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Anda pernah membunuh orang?” saya bertanya.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Malah tidak, pernah mengancam akan membunuh orang, tapi kenyataannya hanya melukai, tidak sungguh-sungguh membunuh.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Coba Anda ingat-ingat, jika tidak membunuh orang, mereka datang dari mana? Anda pernah menyakiti makhluk halus sebelumnya?”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui menggaruk kepala, lalu berseru, “Sial! Begini, saya pernah merampok isi kuburan, dua kali. Apakah merampok kuburan akan menyakiti makhluk halus?”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya menjawab, “Tentu saja.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Sial! Saya hanya mencuri barang-barang yang dikubur, toh tidak melukainya. Untuk apa mereka mengikuti saya?”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Merampok kuburan itu melanggar hukum. Lagi pula mana mungkin mendiang itu tidak marah kalau kuburannya digali? Kedua makhluk halus ini mengikuti Anda, Anda setiap saat pun bisa celaka!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Lalu bagaimana?” tanya Zhao Hui.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Pada saat itu saya berpikir, saya mesti mengajarinya sebuah mantra yang dapat mengubah jalan hidupnya. Tapi bagaimana menyelesaikan karma yang ditimbulkannya?</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Berdana - memperoleh berkah.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Kikir - menderita kemiskinan.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Satwamocana - menjadi panjang usia.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Membunuh - memperpendek usia.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya tahu bahwa Buddhadharma tiada tara dan menakjubkan. Mantra Tantrayana bagaikan ratna manikam, mampu mengabulkan segala doa bajik untuk mencapai keberhasilan.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Tapi, apakah Zhao Hui layak mendapatkan ratna manikam?</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya mengamati tiga masa kehidupan Zhao Hui. la pernah menjadi pejagal babi pada suatu masa kehidupan. Pernah pula berbisnis prostitusi pada suatu masa kehidupan yang lain. Di kehidupan sekarang ini, selain mencuri, yah merampok. Sungguh boleh dikata tidak ada akar kebajikan sama sekali.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya bertanya pada Zhao Hui, “Pernahkah Anda berbuat kebajikan?”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Kebajikan?” Zhao Hui menggeleng-gelengkan kepala.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzinah, tidak berdusta, tidak omong kosong, tidak gosip, tidak menghina, tidak serakah, tidak marah, tidak bersikap bodoh. Ini adalah Dasa Kusala.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Hah, tidak ada kejahatan yang tidak saya lakukan!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Coba dipikirkan lagi, adakah satu kebajikan yang pernah Anda lakukan?” Saya tidak mungkin begitu saja mengajarkan ajaran Tantrayana yang berharga kepada seorang bajingan yang bejat.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui cukup lama berpikir, lalu berkata, “Suatu kali, ketika mencuri barang-barang milik sebuah vihara. Sasaran saya adalah kotak dana yang berisi lembaran uang tunai dalam jumlah yang banyak. Saya telah menggasak kotak dana itu seutuhnya. Percuma mereka menggemboknya. Ketika itu saya sekalian mengambil lukisan di dinding. Sampai di rumah saya perhatikan, ternyata gambar rupang Buddha Sakyamuni. Begitu tahu itu cuma gambar rupang Buddha, ingin rasanya membuang ke dalam tong sampah. Sial! Berapa sih nilai sebuah gambar rupang, buang sajalah. Tapi saya berpikir pula, gambar rupang Buddha ini lumayan indah, sehingga saya menggelarnya di tembok. Saya sempat menatapi gambar rupang Buddha sambil beranjali. Apakah ini termasuk perbuatan baik?”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Oh?” saya membisu.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Gambar rupang Buddha hasil curian digelar di tembok termasuk perbuatan baik? Saya sendiri menjadi bingung.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui berkata, “Saya pernah berbuat kebajikan besar. He-he!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Kebajikan besar apa?” saya terheran.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Saya menemui Anda, ini ‘kan kebajikan besar!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">“Oh!” saya kembali membisu.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya berkata pada Zhao Hui, “Setiap makhluk hidup pada dasarnya berhati mulia, murni bagaikan bulan purnama. Sekalipun makhluk preta di tiga alam samsara, asalkan menjapa mantra tiga kali, semuanya akan memperoleh Sadhana Tantra lalu terbebas dari semua ikatan karma buruk dan mendapatkan pahala. Jika saya mengajari Anda mantra, jalan hidup Anda pasti berubah dan akan mencapai hasil gemilang!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui sangat girang, “Cepat! Cepat!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya mengajarkan Tathagata Usnisa Wijaya Dharani pada Zhao Hui:</span><br /><br /><span style="background-color: white;"><span style="color: #1c1e21;">“</span><span style="color: blue; font-size: large;">Om. A mi li da. De ka. Fa di. Suo ha</span><span style="color: #1c1e21;">.” (mantra hati) </span></span>(dibaca: Om A mi li ta Te ka Fa ti So ha)<br /><br /><span style="background-color: white;"><span style="color: #1c1e21;">Saya mengeluarkan kitab </span><b style="color: #1c1e21;">Sutra Tathagatha Usnisa Wijaya Dharani</b><span style="color: #1c1e21;"> dan memperlihatkannya pada Zhao Hui. Dalam sutra tersebut tertulis: Sang Buddha berkata pada Dewa Indra, dharani ini disebut </span><span style="color: blue;"><b>Tathagatha Usnisa Wijaya Dharani</b> <b>Pembasmi Segenap Alam Samsara</b>,</span></span><span style="background-color: white; color: #1c1e21;"> </span><span style="background-color: white;"><span style="color: blue;">mampu menghapus semua karma buruk dan melenyapkan semua penderitaan dari jalan kejahata</span></span><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">n. Dharani ini diumumkan bersama oleh para Buddha sebanyak delapan puluh delapan koti butir pasir Sungai Gangga. Semua Buddha menerima dengan gembira dan dikukuhkan dengan Lencana Prajna Vairocana Tathagatha. Jika seseorang dalam sesaat mendengarkan dharani ini, ia tidak akan menerima buah karma buruknya serta penderitaan yang bertumpu selama ribuan kalpa yang lalu yang mengakibatkan dirinya terjerumus dalam sirkulasi samsara di alam neraka, alam preta, dan alam hewan ..., tak akan menerima hukuman berat dan segera terlahir di Buddhaloka sebagai calon Bodhisattva dan menemui para Buddha dan Bodhisattva.</span><br /><br /><span style="background-color: white;"><span style="color: #1c1e21;">Saya mengajari Zhao Hui, “</span><b><span style="color: blue;">Ambillah segenggam tanah. Japalah dharani ini sebanyak 21 kali. Taburkanlah pada orang yang meninggal, maka arwahnya akan naik ke alam dewa</span></b><span style="color: #1c1e21;">.”</span></span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Begitu Zhao Hui mendengarkan hal ini, ia segera melakukannya.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya mengajak Zhao Hui ke luar rumah. Zhao Hui menaburkan dua genggam tanah ke arah yang saya tunjuk. Terdengar suara gemuruh! Kedua makhluk halus tadi segera lenyap dan naik ke alam dewa! Begitu dua makhluk halus itu lenyap, hawa gelap di tubuh Zhao Hui perlahan-Iahan menghilang.</span><br /><br /><span style="background-color: white;"><span style="color: #1c1e21;">Tathagatha Usnisa Wijaya Dharani menyatakan, “</span><b><span style="color: blue;">Orang yang menjapa dharani ini, semua karmanya dari ratusan kalpa akan lenyap, akan terbebas dari penyakit parah dan memperoleh kedamaian serta panjang usia, dapat berubah jalan hidup. Sewaktu meninggal, akan terlahir di berbagai Buddhaloka</span></b><span style="color: #1c1e21;">.”</span></span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya mengajarkan Zhao Hui Mudra Wijaya, juga mengajarkan cara bervisualisasi saat menjapa mantra, yaitu bervisualisasi hati sendiri berubah menjadi cakra chandra, di atas cakra chandra terdapat aksara Sansekerta Kang berwarna putih memancarkan cahaya menerangi semua makhluk hidup. Orang yang terkena pancaran cahaya ini, karmanya akan lenyap, lahir batin terasa teduh, dan akan memperoleh mahaprajna.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">●</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui memperoleh ilham.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Sejak ia mendapatkan Tathagatha Usnisa Wijaya Dharani, ia amat tekun menjapanya. “Ambillah segenggam tanah, japalah dharani ini sebanyak 21 kali. Taburkanlah pada orang yang meninggal, maka arwahnya akan naik ke alam dewa!” Hal ini sungguh mengagumkan. Zhao Hui tidak memberitahu hal ini pada siapa pun. la sepenuh hati menjapa mantra ini tanpa henti. Setiap malam ia mengunjungi tanah kuburan untuk menaburkan tanah yang diberkati mantra ke setiap kuburan yang ditemuinya, baik yang pernah ia kenal maupun tidak, semuanya ditaburi. Demikianlah upaya ini ditekuni oleh Zhao Hui. Ia merasa hal ini sangat berarti.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Usai menaburkan tanah di satu tanah kuburan, ia meneruskan lagi ke tanah kuburan yang lain. Jejak kaki Zhao Hui membekas di banyak tanah kuburan.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Suatu ketika saya kembali melihat Zhao Hui. Sungguh mengejutkan, di sekeliling tubuhnya penuh dikerumuni makhluk halus. Tapi mereka bukanlah arwah penagih hutang, melainkan makhluk halus yang bijak. Zhao Hui disanjung oleh segerombolan makhluk halus.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya berkata, “Anda telah berteman dengan makhluk halus.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui menjawab, “Hanya kebajikan inilah yang dapat saya lakukan!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Air muka Zhao Hui tampak berubah. Hawa gelap telah menghilang. Wajahnya penuh dengan cahaya putih dan cahaya merah. la terlihat puas dan bangga. Sesungguhnya, jalan hidup Zhao Hui telah berangsur- angsur membaik.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Dulu kesehatannya kurang baik, setelah menjapa mantra, seakan lebih bertenaga, daya tahan tubuhnya semakin kuat (sebenarnya ini dibantu oleh makhluk halus yang bijak). Penyakit yang diderita sebelumnya membaik sendiri tanpa diobati.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Tadinya Zhao Hui memiliki wilayah kekuasaan dan menarik uang pungli dari pedagang kecil tempat ia bermukim. Usaha para pedagang di sana lumayan, sehingga jumlah uang pungli juga tidak sedikit. Zhao Hui tidak serakah, malah mengembalikan uang pungli pada para pedagang. Oleh karena itu, mereka semakin menghormatinya.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Orang tua angkatnya meninggal dunia dan mewariskan sejumlah uang untuknya. Dengan uang tersebut, ia memulai usaha restoran. Tak diduga, usaha restorannya bertumbuh jaya. Ia investasi lagi di bidang yang lain, ternyata setiap investasinya sukses. Kini ia telah menjadi orang kaya.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">la menikah dan memperoleh seorang putra. la menjadi ketua RT, ketua RW, kepala desa. Sekarang ia menjadi anggota DPRD tingkat II (banyak orang respek pada Zhao Hui, sesungguhnya adalah banyak makhluk halus menaruh respek pada Zhao Hui yang menjadi anggota DPRD tingkat II).</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">●</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui memberitahu saya satu hal, “Wijaya Dharani juga dapat melindungi diri!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui mengatakan, suatu ketika seorang kandidat menyewa pembunuh hendak melenyapkan nyawanya. Jarak si pembunuh sangat dekat. Pembunuh menodongkan pistol ke dadanya.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui kewalahan, segera menjapa mantra, “</span><span style="background-color: white;"><span style="color: blue;">Om. A mi Ii da. De ka. Fa di. Suo ha.</span></span><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">.”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Si pembunuh menarik pelatuk pistol. Zhao Hui mengira dirinya pasti mati. Tak disangka, “Klek!” peluru pistol macet. Si pembunuh bergumam, “Sial, ada setan!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Si pembunuh kabur tunggang-Ianggang.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Zhao Hui berkata, “Ini hanyalah salah satu kasus selamat dari marabahaya. Masih banyak kejadian mukjizat semacam ini, selalu mampu mengatasi kondisi pada saat-saat kritis, sungguh sulit dipercaya!”</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Saya melihat semakin banyak makhluk halus bijak yang mengerumuni dirinya. Semuanya datang membantu. Kemungkinan besar ia dari anggota DPRD tingkat II akan segera menjadi anggota DPRD tingkat I dan berlanjut menjadi anggota DPR.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">Tertulis sebait gatha:</span></span><span style="background-color: white; color: #1c1e21; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"> Memberkati tanah dengan mantra</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #1c1e21; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"> Menaburi arwah berupa sadhana</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #1c1e21; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"> Saat jalan hidup telah buntu</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span><span style="background-color: white; color: #1c1e21; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"> Ternyata muncul kehidupan baru.</span><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /><br /><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21;">:: OM GURU LIANSHENG SIDDHI HUM </span></span><span style="background-color: white; color: #1c1e21; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">.</span><br /><br /><span style="background-color: white; color: #1c1e21; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px;">Dikutip dari buku 148_Daya Magis Mantra.<br /><br /><br />Catatan: Di FB Sdr. </span></span><a ajaxify="/groups/member/?group_id=409505552823353&member_id=100000398978311&ref=group_story" class="_6qw4" data-hovercard="/ajax/hovercard/user.php?id=100000398978311&extragetparams={"directed_target_id": "409505552823353"}" href="https://www.facebook.com/villabandara?comment_id=Y29tbWVudDo5NjU4NjMxNDM4NTQyNTVfOTY2MTczNzQ3MTU2NTI4" rel="dialog" style="background-color: #f2f3f5; color: #385898; cursor: pointer; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-weight: 600; text-decoration-line: none;">Narayana Khoe</a><span style="background-color: #f2f3f5; color: #1c1e21; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif;"> menuliskan: </span><span dir="ltr" style="background-color: #f2f3f5; color: #1c1e21; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif;"><span class="_3l3x" style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Mantera pendek nya...<b>Om Amrta Tejavati Souha</b>....</span></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-58469795836156481882020-05-16T12:34:00.001+07:002020-05-18T18:29:07.975+07:00GURU TIDAK MARAH (kelapangan hati seorang mahaguru)<div align="center" class="ROUTEPATH" style="background-color: white; color: tomato; font-family: DFKai-sb; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: 27px; margin-bottom: 5px; text-align: -webkit-center;">
<br /></div>
<div class="news-text" style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px; line-height: 26px; list-style-position: inside; padding: 25px 50px;">
Kepribadian saya sangat aneh, saya bisa merindukan siswa lama, walaupun siswa saya makin lama makin banyak, namun, siswa yang meninggalkan saya juga ada.<br />
<br />
Dunia ini memang demikian:<br />
Yang berjodoh, berkumpul.<br />
Yang tidak berjodoh, berpisah.<br />
<br />
Berkumpul dan berpisah juga berada di dalam ketidakkekalan.<br />
Saya sering berkata, “Siswa seperti air mengalir, datang dan pergi, ini sangat alami. Namun, saya selalu memberikan restu.”<br />
<br />
Saya tidak marah.<br />
Karena saya mengerti ini.<br />
Segala hal itu anitya!<br />
Segala dharma itu anatman!<br />
Nirvana!<br />
Saya memiliki:<br />
Pandangan samata.<br />
Pandangan sempurna.<br />
<br />
*<br />
Dalam suatu pameran, saya melihat seorang siswa lama. Hati saya sangat senang.<br />
Ia belajar Fengshui Aliran Qingcheng dari saya.<br />
Kemudian, ia menjadi pembicara fengshui.<br />
Saya senang sekali melihatnya, lalu menghampiri dan menyapanya, “Hei! Apa kabar! Lama tak jumpa!”<br />
Begitu ia melihat saya.<br />
Kedua matanya berbalik menengok ke atas, acuh tak acuh.<br />
Saya berkata, “Apa kabarmu akhir-akhir ini?”<br />
Ia langsung menoleh, bicara dengan temannya, membuat saya canggung.<br />
Saya bertanya, “Apakah Anda tidak mengenaliku?”<br />
Ia mendengus.<br />
Melontarkan satu kalimat, “Musuh bebuyutan!”<br />
Lalu pergi meninggalkan saya dengan langkah besar!<br />
Saya berdiri tertegun di tempat semula, hati saya pedih, namun, langsung berganti menjadi sehampar keheningan.<br />
Saya diam-diam merestuinya, “Lancar, mujur sesuai kehendak.”<br />
“Sehat, panjang umur.”<br />
“Berhasil dalam melatih diri.”<br />
<br />
*<br />
Sejak saya memahami hati dan menyaksikan Buddhata, seluruh pandangan hidup saya berubah total.<br />
Saya tidak punya musuh.<br />
Saya tidak punya benci.<br />
Saya tidak punya dendam.<br />
<br />
(Pandangan kesetaraan antara kawan dan lawan)<br />
Ikrar saya adalah, “Tidak mengabaikan satu insan pun.”<br />
Hati saya, ibarat langit cerah tanpa awan, sehampar sinar biru, kosong melompong, ego tidak ada lagi, segalanya demi kebaikan orang lain.<br />
<br />
Saya merindukan siswa lama.<br />
<br />
Sajak:<br />
Bunga musim semi dan rumput musim gugur<br />
Berapa lama hidup ini<br />
Semegah apapun hidup ini<br />
Setiap manusia sama-sama menjadi tua<br />
Cinta dan benci tetap harus disingkirkan<br />
Cinta juga disingkirkan<br />
Benci juga disingkirkan<br />
Segalanya alami<br />
Saya diam-diam merestui<br />
Apakah Anda tahu?<br />
<br />
<br />
*<br />
:: MG Lu, sungguh agung dan mulia hatimu</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-32887430610402367842020-05-16T12:14:00.000+07:002020-05-16T12:14:21.003+07:00MAHA PETAKA (penulisan kisah porno yang mengapuskan segala keberkahan)<br />
<br />
<br />
Suatu hari, seorang novelis ternama Xie Run datang berkunjung.<br />
<br />
Xie Run tahu saya setiap hari menulis buku tanpa berhenti dan telah menulis buku lebih dari seratus jilid. Ia merasa kagum. Dan, saya juga tahu Xie Run adalah seorang penulis yang berpotensi, karyanya berbobot, bukan kelas sembarangan. Saya juga sangat respek padanya. Penulis yang demikian datang menemui saya, tentu saya merasa tersanjung.<br />
<br />
Xie Run bertanya pada saya, "Dharmaraja Lian Sheng, saya dengar Anda bisa berhubungan dengan alam halus?"<br />
<br />
"Lumayan."<br />
<br />
"Bisakah bantu saya menanyakan sesuatu?"<br />
<br />
Saya jadi tertawa, "Penampilan Anda hebat, terkenal di mancanegara, berwawasan luas, masih adakah hal yang perlu dipertanyakan?"<br />
<br />
Dengan nada serius, Xie Run berkata, "Anda benar, seumur hidup saya tidak pernah percaya pada alam halus, juga tidak percaya hal supranatural. Terhadap hasil karya Anda, saya pernah mencemoohkannya. Tetapi hal itu sudah berlalu, mohon Anda tidak tersinggung. Tahun ini usia saya enam puluh empat tahun. Sepanjang hidup saya ini, soal kepintaran saya tidak ketinggalan dari orang lain, soal kemampuan saya tidak kalah dari orang lain. Namun, di kalangan pendidikan saya tidak pernah memperoleh jabatan tinggi, begitu pula di instansi pemerintah. Pernah ada beberapa kesempatan baik, juga pupus. Anda lihat saya ini penulis ternama, sebenarnya cita-cita saya tak pernah tercapai, selalu dikesampingkan orang lain."<br />
<br />
"Sungguh demikiankah?" saya tercengang.<br />
<br />
"Anda lihat saya ini orang terkenal," kata Xie Run, "Sesungguhnya uang tak punya, jabatan pun tak ada, rumah tangga pun hancur berantakan, rumah pun tidak ada. Fisik saya sudah tidak sesehat dulu lagi, seumur hidup ini hanya memiliki beberapa buku kusam saja. Kesulitan selalu datang mencekam, seolah-olah ada sebuah tangan yang tidak tampak telah menepis segala harta dan kedudukan saya. Kiranya di alam ini ada suatu kekuatan yang mengendalikan takdir. Saya tidak mengerti mengapa demikian, mohon Anda sudi membatu saya cari tahu."<br />
<br />
"Baiklah!" jawabku.<br />
<br />
Di hadapan Xie Run, saya memejamkan kedua mata. Batin saya berdoa pada Tri Adinata, yaitu Maha Dewi Yaochi, Amitabha Buddha, dan Ksitigarbha Bodhisattva.<br />
<br />
Seseorang bernama Xie Run, hendak mengetahui karma baik-buruknya. Melalui kemahiran meramal, kemuliaan Margah, mohon segera memberi petunjuk. Menepis rintangan kabut, memperoleh jawaban. Demikian amanat ini.<br />
<br />
Saat itu, di depan mata saya sekonyong-konyong tampak cahaya putih berkilauan. Di tengah cahaya putih terdapat sebuah lubang, seorang bocah berpakaian warna hijau muncul dengant tangan memegang sebuah buku daftar nama.<br />
<br />
Di atas buku daftar nama dengan jelas tertera nama Xie Run. Si bocah membuka kitab daftar nama dan memperlihatkannya padaku. Saya terperanjat melihat isi kitab tersebut....<br />
<br />
Rupanya Xie Run memiliki jatah sebagai pejabat. Di perguruan tinggi tidak hanya sebagai dosen, mestinya bisa menjabat sebagai dekan, bahkan akan dipekerjakan pada bagian eksekutif di instansi pemerintah. Memiliki harta dan kedudukan, berumah tangga yang harmonis.<br />
<br />
Kesehatannya sangat baik, usianya bertahan hingga delapan puluh sembilan tahun.<br />
<br />
Karakter Xie Run sangat bersetia-kawan dan berbudi luhur.<br />
<br />
Lantas, mengapa bisa begini?<br />
<br />
Di akhir catatan terdapat beberapa kalimat yang hurufnya sangat kecil. Rupanya ketika Xie Run masih muda, demi honor karangan yang tidak seberapa yang ditawarkan oleh pihak penerbit, secara tidak serius ia telah menuliskan buku cerita porno sebanyak enam jilid, bentuknya tipis dan hasil cetakannya kasar. Cara penulisannya blak-blakan, penuh desahan porno. Tulisan yang tak bertanggungjawab.<br />
<br />
Hanya dikarenakan enam buku cabul itulah kajayaan hidup yang bakal dimiliki oleh Xie Run terhapus semua.<br />
<br />
Kini, semuanya tampak jelas. Saya membukakan mata, lalu bertanya, "Sewaktu masih muda, apa yang Anda lakukan?"<br />
<br />
"Sekolah, selalu juara satu."<br />
<br />
"Apakah menulis naskah?"<br />
<br />
"Ya, terbit di surat kabar."<br />
<br />
"Menerbitkan buku?"<br />
<br />
"Waktu itu belum."<br />
<br />
"Saya katakan sudah," saya menegaskan, "yang tipis, cerita porno." saya berterus-terang.<br />
<br />
Dengan mulut menganga tampak wajah Xie Run mulai memerah. Dari raut mukanya mencerminkan ia tak dapat percaya.<br />
<br />
"Oh! Anda mengetahui juga, memang ada, memang ada."<br />
<br />
"Enam buku?"<br />
<br />
"Betul, enam buku." Xie Run menganggukkan kepala.<br />
<br />
"Enam buku cabul inilah yang telah merampas segala kemewahan hidup Anda, yang tak henti-henti pula telah mencelakai Anda. Hari ini kalau bukan berkat pahala yang telah Anda himpun pada kelahiran yang lampau, nyawa Anda pun sudah tak terjamin."<br />
<br />
Xie Run amat terkejut, "Sungguh demikian parahkah?"<br />
<br />
"Buku cabul dapat menggoyahkan cita-cita seseorang, mengajak orang memasuki jalan yang sesat, merusak moral dan akhlak bagi pria dan wanita yang membacanya!" tuturku.<br />
<br />
Saya katakan:<br />
Hanya alam hewan tak mengenal ikatan suami-istri.<br />
Tak tahu budaya malu dalam hal birahi<br />
Selaku manusia hendaknya bermoral tinggi<br />
Kalau tidak, tiada beda dengan hewan<br />
Berzinah adalah pangkal dari segala dosa<br />
Jauhi semua ini bila ingin menapaki jalan sadhana.<br />
<br />
Saya lanjut berkata, "Kita manusia lahir dari nafsu birahi, setiap manusia mempunyai akar nafsu birahi, sehingga kebiasaan buruk ini susah dihilangkan. Menurut hukum karma, manusia lahir dari nafsu birahi, akan mati karena nafsu birahi pula. Oleh karena itu, bagi yang memahami ini semua, hendaknya membatasi diri dalam perbuatan yang berkaitan dengan nafsu rendah. Manfaatnya adalah tubuh sehat, umur panjang, berprestasi, dan bintang sejahtera selalu menyinari. Sebaliknya, menambah keserakahan orang dalam hal demikian, tentu dirinya akan kehilangan segala-galanya, Dewa Murka akan menghampiri dirinya."<br />
<br />
Setelah mendengarkan hal ini, Xie Run menganggukkan kepala, "Bagaimana dengan suami-istri?"<br />
<br />
"Hubungan intim suami-istri juga tidak boleh di luar batas. Pokoknya mesti membatasi diri, kalau tidak akan memperpendek usia."<br />
<br />
Xie Run bertanya, "Kesalahan saya ini telah telanjur, bagaimana pertobatannya?"<br />
<br />
Saya menjawab, "Setahu saya, orang yang menulis buku cerita porno dan menggambar ataupun mengukir gambaran porno, rintangan karmanya baru selesai bila hasil karya itu sendiri sudah lenyap dari peredaran. kalau tidak, karma buruk akan selalu menyertai dirinya!"<br />
<br />
Xie Run sangat ketakutan, "Begitu parahkah?"<br />
<br />
"Memang," saya berkata, "Andai kata keenam buku cabul ini terus beredar, pengaruhnya tentu masih berkepanjangan. Coba pikir, bagaimana mungkin karma buruk bisa lenyap?"<br />
<br />
"Saya menulis buku ini hanya iseng dan gara-gara tertarik pada honor saja, tak disangka malah mengundang maha petaka yang demikian parah. Sekarang bagaimana?"<br />
<br />
Saya beritahu Xie Run, "Kelihatannya hanya ada dua cara. Kesatu, tulislah buku bermuatan moral yang menyadarkan orang agar jangan berzinah. Kedua, begitu melihat buku cabul, langsung dibakar."<br />
<br />
"Ini bagus sekali!" jawab Xie Run. Lalu, ia pergi dengan perasaan bahagia.<br />
<br />
Belakangan, Xie Run mengirimkan sepucuk surat mengucapkan terima kasih pada saya. Dalam surat ia mengagumi akurasi saya meramal, di samping itu, ia juga sudah mulai percaya dan memuja Buddha, tidak berani lagi berkomentar bahwa hukum karma itu sesuatu yang takhayul.<br />
<br />
Untnuk membuktikan kebenaran ramalan saya, ia malah mengirimkan saya keenam buku cabul itu. Rupanya ia masih menyimpan naskah aslinya dengan nama samaran penulis Yin Gen (akar birahi). Judul buku antara lain: Kesenangan dalam Kesenangan, Kebahagiaan Bersenggama, Nyonya Komisaris....<br />
<br />
Saya teringat semasa masih remaja, rasanya pernah melihat buku-buku semacam ini dipajang bebas di toko loak pasar malam yang terletak di jalan Liu He, gang II, Kaoshiung. Buku-buku ini sungguh telah membejatkan moralitas kawula remaja.<br />
<br />
Xie Run berpesan agar saya mewakili dirinya membakar habis enam buku cabul tersebut untuk menyatakan tobat.<br />
<br />
Saya kabulkan permintaannya.<br />
<br />
Demikian sebait gatha sebagai catatan:<br />
Orang cabul tidak bangun dari mimpi<br />
Selalu terhanyut dalam nafsu birahi<br />
Malapetaka akan tiba suatu saat nanti<br />
Hendaknya sabar bahwa sunya itu bersifat sejati<br />
<br />
<br />
<br />
Sumber : buku ke-145_Batin Teduh Seketika<br />
http://tbsn.org/indonesia/newsClass.php?cid=23Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-2195702093569630862019-07-28T09:13:00.000+07:002020-05-31T12:28:58.085+07:00JAPAMALA (TASBIH) MILIK KAKEK<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 20.25pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Dulu saya membantu orang
mengamati geomancy (mengamati fengshui tanah), bukan hanya yang fisik, juga melihat
yang metafisik. Yang metafisik adalah makhluk halus.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Berikut ini saya akan
menceritakan sebuah misteri:<br />
Saya pernah mendatangi rumah seorang hartawan terkenal di Kota Kaohsiung untuk
mengamati fengshui rumahnya. Begitu memasuki rumah, saya menemukan rumahnya
penuh dengan makhluk halus, semuanya datang untuk menagih utang. Saya langsung
mengetahui bahwa bisnis hartawan ini akan gagal, akan runyam, ekonominya akan
bangkrut.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Ternyata tak lama kemudian, ia
pailit total.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Pernah lagi suatu kali saya
mendatangi rumah seseorang yang miskin untuk mengamati fengshui. Ia tinggal di
rumah petak desa. Saya melihat banyak sekali makhluk halus bagaikan semut yang
memadati rumahnya. Makhluk-makhluk halus ini memanggul karung-karung serbuk
emas ke dalam rumah petak.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Makhluk-makhluk halus ini sungguh
bagaikan semut, satu per satu berbaris mengantar serbuk emas ke dalam rumah
petak.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Saya tahu bahwa pemilik rumah ini
akan menjadi jaya.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Akhirnya ternyata pemilik rumah
ini menjadi kaya raya dan terkenal. Ia menjabat sebagai anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, perusahaan yang digelutinya terus menuju kejayaan. Ia
menjadi orang kaya raya di negerinya.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Biasanya ada dua kemungkinan kala
saya mengamati seseorang; apabila di sekeliling orang tersebut banyak makhluk
miskin penagih utang, maka dirinya pasti akan jatuh miskin. Apabila di
sekeliling orang itu banyak Dewa Rejeki yang menyertainya, maka dirinya pasti
akan makmur.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Oleh karena itu, bagaimanapun
juga semuanya tidak terlepas dari peranan makhluk halus, semuanya adalah ulah
dari makhluk yang metafisik.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Suatu ketika, saya pergi makan
malam di pasar malam yang letaknya di depan sebuah kuil. Di depan kuil ada
sebidang tanah kosong, ada sebuah warung kecil di sana. Warung kecil ini
menyediakan empat macam menu, yang pertama adalah sup ramuan obat, yang kedua
adalah mie, yang ketiga adalah chiongfan, dan yang keempat adalah sayur rebus.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Di sekeliling warung kecil ini
tersedia banyak meja dan kursi, semuanya dipenuhi pengunjung. Sedemikian
banyaknya pengunjung, bagaikan kawanan semut merebut biskuit besar.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Alangkah kagetnya begitu saya
membukakan mata batin untuk melihat. Ternyata selain dikunjungi oleh ratusan
pelanggan, tempat ini juga dipenuhi oleh ratusan makhluk halus. Para makhluk
inilah yang menarik para tamu untuk makan di sana.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Makhluk halus menarik pengunjung,
pengunjung mau tak mau menuruti. Dan kenyataannya menu sup ramuan obat warung
kecil ini memang terkenal di mana-mana, rasanya sedap. Setiap malam pengunjung
datang berhamburan mencicipinya.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Usaha ini bila diteruskan akan
meraup keuntungan yang berlimpah-limpah, bagaikan keran air yang tak pernah
berhenti mengalir.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Ada yang berkata bahwa pemilik
warung kecil ini setiap malam pulang ke rumah menghitung uang sambil tertawa
terbahak-bahak!</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Ada yang berkata bahwa pemilik
warung kecil ini telah memiliki beberapa unit gedung bertingkat, sudah menjadi
hartawan yang jumlah kekayaannya sudah memasuki digit milyaran!</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Oleh sebab itu, saya sengaja
mengamati garis wajah pemilik warung kecil ini. Raut muka pemilik warung ini
gelap dan kelabu, hidung mancung ke dalam, mulut monyong, mata sipit, muka
kurus kempot. Tampaknya sama sekali tidak seperti wajah orang kaya, malah lebih
mirip gelandangan yang tua bangka.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Saya merasa pak tua ini ‘tak ada
apa-apanya’! Tetapi, pak tua ini bisa kaya, sungguh aneh! Bukan hanya jaya,
bahkan banyak sekali makhluk halus berada di sekeliling pak tua ini menarik
pengunjung serta membantunya mencuci piring dan membersihkan meja. Ini sungguh
mengherankan!</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Saya curiga pak tua ini mungkin
memelihara tuyul, dan semua makhluk halus ini merupakan peliharaannya. Tapi
kelihatannya bukan begitu, meskipun wajah pak tua ini tidak mendukung, di
tubuhnya tidak dihinggapi hawa gelap.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Saya mengamati tanah dan warung
kecil ini dari jauh. Di atas tanah ini menampakkan garis-garis sinar merah yang
halus, diam-diam diselimuti awan merah. Saya kira, mungkin karena fengshui
tanah ini bagus sehingga membuat warung kecil ini semakin jaya.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Namun, tidak demikian pula halnya
dengan warung-warung lain di sana, usaha mereka sepi, hanya cukup untuk
kebutuhan sesuap nasi saja.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Kasus ini membuat saya sangat
penasaran!</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">*</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Suatu hari, seseorang datang
antri untuk berkonsultasi. Ia minta diberikan sebuah nama untuk cucunya. Begitu
saya menengadahkan kepala, kebetulan sekali, ternyata pak tua si pemilik warung
kecil itu.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Saya berkata, “Dagangan Anda
sungguh laris!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Dengan sangat rendah hati, ia
menjawab, “Ah, tidak!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Mengapa dagangan Anda bisa
demikian laris?” saya penasaran.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Nasib baik,” ia menampakkan dua
baris gigi yang hitam.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Tak mungkin hanya sekedar nasib
baik!” ujarku.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">“Bagaimana kalau Anda membantu
saya meramal?” ia memohon.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Ia menuliskan sebuah nama, data
kelahiran, dan alamat.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Begitu saya mengamati, langsung
terdengar alunan suara mantra yang membentang di langit dan bumi, semerbak kayu
cendana sepoi-sepoi merebak di udara, sinar terang melingkar-lingkar. Saya
melihat di tengah-tengah lingkaran sinar terang terdapat banyak sosok Dewa
Rejeki. Hal ini sungguh mengherankan!</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Saya berkata, “Anda bisa menjapa
mantra!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Tidak bisa.” Pak tua yang
bernama Pan Ji ini menjawab apa adanya.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Saya terdengar suara mantra,
tercium wewangian kayu cendana, terlihat Dewa Rejeki menyertai Anda.”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Tidak mungkin!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Saya selama ini cukup banyak
membantu orang melalui konsultasi, amat manjur, semua yang saya ucapkan itu
tepat adanya, jarang ada orang di depan saya menjawab dengan dua kata ‘tak
mungkin’. Mata dewa dan telinga dewa saya tidak mungkin keliru. Kalau keliru,
pasti ada sebab-sebab lain, dan saya juga bisa menemukan faktor penyebab
kekeliruan tersebut.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Saya bertanya, “Di keluarga Anda,
siapa yang bisa menjapa mantra?”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Istri dan anak semuanya tidak
bisa,” jawab Pan Ji.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Selain itu masih ada siapa
lagi?” saya lanjut bertanya.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Yang sudah almarhum termasuk
tidak?”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Termasuk.”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Pan Ji berkata, “Di dalam
keluarga kami, hanya Kakek saya, Almarhum Pan Li, yang bisa menjapa mantra.
Semasa hidupnya ia sangat menghormati Dewa Bumi. Ia pernah membangun sebuah
kuil Dewa Bumi, dan menjabat sebagai pengurus kuil tersebut. Suatu ketika,
seorang bhiksu menghadiahkan seuntai japamala kepada Kakek, juga mengajari
Kakek menjapa Mantra Dewa Bumi. Sejak itu Kakek sepanjang hidup menjapa Mantra
Dewa Bumi dengan japamala tersebut, sampai-sampai japamalanya menjadi hitam
memancarkan cahaya kelam.”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Di manakah japamala Kakek?”
Kiranya saya telah mendapatkan jawabannya.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Kakek memberikannya pada Ayah,
lalu Ayah memberikannya pada saya. Tetapi saya tidak tahu lagi di mana saya
taruh, saya mesti bertanya pada istri di rumah.”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Pan Ji pulang bertanya pada
istri.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Istrinya menjawab, “Japamala itu
dilingkarkan di sebuah pokok tersembunyi di warung, terselip di sela-sela,
tidak ada orang yang tahu!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Pan Ji memeriksa di tempat yang
dimaksud, ternyata ada.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Pan Ji memperlihatkan japamala
yang hitam kelam itu pada saya.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Pan Ji tidak mengerti betapa
berharganya japamala tersebut.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Saya memberitahu Pan Ji, “Kakek
Anda, Pan Li, meskipun hanya menjapa Mantra Dewa Bumi, menghormati Dewa Bumi,
mengagumi Dewa Bumi, itu saja sudah bisa memperoleh perlindungan dari Dewa
Bumi.”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Mantra Dewa Bumi adalah "</span><span style="font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12pt;"><span style="color: red;">Na mo san
man duo, mu duo nan. Om, du lu, du lu di wei, suo ha</span></span><span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">".</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Mantra ini harus dibaca sebelum
kita membaca sutra. Maksudnya adalah untuk mengundang kehadiran empat penjuru
Dewa Bumi melindungi pembacaan sutra.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Pan Li sepanjang hidup menjapa
mantra ini, dengan sepenuh hati menghormati, tentu akan mengundang segenap Dewa
Bumi datang melindungi dirinya. Mantra ini bukanlah mantra dari Buddha,
Bodhisattva, ataupun Vajrasattva. Juga bukanlah mantra agung. Namun, janganlah
menganggap remeh, sebab mantra ini juga mengandung kekuatan yang menakjubkan.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Apabila seseorang mengalami
gangguan dari makhluk halus, japalah mantra ini, maka makhluk halus akan
mundur. Malah akan memperoleh respek dari makhluk halus.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Apabila seseorang menderita berbagai
macam penyakit, japalah mantra ini, maka semua penyakit akan lenyap hingga
sembuh total, tubuh senantiasa sehat walafiat.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Dulu saya pernah mengajari orang
menjapa mantra ini. Mantra ini sangat efektif untuk penyakit kulit, antara lain
penyakit kutu air, kudis, panu, campak kering, dan lain-lain. Banyak orang yang
berpenyakit kulit telah sembuh, sebab mantra ini mengundang kehadiran Dewa Bumi
yang mampu melenyapkan kuman pada kulit si penderita.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Apabila seseorang dengan sepenuh
hati menjapa mantra ini, menaati Pancasila Buddhis (Lima Sila, yaitu tidak
membunuh, tidak mencuri, tidak berdusta, dan tidak mabuk-mabukan) dan menjalani
Dasa Kusala Karma (Sepuluh perbuatan baik, yaitu tidak membunuh, tidak mencuri,
tidak berzinah, tidak berdusta, tidak memfitnah, tidak berbicara kasar, tidak
berucap yang tidak perlu, tidak lobha, tidak berniat jahat, berpandangan
benar), kelak ia tidak akan terjerumus ke tiga alam samsara. Ia akan terlahir
di alam dewa menikmati sukha mulia.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Apabila seseorang ingin memohon rejeki,
mantra ini paling mujarab. Segenap Dewa Bumi akan mengerahkan para makhluk
datang untuk membantu. Orang tersebut akan mendapatkan dukungan dari banyak
makhluk tanah, memperoleh rejeki yang tidak terbatas jumlahnya.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Pan Li sepanjang hidup menjapa
mantra ini, tentu memiliki pahala yang besar. Japamala milik seorang kakek
diwariskan pada ayah, diwariskan lagi p ada cucu. Berkah masih tetap ada,
sungguh menakjubkan!</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Saya menuliskan sebuah gatha:<br />
Betapa sukha menjapa mantra<br />
Kini diwariskan di dunia fana<br />
Bila sepenuh hati menjapa<br />
Makhluk halus berlindung sepanjang masa.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">*</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Kisah lain yang berhubungan
dengan Mantra Dewa Bumi tercatat sebagai berikut:<br />
Suatu kurun masa tertentu, wabah penyakit terjangkit di seluruh negeri, hewan
ternak yang mati banyak sekali. Saya melihat banyak makhluk wabah penyakit
berkeliaran di mana-mana mencari mangsa.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Banyak peternak datang menemui
saya memohon bantuan.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Saya mengamati indikasi langit
pada malam hari, ternyata Makhluk Lima Penyakit di sebelah tenggara turun ke
bumi. Wabah penyakit akan merebak ke muka bumi, di mana ayam, itik, sapi,
kambing, dan babi semuanya akan mengalami petaka.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Saya sangat cemas, bermohon pada
Dewa Adipati. Beliau berkata, “Ini bukan urusan saya, ini sudah takdir!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">“Takdir menimpakan bencana, manusia
terkena dampaknya. Saya tidak bisa berpangku tangan!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Jangan campur tangan, hati
manusia sudah terlalu jahat!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Melihat maut tanpa mengulurkan
tangan, hati saya tidak bisa tenang,” ujarku.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Dewa Adipati berkata, “Anda
Sheng-yen Lu kerap menolong orang, tak sadarkah semua petaka ini akibat
perbuatan karma buruk mereka sendiri? Suatu hari, saat Anda sendiri yang
dicelakai orang lain, coba lihat, siapa pula yang akan menolong Anda?”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Saya berkata, “Saat orang lain
mencelakai saya, itu adalah karmawarana saya sendiri. Namun, sekarang melihat
hewan ternak ini akan celaka, sungguh tidak tega!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Akhirnya Dewa Adipati mengajari
saya sebuah cara: siapkan potongan bamboo berukuran 1 kaki 6 inci sebanyak
empat potong, kupas permukaan kulit hijaunya. Untuk menebas bambu mesti pilih
hari “Chengri” (nama hari dari pembagian 12 hari dalam penanggalan lunar yang
berarti hari berhasil). Tuliskan Mantra Dewa Bumi di atasnya dengan aksara
Mandarin atau aksara Sanskerta.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Pada hari “Churi” (nama hari dari
pembagian 12 hari dalam penanggalan lunar yang berarti hari menyingkirkan)
setelah tengah hari, bambu tersebut diabhiseka, lalu japalah Mantra Dewa Bumi
untuk setiap potongan bambu masing-masing 108 kali, atau semakin banyak semakin
bagus.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Pilihlah hari “Dingri” (nama hari
dari pembagian 12 hari dalam penanggalan lunar yang berarti hari penetapan),
tancapkan bambu ini di empat sisi peternakan.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Dengan demikian, peternakan
tersebut tidak akan terjangkit wabah penyakit.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Saya mengajarkan cara ini pada
peternak untuk ditiru.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Ternyata benar-benar manjur!</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Wabah penyakit tak lagi mengamuk
di semua peternakan yang dipasang potongan bambu yang tertulis Mantra Dewa
Bumi. Bahkan tidak satu ekor ternak pun yang celaka.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Sebaliknya, saat wabah penyakit
sedang berjangkit pada tahun itu, banyak peternak yang tidak mengetahui cara
ini kewalahan mengubur bangkai ayam dan babi. Kondisi kematian sungguh
mengenaskan, bangkai ternak bertumpuk setinggi bukit.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Seorang peternak datang bercerita
pada saya.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Suatu malam ia mendengar suara
bisikan orang di luar peternakan. Sebenarnya bukan manusia, tetapi segerombolan
makhluk wabah penyakit. Mereka tiba di luar peternakan.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Sesosok makhluk berkata,
“Peternakan yang satu ini ada cahaya mantra, tidak bisa masuk.”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Mantra apa?” tanya makhluk yang
lain.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Mantra Dewa Bumi.”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Baru Mantra Dewa Bumi kecil,
saya tidak takut, serbu!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Tidak boleh!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Mengapa tidak boleh?”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Meskipun Dewa Bumi kecil, tetap
saja dewa yang bijak.”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Kita memiliki amanat dari atas!”
makhluk itu protes.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Makhluk yang pertama berkata
lagi, “Tapi mantra dewa ini diabhiseka oleh Maha Vajra Acarya Lian Sheng
Sheng-yen Lu!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />“Oh!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Segerombolan makhluk itu terdiam.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Salah satu makhluk berkata, “Ayo
jalan! Cari mangsa di tempat lain saja, yang ini bukan hanya ada Mantra Dewa
Bumi kecil, bahkan terdapat amanat Buddha! Jangan disentuh!”</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Segerombolan makhluk itu sambil
berseru berduyun-duyun pergi menjauh…</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Terus terang, saya katakan,
banyak sekali hartawan yang kemakmurannya tak lepas dari bantuan makhluk halus.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Banyak pula petaka yang kecelakaannya
merupakan gangguan dari makhluk halus.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Semua ini ulah dari yang tidak
berwujud.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Meskipun Konghucu pernah
mengatakan, “Hormati dan jauhilah makhluk halus”, namun ini bukan berarti tidak
ada makhluk halus, hanya saja tidak mengambil pusing saja.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "lucida sans unicode" , sans-serif; font-size: 12.0pt;"><br />Coba kita perhatikan, dalam
Alkitab, Yesus juga pernah mengusir setan dan menghalau iblis. Agama Katolik,
dalam satu ayatnya juga terdapat ritual menghalau setan. Seorang Pastur Katolik
juga sudah berumur bernama Amos justru terkenal sebagai juru pengusir setan!</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
***</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-3073385623044299622019-03-17T18:16:00.002+07:002020-05-31T12:36:17.631+07:00PENUTURAN ORANG YANG GANTUNG DIRI<br />
Suatu kali, saya naik mobil siswa saya untuk meninjau fengshui, tiba-tiba di luar bertiup seembus angin kencang, saya secepatnya menurunkan jendela mobil,<br />
<br />
Angin memang sangat kencang, seketika, semua daun yang berguguran di tanah dan debu tanah bergulung-gulung, ranting pohon di luar bergoyang hebat, langit seolah-olah menjadi gelap, bumi juga berubah menjadi kelabu, awan di tengah angkasa juga melayang cepat.<br />
<br />
Untungnya mobil masih mantap, selama perjalanan, saya tidak merasa mabuk, saya sempat mengantuk, tiba-tiba bertemu seorang yang lidahnya terjulur panjang, berdiri di hadapan saya dan berkata pada saya, “Liansheng, cepat tolong saya! Cepat tolong saya!”<br />
<br />
Orang yang lidahnya terjulur panjang, begitu selesai bicara, langsung hilang.<br />
<br />
Saya tiba-tiba terbangun.<br />
<br />
Merasa, “Aneh!”<br />
<br />
Setelah terbangun, saya berpikir sejenak, orang yang lidahnya terjulur panjang ini, tidak pernah saya temui sebelumnya, saya melihat orang ini seperti pemuda yang berumur sekitar 20 tahun, wajahnya penuh hawa kebencian, hanya sekelebat saja lalu hilang.<br />
<br />
Saya tahu, pasti ada masalah, sehingga saya berikan perhatian khusus!<br />
<br />
*<br />
<br />
Saya meninjau tempat fengshui, pemilik bermarga Yin, ia meminta saya meninjau fengshui rumah tinggalnya, saya melihat beberapa kamar tidur, khusus menunjuk salah satu kamar tidur dan berkata, “Kamar ini selalu diliputi hawa kebencian!”<br />
<br />
“Hawa kebencian apa?”<br />
<br />
Saya menjawab, “Hawa kebencian ini aneh, bukan hawa kebencian manusia, juga bukan hawa kebencian arwah, jangan-jangan orang ini berada di antara hidup dan mati.”<br />
<br />
Kepala keluarga bermarga Yin terkejut sekali mendengar penuturan saya, “Bapak memang hebat!”<br />
<br />
Seketika, kepala keluarga bermarga Yin baru cerita pada saya:<br />
<br />
Kamar ini ditempati oleh putranya, Yin Guo, Yin Guo sangat penurut, prestasinya di sekolah sangat baik, kepribadiannya lembut dan agak introvert.<br />
<br />
Yin Guo sempat menjalin kasih dengan seorang wanita imut dan cantik.<br />
<br />
Keduanya sempat saling mencintai dan saling mengucapkan janji untuk menikah dan sehidup semati.<br />
<br />
Belakangan, kekasihnya pindah ke lain hati.<br />
<br />
Sehingga timbul kebencian dalam hati Yin Guo.<br />
<br />
Yin Guo bukan membenci teman wanitanya, tetapi sahabat yang paling dekatnya, tak disangka mengkhianati dan merebut kekasihnya.<br />
<br />
Yin Guo mogok makan.<br />
<br />
Terakhir, Yin Guo memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menggunakan ban pinggangnya diikat ke tiang, lalu gantung diri di kamarnya sendiri.<br />
<br />
“Sudah meninggal?”<br />
<br />
“Seperti yang Bapak katakan, dikatakan meninggal, ia belum meninggal, dikatakan hidup, ia juga tidak hidup, seketika ditolong, nyawanya memang berhasil diselamatkan, tetapi menjadi koma dan memasuki kondisi tidak hidup dan tidak mati!<br />
<br />
“Sudah berapa lama?”<br />
<br />
“Setengah tahun.”<br />
<br />
Kepala keluarga Yin berlutut di hadapan saya, sambil meneteskan air mata, ia mengatakan bahwa:<br />
<br />
Ia hanya memiliki seorang putra, selebihnya adalah putri, kini putranya dalam kondisi koma, segala harapan pun menjadi sia-sia.<br />
<br />
Ia mendengar orang lain mengatakan, Bapak Sheng-yen Lu sangat luar biasa dalam ramal-meramal, fengshui juga nomor satu, segala penyakit yang sulit disembuhkan pun, dapat disembuhkan, banyak mukjizat, tak terhitung lagi, telah menyembuhkan penyakit banyak orang. Ia bertanya pada dokter, dokter memberitahunya, tunggulah mukjizat! Dokter ini juga berkata padanya, carilah seorang yang bernama Sheng-yen Lu untuk mengatasi masalah ini!<br />
<br />
Saya membisu begitu mendengarnya.<br />
<br />
Saya berpikir, sebelum saya datang, saya sempat mengantuk sebentar di dalam mobil, yang saya lihat justru adalah Yin Guo, ternyata ia bukan arwah, melainkan koma, rohnya keluar dari tubuhnya untuk datang meminta pertolongan saya, saya bisa merasakan ketulusannya.<br />
<br />
Saya melihat kepala keluarga Yin juga orang jujur, seorang veteran, seumur hidup setia pada negara, melihat ia berderai air mata, saya tidak tega.<br />
<br />
Namun, Yin Guo adalah pasien koma, apakah koma itu mudah disembuhkan? Mudah siuman? Bagaimana seluk-beluk masalah di dalamnya?<br />
<br />
Akhirnya, saya berkata, “Saya akan berusaha semampu saya! Ia pasti akan sembuh!”<br />
<br />
Hanya karena Yin Guo pribadi menampakkan diri pada saya, ia datang langsung memohon pada saya!<br />
<br />
*<br />
<br />
Sepulangnya, saya dengan tulus membangun sebuah altar:<br />
Altar setinggi 3 kaki, lebar 24. Altar dibagi menjadi 3 tingkat, tengah bendera kuning, Mao Ji unsur tanah. Timur bendera hijau, timur Jia Yi unsur kayu. Barat bendera putih, barat Geng Xin unsur emas. Selatan bendera merah, selatan Bing Ding unsur api. Utara bendera hitam, utara Ren Gui unsur air.<br />
<br />
Tingkat kedua menggunakan warna merah, menekan seluruh hari 365 derajat.<br />
<br />
Tingkat ketiga menggunakan warna kuning, menekan 72 Disha.<br />
<br />
Altar saya ini baru digunakan jika resmi menggelar ritual.<br />
<br />
Saya menggunakan metode pengundangan Aliran Qingcheng, Xuanmen, Taoisme, saya membentuk mudra pedang, kaki menginjak formasi, menjapa mantra:<br />
咒印若風雷,<br />
Zhòu yìn ruò fēngléi,<br />
天下須臾至;<br />
Tiānxià xūyú zhì;<br />
神仙聞申召,<br />
Shénxiān wén shēn zhào,<br />
急急如律令。<br />
Jí ji rú lǜlìng.<br />
<br />
Hanya perlu sesaat saja, dari tengah angkasa turun sesosok dewa, kepala bermahkota emas ekor ikan, tubuh berjubah bangau, dalaman jubah Dewa Bagua, rumbai-rumbai membuat dua simpul alam semesta, bertulang dewa dan bebas leluasa, tangan memegang kendi obat dan kotak obat.<br />
<br />
Dewa ini adalah Dewa Huatuo, keahliannya menyembuhkan berbagai jenis penyakit, begitu obat mengenai sasaran, penyakit pun sembuh, merupakan raja dewa pengobatan.<br />
<br />
Mungkin ada yang akan curiga, bagaimana Liansheng Sheng-yen Lu dapat mengundang Dewa Huatuo, tidak tahukah Anda, saya belajar Buddha dan Tao sudah puluhan tahun, dasar saya sangat kuat.<br />
<br />
Saya memberikan penghormatan pada Huatuo.<br />
<br />
Huatuo berkata, “Guru mengundang dengan Xian Tian Wu Ji Zheng Fa, apa yang bisa saya bantu?”<br />
<br />
Saya melaporkan semua masalah Yin Guo.<br />
<br />
Begitu Dewa Huatuo mendengar, merasa hanya masalah kecil, begitu lengan jubahnya dibentangkan, lalu perlahan-lahan menghilang.<br />
<br />
Dalam hati saya berpikir, penyakit Yin Guo ini, bertemu saya, ditambah Dewa Huatuo turun tangan langsung, begitu Dewa Huatuo turun tangan, begitu obat mengenai sasaran, penyakit pun sembuh, sekalipun penyakit menahun dan mematikan, juga bisa sembuh.<br />
<br />
Saya menunggu kabar gembira dari Dewa Huatuo. Tak lama kemudian, Dewa Huatuo kembali, tampak wajahnya memucat.<br />
<br />
“Guru, maaf saya tidak mampu menunaikan tugas saya.”<br />
<br />
“Apakah manusia koma tidak bisa disembuhkan?” tanyaku.<br />
<br />
“Bukan.”<br />
<br />
“Kalau begitu, mengapa?” saya tegang.<br />
<br />
“Masalah ini berhubungan dengan dunia akhirat, karena rohnya tidak berada di kepala, saya tidak mampu menyembuhkan, mintalah para dewa akhirat untuk memeriksanya.”<br />
<br />
Dewa Huatuo pun pergi.<br />
<br />
Kali ini saya tertegun, tak disangka, saya telah berusaha keras mengundang Dewa Obat, malah tidak dapat menyembuhkan manusia dalam kondisi koma, ini di luar dugaan saya, memangnya Yin Guo telah masuk dalam kitab hantu.<br />
<br />
Sehingga saya mengundang Raja Yama.<br />
<br />
Datanglah segulung kabut dingin, begitu buyar, muncul sesosok Raja Yama, Raja Yama ini belum pernah saya temui seumur hidup saya.<br />
<br />
Kepala Raja Yama ini seperti kepala unta, lehernya seperti angsa, wajahnya sangat beringas, kumisnya seperti udang, telinganya seperti telinga sapi, tangannya seperti kait baja, tubuhnya seperti naga, kakinya seperti macan, di mulutnya taring mencuat di atas dan di bawah.<br />
<br />
Saya terkejut sekali melihatnya, “Anda Raja Setan dari mana?<br />
<br />
Raja Setan menjawab, “Raja Setan Pencatat Kitab. Ada petunjuk apa sehingga Guru mengundang saya?”<br />
<br />
“Mohon periksa arwah Yin Guo ada di mana?”<br />
<br />
Raja Setan langsung membuka kitab, dalam seketika, jawaban ditemukan, arwah Yin Guo belum masuk kitab, dengan kata lain, di dalam kitab hantu, belum ada namanya.<br />
<br />
Saya mengantarkan kepergian Raja Setan.<br />
<br />
Selanjutnya, saya benar-benar kehabisan akal, saya mengundang Dewa Huatuo menyembuhkan penyakit koma Yin Guo, ini sudah sangat luar biasa. Saya mengundang lagi Raja Setan Pencatat Kitab untuk memeriksa kitab hantu Yin Guo, ini juga mesti memiliki daya gaib yang luar biasa baru dapat melaksanakannya. Kini keduanya sia-sia saja, saya kehabisan akal.<br />
<br />
Tadinya saya mengira masalah Yin Guo adalah masalah kecil, asalkan saya turun tangan, maka akan teratasi dengan mudah, saya sudah sering menemukan penyakit yang sulit disembuhkan di bumi ini, tidak ada yang mampu mempersulit saya, tak disangka masalah Yin Guo justru mempersulit saya.<br />
<br />
Saya ingin menyerah.<br />
<br />
Namun, saya telah berjanji pada kepala keluarga Yin, “Ia pasti akan sembuh!”<br />
<br />
Saya dilema.<br />
<br />
*<br />
<br />
Malamnya, saya menguatirkan Yin Guo, roh saya masuk ke Dharmadhatu, masuk ke Dharmadhatu adalah suatu hal yang sangat menakjubkan, jika diceritakan, akan sulit dipercaya, sama sekali tidak perlu naik kendaraan ataupun kapal, tetapi, bisa menjelajahi lima danau dan empat samudera sesuai keinginan kita, seluruh jagad raya (Trisahasramahasahasralokadhatu) pun bisa dicapai dalam satu pikiran.<br />
<br />
Lagipula, begitu roh saya masuk ke Dharmadhatu, tidak hanya menghancurkan ruang, bahkan bagi yang berakar kuat, waktu pun dihancurkan, pepatah kuno mengatakan, batu lapuk dan pinus layu dalam satu musim gugur, ini hanya pembinaan diri biasa saja, pembinaan diri yang lebih dalam, memasuki kehidupan lampau, memasuki kehidupan yang akan datang, memperoleh kemampuan mengetahui takdir tiga kehidupan.<br />
<br />
Roh saya memasuki Dharmadhatu, seketika:<br />
Jiwa dan raga bebas leluasa.<br />
Di luar ruang dan waktu, tidaklah muskil.<br />
Segala masalah dibuang jauh-jauh.<br />
<br />
Saya melatih ‘Api Tummo’, dengan sendirinya memiliki ‘api dalam tubuh’, saya melatih ‘Prana’, dengan sendirinya memiliki ‘angin dalam tubuh’, inilah:<br />
Bunyi angin dan api muncul di angkasa,<br />
Bebas menjelajah seluruh Dharmadhatu;<br />
Saya dapat mencapai seluruh alam semesta dalam sekejap,<br />
Sadhana Tantra Satya Buddha memang luar biasa.<br />
<br />
Karena raga dan hati saya menguatirkan masalah Yin Guo, dengan sendirinya melihat tubuh Yin Guo berbaring di dalam rumah sakit, memang sesosok mayat hidup (kondisi koma), dilihat lagi, di dalam tubuhnya hanya ada satu roh dan satu arwah, dua roh dan enam arwahnya tidak terlihat.<br />
<br />
Saya tiba lagi di satu tempat, melihat sebuah pintu, di atasnya tertulis ‘Taman Roh Cacat’, masuk ke dalamnya, menemukan kondisinya sangat berantakan, bau di dalamnya sangat menyengat.<br />
<br />
Di dalam ‘Taman Roh Cacat’, terdapat banyak roh yang cacat, ada yang putus kepala, putus tangan, putus kaki, semua tidak lengkap, jantung saya berdegup kencang begitu melihatnya.<br />
<br />
Tepat pada saat saya ingin keluar, melihat sesosok hantu gantung diri menghampiri, hantu ini bukan orang lain, melainkan Yin Guo sendiri.<br />
<br />
Yin Guo begitu bertemu saya, ia berseru keras, “Liansheng, cepat tolong saya! Cepat tolong saya!”<br />
<br />
Saya bertanya, “Mengapa Anda di sini? Apakah Taman Roh Cacat itu?”<br />
<br />
Yin Guo memberitahu saya, karena membenci sahabat saya yang merebut kekasih saya, hati saya kecewa, lalu mengambil ban pinggang dan ingin bunuh diri dengan gantung diri.<br />
<br />
Samar-samar, di dalam lingkaran ban pinggang ada bayangan semu, yaitu adegan sahabat saya sedang bercumbu dengan kekasih saya, hati saya terbakar api kemarahan.<br />
<br />
Samar-samar, di telinga mendengar kata-kata, “Wahai orang yang mencari mati, di dalam kematian akan ditemukan ketenangan dan kebahagiaan, Anda masuk saja! Begitu mati, segala masalah akan selesai, kematian akan membawa kenikmatan tersendiri.”<br />
<br />
Lewat motivasi dari kata-kata ini, ia pun masuk.<br />
<br />
Selanjutnya dunia bayangan ilusi, samar-samar, ia merasa dirinya tidak benar-benar meninggal dunia, seluruh tubuh panas seperti mendidih, tiba-tiba dingin seperti membeku, seluruh sendi tubuh tercerai-berai satu demi satu, kulit sakit sekali seperti mau membusuk, terakhir roh dan arwahnya tercerai berai.<br />
<br />
Separuh di alam manusia.<br />
<br />
Separuh di ‘Taman Roh Cacat’.<br />
<br />
“Apakah Taman Roh Cacat itu?” saya bertanya lagi.<br />
<br />
Yin Guo berkata:<br />
<br />
Alam saka adalah dunia kehidupan, alam baka adalah dunia kematian, yang berada di antara alam saka dan alam baka, arwah dan roh yang tidak mati dan tidak hidup akan jatuh ke dalam dunia Taman Roh Cacat, yang ditampung di dalam Taman Roh Cacat ini adalah para roh dan arwah gentayangan yang cacat dan tidak lengkap anggota badannya dalam kematian yang menggenaskan.<br />
<br />
Di sini bukan alam saka, karena tidak memiliki tubuh.<br />
<br />
Juga bukan alam baka maupun 3 alam rendah, sebab juga tidak tercatat di dalam kitab hantu. Manusia yang menetap di tempat ini, tubuh fisik mereka masih berada di dalam saka, hanya saja tidak hidup dan tidak mati!<br />
<br />
Kebanyakan dari mereka adalah orang yang dalam kondisi koma dan orang-orang sakit jiwa.<br />
<br />
Yin Guo memberitahu saya, tempat ini karena dihuni oleh roh cacat, tentu saja pemandangan di sini sangat mengenaskan, seperti neraka.<br />
<br />
Saya bertanya, “Apa saja deritanya?”<br />
<br />
“Walaupun tidak ada hukuman seperti neraka, tetapi harus diperbudak, misalnya membersihkan kotoran di bumi, memberi makan pada hewan anjing dan kucing di bumi, mengangkut jenasah yang baru meninggal dunia, menarik roh dan arwah yang mati menggenaskan. Setiap hari melihat orang yang tidak memiliki telinga, tidak memiliki mata, tidak memiliki hidung, tidak memiliki tangan, tidak memiliki kaki, hidup sangat sengsara, lebih baik menderita selama hidup daripada kenikmatan dari kematian.”<br />
<br />
“Apakah Anda menyesal?”<br />
<br />
“Saya hanya ingin keluar dari Taman Roh Cacat!”<br />
<br />
“Bagaimana saya menolong Anda? Jika Anda sakit, saya bisa mengatasinya dengan Fu, jika Anda adalah hantu di alam baka, saya boleh mengatasinya dengan ritual penyeberangan, kini, Anda adalah roh cacat, bagaimana mengatasinya?”<br />
<br />
Yin Guo menjawab, “Roh cacat ditambah roh cacat sama dengan ritual menjahit!”<br />
<br />
“Menggunakan jarum!”<br />
<br />
“Benar.”<br />
<br />
Saya terbahak-bahak! Tangan kanan saya membentuk mudra, jari telunjuk diluruskan, membentuk ‘Mudra Jarum’, memberikan hawa, berubah menjadi ‘Jarum Sakti’, saya tarik dua roh dan enam arwah Yin Guo ke hadapan tubuh fisik Yin Guo yang koma, di dalam tubuh fisik adalah satu roh dan satu arwah, ini ibarat sepotong kain yang dibelah menjadi dua bagian, kedua bagian ini dapat dijahit dengan benang.<br />
<br />
Ada jarum, tidak ada benang juga tidak bisa.<br />
<br />
Dari mana benangnya?<br />
<br />
Roh saya tiba-tiba keluar dari badan, saya mana mungkin bawa benang, saya ingin meminjam ‘Tali Vajra’ dari Acalanatha, atau meminjam ‘Tali Buddha’ dari Tathagata Krakucchanda, atau meminjam ‘Benang giok kebutan’ dari Mahadewi Yaochi, meminjam ‘Benang 5 Warna’ pada Dewi Mahashri sudah tidak sempat lagi.<br />
<br />
Ketika menemui jalan buntu, di dalam otak saya justru teringat Mahamaitri dari Gunung Putuo, Laut Selatan, Bodhisattva Avalokitesvara, di tangan Bodhisattva bukankah memegang botol lazuardi yang bersih, di atas botol tertancap ranting willow yang halus.<br />
<br />
Kali ini sudah ada, di luar rumah sakit ada kolam, di tepi kolam ada ranting willow, mengibasi air secara perlahan, membentuk riak air, saya langsung mengambil ranting willow yang halus, saya buat jadi benang halus dengan tangan, jarum dan benang sudah lengkap.<br />
<br />
Saya mulai operasi menjahit, saya menjadi dokter bedah.<br />
<br />
Satu jahitan demi satu jahitan.<br />
<br />
Total dijahit lebih dari 10 jahitan.<br />
<br />
Tiga roh dan tujuh arwahnya telah selesai dijahit.<br />
<br />
Saya membuka lubang ubun-ubun kepala Yin Guo, tiga roh dan tujuh arwah berbunyi sangat keras laksana ledakan, dengan sendirinya masuk ke dalam ubun-ubun.<br />
<br />
Kali ini, beres semua.<br />
<br />
Yin Guo janji 3 hari kemudian akan siuman dengan sendirinya, keempat anggota badannya berangsur-angsur dapat bergerak, pulih total. Seketika menjadi berita heboh, pasien koma yang berbaring sudah sekian lama, tiba-tiba siuman, inilah mukjizat.<br />
<br />
Kepala keluarga Yin membawa Yin Guo datang berterima kasih pada saya!<br />
<br />
Saya berkata, “Tidak apa-apa, sudah kewajiban saya.”<br />
<br />
Yin Guo telah pulih sepenuhnya, namun, tidak ingat kejadian saya menolongnya, hanya tertawa konyol.<br />
<br />
Yin Guo berkata pada saya, “Saya sepertinya mengenal Anda, familiar sekali!”<br />
<br />
Saya mengangguk, saya hanya berkata, “Jangan terlalu melekat dengan masalah di dunia ini, jangan terlalu bodoh, selama hutan masih ada, jangan takut tidak ada kayu bakar, hidup ini banyak hal yang bermakna, jangan dianggap remeh.”<br />
<br />
Wajah Yin Guo memerah. (Belakangan Yin Guo sukses besar dalam bidang akademi, ia juga tidak menyia-nyiakan usaha keras saya dalam menyelamatkannya)<br />
<br />
Saya hendak jelaskan tentang kejadian ini:<br />
Pertama, alam ‘Taman Roh Cacat’ benar-benar ada, alam ini jarang diketahui orang, saya benar-benar masuk ke dalamnya, roh cacat tentu saja tidak berwujud, di dalam artikel saya menulis putus kepala, putus tangan, putus kaki adalah penglihatan pikiran, bukan bentuk yang sesungguhnya. ‘Taman Roh Cacat’ ini dibangun berkat welas asih dari putri Mahadewi Yaochi terhadap para insan untuk menampung roh dan arwah cacat yang tewas menggenaskan, karena roh cacat berada di dalam pembalasan karma tumimbal lahir, alam ini tentu saja baunya sangat menyengat!<br />
<br />
Kedua, perihal mengundang ‘Dew Huatuo’ dan ‘Raja Setan Pencatat Kitab’, orang-orang melihatnya merasa ingin tahu, sebenarnya di dalam jalan Buddha, semuanya adalah hal yang lumrah, kini mengundang dewa turun memberikan petunjuk, juga demikian. Hanya mengundang dewa turun memberikan petunjuk saja, tetapi ada tulisan, datang dan pergi tanpa bayangan. Sementara, saya hanya melihat dan mendengar saja!<br />
<br />
Ketiga, artikel ini memperingatkan umat manusia bahwa bunuh diri bukan jalan pintas, bunuh diri mudah sekali berubah menjadi roh cacat, setelah meninggal dunia, lebih menderita, mutlak bukan jalan pembebasan, jiwa telah dikorbankan, bahkan jatuh ke alam rendah, inilah pembalasan karma tumimbal lahir dalam Agama Buddha. Umat manusia jangan melekat, buat apa meninggal dunia demi cinta buta, kita harus mengerti mengalihkan, mengerti anitya, mengerti alami.<br />
<br />
Saya mendesah:<br />
Tidak berani melupakan makna kehidupan,<br />
Memahami nama dan tahta maka api pun memadamkan embun beku;<br />
Cinta buta tidak terurai sehingga bertemu rintangan Mara,<br />
Surga di depan mata hilang dalam sekejap.<br />
<br />
<br />
o0o<br />
<br />
<br />
*sumber tulisan:<br />
Karya Tulis Mahaguru Lu Shengyen, buku ke-142: In The Stillness of NightUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-91974524389156042402019-02-24T22:25:00.002+07:002019-02-24T23:32:55.810+07:00Pengalaman Bertemu Dengan Orang Yang Bunuh Diri<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
Jalannya sangat panjang dan sepi. </div>
Panjangnya tak terbatas seperti jalan super tol. <br />
Angin bertiup kencang.<br />
Inilah wajah dari dunia roh, tidak terang, malah berkabut.<br />
<br />
Aku melihat seorang wanita dari kejauhan semakin mendekat kearahku. <br />
<div style="text-align: justify;">
Aku bertanya tanya didalam hati dengan heran, "Mengapa ada seorang wanita muda berjalan seorang diri di jalan ini?" Karena ingin tahu, aku mendekatinya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Pak! Dapatkah anda memberitahuku dimana aku berada?" ia bertanya kepadaku dengan nada seakan akan menemukan seorang juru selamat.</div>
<br />
"Anda sudah meninggal dunia dan anda sedang berada di jalan kematian," jawabku.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Tidak! Saya belum mati! Saya masih hidup! Lihatlah, bukankah saya sedang berbicara dengan anda?"</div>
<br />
"Masukkanlah tanganmu ke kantong bajumu dan lihatlah sendiri," kataku memberi saran. <br />
<div style="text-align: justify;">
Ia menuruti saranku dan segera menjadi ketakutan. Karena bajunya dan tubuhnya tembus pandang, tangannya itu juga tembus pandang ketika masuk kekantong bajunya. Ia tidak lagi mempunyai badan kasar; ia telah menjadi arwah/roh.</div>
<br />
"Dimanakah tubuhku?" tanyanya dengan panik.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Lihatlah." Aku menunjuk ke sebuah arah. Dengan segera sebuah kota muncul dipandangan kami dan kami melihat sebuah rumah duka dimana terdapat sebuah peti mati yang dikelilingi oleh orang banyak yang menangis. Mayat dipeti mati itu adalah diri wanita ini.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Astaga! Itu saya?" ia mengamati orang orang yang berdiri disekeliling peti mati itu -- ayahnya, sepupu sepupunya, rekan rekan sekolahnya, tetangganya -- semuanya sedang menangis dan berbicara dengan nada sedih.</div>
<br />
Gambar itu kemudian lenyap.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Saya tidak percaya saya mati! Bila saya mati, mengapa saya sedang berdiri disini? Saya tidak mengerti. Kemana saya akan pergi?" ia memandangku dengan mata kosong. "Apakah anda juga sudah mati?"</div>
<br />
"Aku sering mengunjungi alam antara hidup dan mati," jawabku.<br />
<br />
"Siapakah anda?"<br />
<br />
"Aku bernama Lu. Kalau anda?"<br />
<br />
"Saya adalah Wen."<br />
<br />
"Kalau aku tidak salah, anda membunuh diri. Apakah anda meminum racun?"<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Aku melihat aura (kabut) berwarna hitam diatas kepalanya. Mereka yang membunuh diri, rohnya sendirian saja, tidak mempunyai orang yang datang menjemput dan membimbing mereka ke dunia roh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya, betul, saya meminum racun," katanya sambil mulai menangis dan bercerita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisahnya adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
Ibu Wen wafat ketika ia masih di tahun pertama kuliah di akademi. Ia jatuh cinta pada saat itu. Sayang sekali, ayahnya yang seorang pengusaha kaya raya menginginkan ia untuk menikah dengan anak dari seorang teman dagangnya yang juga kaya raya. Ia menolak. Karena ayahnya melarangnya untuk menikah dengan pemuda yang dicintainya, ia meminum racun membunuh diri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Anda sebetulnya tidak perlu sampai membunuh diri," kataku kepadanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Saya tidak mempunyai pilihan lain."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Anda meninggal begitu muda usia. Betapa sayangnya dan sia sianya. Anda telah kehilangan arti kehidupan ini."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sudah terlambat," katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kemana anda ingin pergi sekarang?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Saya ingin menemui ibuku."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Hmm, itu aku dapat bantu. Pejamkanlah matamu. Bayangkan wajah ibumu. Panggil nama ibumu. Roh mu dan roh ibumu akan terhubungkan meskipun ibumu berada ditempat yang sangat jauh sekalipun. Ibumu akan muncul dan membimbingmu ke tempatnya."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak lama kemudian, dari kejauhan, sebuah wajah muncul. Ia adalah ibu dari Wen, memancarkan sinar. Sebagai seorang roh yang telah berpengalaman, ia menuntun putrinya itu. Tubuh dari roh Wen semakin jauh dari pandangan dan akhirnya menghilang, terbang seperti seekor kupu kupu, menyatu dengan dunia roh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jalan itu terlihat sangat panjang dan sangat sepi. Aku menyimpan photo dari Wen yang diberikannya kepadaku. Aku berpikir, "Jalan ini akan dilalui oleh banyak sekali orang."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang membuatku tak mengerti adalah, ketika aku terbangun dari meditasiku, photo dari Wen itu masih berada di genggaman tanganku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
sumber: e-book Padmakumara-1, kisah ke-28<br />
<br />
o0o</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
KISAH TAMBAHAN, dari Kitab Berkeliling ke Alam Neraka:</div>
<div style="text-align: justify;">
--<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
KISAH TAMBAHAN, dari
Kitab Berkeliling ke Alam Neraka:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
--<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
Perjalanan Ke-9<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
Berkunjung Kembali Ke
Kota Mati Penasaran<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
12 Oktober 1976 (Lun
Pe Gwee – Cap Kau)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Chi Kung Huo Fo<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Zaman sekarang, hati
dan pikiran umat manusia cenderung memikirkan kemajuan teknologi yang serba
canggih. Ini menyebabkan pelajaran tentang rohani atau batin dan keyakinan
terhadap agama dianggap sebagai angin lalu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Umat manusia tidak
tahu bahwa semua benda yang ada di dunia adalah bersifat tidak kekal. Namun roh
atau hati nurani manusia akan tetap hidup.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Surga atau
Neraka tergantung pada pilihan
dari umat manusia dalam waktu
sekejap mata.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Surga tidak jauh.
Asalkan umat manusia bersedia insaf dan berbuat baik, pasti akan menuju ke
sana. Dan Neraka juga dekat bagi orang yang berbuat jahat.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Asalkan umat manusia
bersedia membina diri dengan menjalankan Sila, serta berbuat kebaikan dengan
Berbakti, Berdana dan selalu berdoa kepada para Buddha agar dapat mengembangkan
sifat welas asih seperti yang dimiliki oleh para Buddha dan Bodhisattva, maka
Neraka bisa dihindari.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Betapa sedihnya
keadaan di dalam Kota Mati Penasaran.” “Yang Sheng, bersemangatlah!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Hari ini, kita akan
berkeliling lagi ke alam baka.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng </b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Baik, Guru!” ”Saya
sudah siap.” ”Berangkatlah!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Chi Kung Huo Fo<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Kita sudah tiba.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Guru, bukankah kita
sudah pernah datang kemari?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Dan mengapa kita
tidak berhenti di depan Kota Mati Penasaran? Malah harus menunggu di sini?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Chi Kung Huo Fo<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Para Buddha memandang
empat wujud dari benda sebagai sesuatu yang kosong,sehingga pintu Neraka pun
terlewati.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Oleh karena
penglihatan mereka kosong, artinya mereka tidak lagi memiliki nafsu keinginan
duniawi, tidak serakah, tidak terikat dan tidak melekat pada hal atau benda
atau wujud apa pun.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Mereka bebas
melintasi seluruh alam semesta. Tidak ada yang menghalanginya.” ”Pertama kali
ketika saya mengajak kamu kemari, kita berhenti di luar pintu Kota Mati
Penasaran. Ini supaya kamu bisa mengerti setahap demi setahap keadaan di alam
baka.” ”Tetapi hari ini, waktu kita terbatas maka kita langsung masuk kemari.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya harap umat
manusia di dunia dapat mengerti. Apabila umat manusia bersedia membina diri
dengan menjalankan Sila dan dapat menghilangkan nafsu birahi, keserakahan,
kemarahan (emosi), keterikatan terhadap wujud jasmani dan benda-benda duniawi,
maka akan bebas dari siksaan di penjara Neraka. Contohnya seperti Saya ini.
Saya bebas untuk pergi ke mana saja.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Guru, apa yang kamu
katakan itu adalah Dharma yang sangat dalam.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya berniat untuk
melaksanakan-Nya.” ”Oh!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Di depan sudah
terlihat para Pejabat dan Jenderal. Mereka sedang menuju ke arah kita.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Chi Kung Huo Fo<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Yang Sheng, cepat
beri salam kepada mereka.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Hormat saya kepada
Pejabat dan Jendral.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya mengucapkan
banyak terima kasih atas petunjuk yang kalian berikan kepada saya beberapa hari
yang lalu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Hari ini, saya datang
merepotkan kalian lagi. Mohon diberi petunjuk!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Pejabat<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Oh, tidak usah
sungkan!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Silakan Buddha Chi
Kung dan Yang Sheng masuk ke dalam dan meninjau kembali Kota Mati Penasaran.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya akan menjelaskan
keadaan di sini kepadamu, supaya kamu bisa menulis keadaannya ke dalam kitab
Ajaran Kebaikan untuk menasehati para umat manusia di dunia.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Terima kasih banyak.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Guru, mari kita ikuti
mereka untuk masuk ke dalam.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Chi Kung Huo Fo<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Kamu ikuti Jenderal
dan Pejabat. Saya ada urusan lain. Harus pergi sebentar.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Guru mau pergi ke
mana?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Nanti siapa yang
mengantar saya pulang?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Chi Kung Huo Fo<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Kamu tidak usah
khawatir.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Setelah tiba
waktunya, saya akan balik ke sini untuk menjemput kamu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Jenderal<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Yang Sheng, kamu
tenang saja.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Mari ikut saya
jalan!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Di dalam penjara ini,
ada dua sel yang memisahkan para tahanan laki-laki muda dan para tahanan wanita
muda.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Di antara para
tahanan, ada yang rambutnya terkulai dan wajah mereka kelihatan sangat pucat.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Mereka sedang
memandang ke arah saya terus-menerus.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Jenderal, mengapa
mereka dikurung di sini?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Jenderal<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Mereka sewaktu masih
hidup di dunia, berpacaran, tetapi hubungan mereka tidak disetujui oleh orang
tua mereka. Akibatnya mereka nekat minum obat tidur untuk bunuh diri.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Setelah meninggal
dunia, mereka ditahan di sini.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya harap umat
manusia di dunia janganlah berbuat nekat hanya karena terbuai dalam percintaan.
Semua ini tidak ada gunanya. Setelah meninggal dunia pun tidak dapat hidup
berpasangan atau hidup bersama. Malahan dikurung di dalam penjara alam Neraka.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Di dalam penjara ini,
mengapa terdapat para roh yang kakinya patah, tangannya putus atau kepalanya
hancur serta bermandikan darah?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Mereka semua sedang
merintih kesakitan, kelihatannya sungguh kasihan.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Pejabat<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Mereka ini adalah
orang-orang yang meninggal dunia karena mengalami kecelakaan lalu lintas atau
ditabrak oleh mobil.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Sesungguhnya ajal
mereka belum tiba, maka hal ini juga termasuk mati penasaran.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Roh mereka ditahan di sini sementara, sampai ajalnya yang
sebenarnya sudah tiba, barulah diserahkan kepada Yen Wang (Penguasa Alam Baka) untuk disidangkan dan dihukum.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Ini menunjukkan
adanya keadilan di Bumi dan di alam baka.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Mana boleh begitu?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Mereka meninggal
dunia karena kecelakaan. Keadaan mereka sudah sangat sengsara.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Mengapa mereka ditahan atau dikurung lagi di sini dan
tidak diperbolehkan untuk bereinkarnasi?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya pikir hal ini
kurang adil.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Pejabat<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Kamu jangan melihat
sesuatu hanya dari satu sisi saja, tapi juga harus mengetahui alasan yang
lain.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Ada yang memang
kematiannya ditakdirkan harus mengalami kecelakaan. Ada yang karena masalah
tertentu sehingga mereka dengan sengaja membiarkan diri mereka ditabrak oleh
mobil.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Karena hal inilah,
maka umat manusia di dunia, jangan menyalahkan langit mau pun bumi.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Umat manusia selalu bertanya, mengapa orang yang
berbuat amal kebaikan sering meninggal ditabrak mobil, dan orang yang membina
diri mengikuti Ajaran Buddha serta berbuat kebaikan, malah diganggu oleh para
setan atau menghadapi cobaan hidup?” ”Apakah Langit sudah tidak mempunyai
mata?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Sebenarnya, yang
menentukan nasib umat manusia adalah karma dari kehidupannya yang lampau. Walau
pun nasibnya tidak baik, apabila dia bersedia melatih diri dan terus- menerus
berbuat kebajikan, setelah lulus dari segala macam cobaan hidup (karma buruk
dari perbuatan jahatnya di masa lalu), maka ia akan memiliki tubuh yang
bersinar.” ”Badan jasmani duniawi hanya bersifat sementara. Suatu saat pasti
akan rusak (sakit atau mati). Namun roh atau jiwa dari umat manusia tidak akan
pernah rusak.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Kalau sudah ada
takdir dari karmanya dari tiga kehidupan di dunia, mengapa masih ada lagi yang
disebut mati penasaran?” ”Apakah hal ini tidak saling bertentangan?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Kalau begitu, umat
manusia di dunia tidak akan percaya lagi adanya Hukum Karma.” ”Coba Pejabat
jelaskan secara lebih terperinci.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Jangan sampai saya
menjadi bingung.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Pejabat<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Karma dari tiga
kehidupan yang dibicarakan oleh umat manusia di dunia, hanyalah merupakan
sebagian dari karma dalam kehidupan manusia.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Sebenarnya, umat
manusia sejak dari zaman dulu atau sejak lahir ke dunia sudah mengalami proses
tumimbal lahir yang tak terhitung banyaknya. Karma yang mereka kumpulkan sudah
banyak sekali.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Para Buddha
membicarakan karma tiga kehidupan, maksudnya adalah karma yang telah dibuat
pada kehidupan terdahulu, kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang.”
”Yang dimaksud dengan kehidupan terdahulu adalah kehidupan yang telah berlalu,
entah berapa kali kehidupan yang terdahulu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Umat manusia di dunia
salah memahami artinya, sehingga umat manusia menganggap bahwa karma yang
dijalani pada kehidupan yang sekarang ini adalah akibat dari satu kehidupan
yang lalu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Maka itu, dikatakan
bahwa ’Karma dari kehidupan masa lalu hanya menentukan 70% nasib dari
seseorang, dan 30% lagi ditentukan oleh dirinya sendiri pada kehidupan yang
sekarang.’ Artinya apabila sudah ditakdirkan bahwa manusia itu harus dilahirkan
di keluarga yang bagaimana, dan sebagai pria atau wanita, semua ini sudah
ditentukan oleh karma dari kehidupan yang lampau.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Namun keadaan dari
kehidupan seseorang pada saat sekarang adalah tergantung pada pikiran, kelakukan
dan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini. Oleh karena itu,
umat manusia harus bergaul dengan orang-orang yang bijaksana, yang memiliki
pandangan benar, dan orang-orang yang suka melakukan kebajikan. Dengan
demikian, hidup mereka juga akan terasa bermanfaat dan bahagia.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Oh, begitu!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Sebagian umat manusia
di dunia menganggap apa pun yang terjadi di dunia adalah merupakan akibat karma
dari satu kehidupan yang terdahulu, yang sudah ditakdirkan sebelum mereka lahir
ke dunia.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Oleh karena itu, umat
manusia berpikir nasib mereka tidak bisa diubah lagi.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Ini adalah pemikiran
yang salah. Sebenarnya tidak boleh begitu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Akibat karma dari
kehidupan yang terdahulu memang berpengaruh, tetapi pikiran dan perbuatan umat
manusia pada saat sekaranglah yang paling menentukan.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Mengapa di kamar
penjara kurangan depan, terdengar suara jeritan kesakitan yang tidak
henti-hentinya?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Yang dikurung di
dalam penjara Neraka adalah para roh yang berbuat dosa apa?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Pejabat<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Mereka adalah para
roh yang mati dibunuh atau para roh yang meninggal dunia karena saling
membunuh.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Apakah membunuh orang
atau dibunuh orang juga disebabkan karena akibat dari karma yang terdahulu?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Apabila ajal kematian
mereka sudah tiba, mengapa mereka masih harus dikurung lagi di Kota Mati
Penasaran?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Pejabat<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Benar!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Ada sebagian umat
manusia yang meninggal dunia memang karena pembalasan dari akibat karma
sehingga mereka saling membunuh.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Namun ada sebagian
manusia, sewaktu hidup di dunia tidak berbuat amal kebaikan,hanya berbuat
kejahatan. Ini menyebabkan banyak orang yang mati penasaran.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya harap umat
manusia di dunia dapat mengerti penjelasan saya ini dan jangan sekali<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
pun menganggap bahwa
’Saya membunuh dia karena dia berhutang nyawa kepada saya pada kehidupan yang
terdahulu’.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Ada pepatah mengatakan ’Permusuhan bisa
didamaikan, tetapi janganlah mencari permusuhan’.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Walau pun saling
berhutang, tetapi boleh tidak ditagih.” ”Ini lebih bagus lagi.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Apabila umat manusia
tidak menagihnya, maka mereka akan mendapat jasa dan pahala.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Jika umat manusia
bisa menghilangkan pikiran yang mau menang sendiri serta hidup secara rukun
dengan orang lain, maka akan terciptalah kehidupan yang penuh kedamaian seperti
di Surga. Penghuni di alam Neraka pun akan berkurang dan akhirnya menjadi
kosong. Karma buruk pun tidak ada lagi.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Karena itu, umat
manusia harus menyayangi badan sendiri. Mengawasi perbuatan sendiri dan banyak
berdoa kepada para Buddah agar dapat mengembangkan sifat Kebuddhaan yang telah
ada pada dirinya sendiri.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Sering-sering membaca Sutra, Ajaran para
Buddha. Ini agar dapat mengerti tujuan dari kehidupan manusia di dunia ini.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Apabila umat manusia
selalu bertindak dengan bijaksana, maka akibat karma dari kehidupan yang
terdahulu, pengaruhnya akan menjadi terbatas. Tetapi kalau umat manusia berbuat
kejahatan, berarti mereka menciptakan dosa baru lagi, yang akan menjadi bibit
karma buruk untuk kehidupan yang akan datang.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Jenderal<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
“Apa yang dikatakan
oleh Pejabat, benar-benar sangat tepat.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Umat manusia di dunia
harus sadar. Harus percaya adanya Hukum Karma.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Maka itu, umat
manusia di dunia harus membina diri atau menjalankan Sila.” ”Sebenarnya, setiap
manusia memiliki sifat Kebuddhaan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
Apabila mati manusia
bersedia mengembangkan sifat Kebuddhaan mereka, mereka pasti bisa lulus dari
cobaan hidup dan godaan yang berbentuk harta, kedudukan dan wanita.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Apabila mereka bisa
lulus, artinya mereka tabah dan tidak tergiur terhadap wujud jasmani dan wujud
dari benda duniawi, maka mereka akan menjadi Dewa atau Buddha.” ”Walau pun
seseorang ditakdirkan menjadi kaya, tetapi apabila dia tidak mau bekerja dengan
sepenuh hati, dan memiliki pandangan hidup yang salah atau bersifat egois maka
ia pasti akan gagal!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Chi Kung Huo Fo<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya sudah kembali.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Apa yang dikatakan
oleh Pejabat dan Jendral tadi merupakan ajaran yang luar biasa, yang dapat
menyadarkan hati umat manusia.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Setiap manusia
memiliki sifat Kebuddhaan.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Apabila umat manusia
bersedia mengembangkannya, umat manusia dapat
menjadi Dewa atau Buddha. Tetapi apabila umat manusia hanya memikirkan
keduniawian saja, hingga tertutup hati nurani asalnya yang murni dan penuh kasih maka ia tidak bisa
kembali ke tempat asalnya (Surga).”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Karena itulah, maka
diturunkan Ajaran Kebenaran yaitu Dharma, yang menganjurkan setiap umat manusia
harus menjalankan lima Sila, yaitu tidak membunuh, tidak mencuri, tidak
berbohong, tidak melakukan perbuatan asusila dan tidak memakan atau meminum
sesuatu yang menimbulkan ketagihan.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Sila ini digunakan
untuk menyucikan diri, untuk menghapus karma buruk sehingga umat manusia dapat
kembali ke sifat asal yang bersih.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Para umat manusia di
dunia, janganlah berkhayal atau bermimpi lagi di dunia yang bersifat sementara
ini.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Cepatlah membina diri
atau melatih diri, yaitu berbuat sesuai dengan Dharma, Ajaran sang Buddha, agar
dapat menjadi Bodhisattva atau pun Buddha. Dan bagi umat manusia yang tidak mau
membina diri akan terjatuh ke alam sengsara. Akan terus mengalami proses
tumimbal lahir di enam jalur kehidupan.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Semua hantu atau
setan berasal dari umat manusia yang melakukan perbuatan jahat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
Keadaan mereka bukan
ditentukan oleh Penguasa Langit.” ”Lihatlah kedalam Kota Mati Penasaran!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<o:p> </o:p>”Hal ini bisa
dibuktikan.” ”Waktu kita sudah habis.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Yang Sheng,
bersiaplah untuk pulang.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada Pejabat dan Jendral atas bantuannya dalam memberi
penjelasan tentang keadaan Kota Mati Penasaran untuk menghilangkan pemikiran
yang salah dari para umat manusia.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Apa yang dijelaskan
oleh Guru, benar-benar merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dalam.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Jika tidak mendapat
petunjuk dari Pejabat dan Guru, umat manusia di dunia sama sekali tidak akan
mengerti.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya harap Guru bisa
sering-sering memberikan penjelasan tentang Ajaran Kebenaran kepada kami, demi
untuk menyadarkan umat manusia. Ini agar orang-orang yang membina diri atau yang
melatih diri memiliki pedoman hidup.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Jangan sampai sudah
tua pun masih belum mengerti tentang Hukum Kebenaran dari alam semesta,
sehingga terjerumus ke alam sengsara. Dan harus menjalani siksaan dan
penderitaan yang berkepanjangan di penjara alam Neraka.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Chi Kung Huo Fo<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Apa yang kamu katakan
itu benar.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Memang ini merupakan
kewajiban Saya untuk menolong umat manusia.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya benar-benar
ingin membimbing umat manusia untuk mengikuti jalan yang benar.”<br />
<br />
”Pada kesempatan ini, Saya akan memberitahu kepada umat manusia cara untuk
melatih diri.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Pertama, umat manusia
harus membebaskan dirinya dari lima racun, yaitu sifat keserakahan, kemarahan
(emosi), nafsu birahi, keterikatan terhadap wujud jasmani dan benda duniawi,
serta kesombongan.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Kedua, melatih diri
dalam praktek berdana atau membantu orang yang tertimpa kesusahan, bersabar
menghadapi cobaan hidup, menjalankan lima Sila dalam kehidupan sehari-hari,
menenangkan pikiran dengan cara berdoa kepada para Buddha, serta sering membaca
Sutra suci, Ajaran sang Buddha; hingga memperoleh kebijaksanaan sejati.
Kemudian melimpahkan semua jasa dan pahala yang diperoleh dari perbuatan bajik
ini kepada semua makhluk hidup dan mendoakan mereka agar dapat berjalan di
jalan yang benar serta dapat merasa yakin terhadap ajaran dari para Buddha.
Setelah itu, mohonlah kepada Amitabha Buddha agar kelak dapat lahir di alam
Buddha.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Sebagai tanda
berbakti kepad para Buddha, para umat dapat turut membantu menyebarkan kitab
suci Ajaran Kebenaran untuk menyeberangkan umat manusia menuju ke pantai
bahagia.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Dengan perbuatan yang
mulia dan luhur ini, maka secara pasti para umat dapat terlahir di alam
Buddha.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya ingin
memberitahu kepada umat manusia bahwa berbakti kepada orang tua dibagi
tiga tahap, yaitu apabila para umat
manusia mempersembahkan makanan yang bergizi, pakaian yang bagus, tempat
tinggal yang nyaman dan membawa orang tuanya pergi jalan-jalan untuk menikmati
keindahan alam, ini disebut Bakti Kecil.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Apabila umat manusia,
di samping menyediakan segala keperluan orang tua dengan baik seperti yang
telah disebutkan dalam Bakti Kecil itu, ditambah lagi sering melakukan
perbuatan kebajikan yang bersifat sosial sehingga memperoleh nama baik di
masyarakat, yang mana hal ini dapat mengharumkan nama orang tua dan leluhur,
ini disebut Bakti Menengah.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Apabila para umat
manusia di samping menjalankan Bakti Kecil dan Bakti Menengah, ditambah lagi
dapat menenangkan hati orang tua mereka dengan menunjukkan kepada orang tua
mereka bahwa mereka adalah umat Buddhis yang berdisiplin, yang memiliki tingkah
laku dan pandangan yang benar, serta berusaha membujuk orang tua mereka untuk
turut berbuat kebajikan, terutama harus menjalankan Sila, Berdana dan berdoa
kepada para Buddha agar kelak dapat lahir di alam Buddha, ini merupakan Bakti
Terbesar.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Yang Sheng, saya
benar-benar berharap para umat manusia dapat melaksanakan ajaran tentang Bakti
ini.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Yang Sheng<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Terima kasih atas
bimbingan dari Guru!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Pengetahuan ini
sungguh luar biasa. Saya pasti akan melaksanakannya karena saya ingin lahir di
alam Buddha.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya tidak ingin
terus-menerus berputar di roda tumimbal lahir.” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Guru, sekarang saya sudah
duduk dengan baik.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Silakan berangkat!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b>Chi Kung Huo Fo</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Di sini, saya ingin
mengingatkan umat manusia bahwa apabila umat manusia berbuat baik, mereka akan
memiliki karma baik dan akan dituntun menuju kelahiran kembali dalam keadaan
yang baik.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Di samping berbuat
baik, umat manusia seharusnya turut memberi semangat dan contoh teladan kepada
orang lain agar mereka bersedia untuk ikut berbuat baik. Dengan perbuatan yang
mulia seperti ini, maka umat manusia akan memperoleh berkah yang lebih banyak
lagi.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Para manusia sering
bertanya, ’Mengapa manusia harus berbuat baik?’<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
’Apakah tidak cukup
jika manusia hanya tidak berbuat jahat dan tidak menyakiti makhluk yang lain?’”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Saya ingin memberitahu manusia bahwa sebenarnya pada
kehidupan yang lalu, yang tidak terhitung lagi jumlah waktunya, umat manusia
telah menggumpulkan banyak karma buruk yang
berakibat mendatangkan
banyak masalah dalam
kehidupan sekarang ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
Dalam Sutra, sang
Buddha mengajarkan bahwa jalan untuk mengurangi pengaruh dari karma buruk masa
lampa adalah dengan melakukan banyak karma baik dalam kehidupan sekarang.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Karma buruk itu
ibaratnya seperti segumpal garam dan karma baik adalah air. Jika segumpal garam
dimasukkan ke dalam secangkir air, maka air itu akan terasa asin. Tetapi jika
garam tersebut dimasukkan ke dalam air sungai, maka keasinannya akan berkurang
secara drastis.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Sama halnya dengan
melakukan karma baik, yang mana dapat meringankan pengaruh dari karma buruk
masa lampau, kecuali karma buruk yang sangat berat seperti membunuh orang tua
sendiri.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
”Kita sudah tiba di
Vihara Sheng Sien.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
[Yang Sheng turun dari
bunga teratai. Kemudian rohnya masuk kembali ke badannya.]<o:p></o:p></div>
<br /></div>
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-53799834257293503452018-09-14T09:33:00.002+07:002020-05-31T12:32:13.612+07:00MANUSIA LUMPUR dan BAHTERA KERTAS<div align="center" class="ROUTEPATH" style="background-color: white; color: tomato; font-family: DFKai-sb; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: 27px; margin-bottom: 5px; text-align: -webkit-center;">
<br /></div>
<div class="news-text" style="background-color: white; line-height: 26px; list-style-position: inside; padding: 25px 50px;">
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;">Pada suatu kesempatan bersamadhi, saya “terjerumus” ke alam baka. Saya tiba di sebuah padang belantara yang tandus, tak sehelai rumput pun yang tumbuh, sangat gersang dan menakutkan.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Meskipun saya “terjerumus” di alam baka, berkat kekuatan samadhi yang kumiliki, batinku merasakan suatu ketenangan yang abadi.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Hatiku memancarkan cahaya, menerangi alam semesta.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;">Tiba-tiba saya melihat sekawanan ‘manusia lumpur’ datang dengan langkah tertatih-tatih. Saya katakan manusia lumpur dikarenakan sekujur tubuh mereka penuh dengan lumpur, baik mata, telinga, hidung, maupun mulut, semuanya berlumpur.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Saya merasa sangat aneh.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Saya berpikir, mengapa begitu banyak orang yang badannya penuh dengan lumpur?</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Saya sungguh tidak mengerti mengapa ada manusia lumpur?</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Tiba-tiba saya mendengar seseorang di antara mereka bergumam, “OM. GURU. LIAN SHENG. SIDDHI. HUM.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Saya menghampiri mereka dan bertanya, “Siapa yang menjapa OM. GURU. LIAN SHENG. SIDDHI. HUM.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />“Saya,” jawab salah seorang dari mereka.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />“Apakah Anda umat Guru Lu?”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />“Betul.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />“Berapa orang?”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />“Kami sekeluarga, berjumlah enam orang.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />*</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br /> Usai samadhi, saya coba mencari tahu lewat sentuhan jari. <br />Saya segera paham.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Dengan tenang, saya melipat bahtera kertas. Cara lipat bahtera kertas ini pernah diajari oleh guruku ketika masih SD.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Saya melipat bahtera kertas sebanyak enam buah.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Lalu, saya mengembuskan hawa masing-masing satu kali di atas enam bahtera kertas itu. Tangan kiriku membentuk Mudra Tisaila, tangan kananku membentuk Mudra Khadga. Ujung khadga memancarkan cahaya sehingga enam bahtera kertas itu pun memancarkan cahaya.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Seorang umat sempat melihat saya sedang melipat bahtera kertas, lalu bertanya, “Mahaguru bermain lipat kertas, pasti suasana hati sedang ceria.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Saya menoleh sambil menjawab, “Bahtera mampu menyeberangkan manusia.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />“Kertas begitu ringan, mana mungkin menyeberangkan manusia?”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />“Karena ringanlah yang membuatnya mengapung.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Saya tidak banyak berbicara, segera mengambil enam bahtera kertas itu ke halaman belakang untuk diperabukan.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />*</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Suatu peristiwa naas telah terjadi.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Di suatu tempat, sudah sekian hari hujan turun tak henti-hentinya. Sebuah kota kecil yang cukup ramai dan mewah terletak tepat di bawah kaki gunung.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Setelah delapan belas hari hujan mengguyur daerah tersebut, malam hari itu, terdengar suara menggelegar bak langit runtuh, tanggul penangkal longsor pun roboh, batu dan tanah bagaikan amukan ombak terus membanjiri hingga menutupi atap perumahan lokasi kaki gunung. Warga setempat beserta seluruh tempat pemukiman terbenam di bawah tanah lumpur. Sungguh aneh, sebuah keluarga yang beranggotakan enam orang, berhasil luput dari bencana longsor maut.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Konon, pada malam hari itu saat nyawa mereka terancam petaka longsor, mereka segera menjapa, “OM. GURU. LIAN SHENG. SIDDHI. HUM.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Tak disangka, mereka berenam seolah-olah terapung di atas lumpur dan melintasi permukaan lumpur bagaikan naik perahu. Lalu mereka terhempas jauh di sebuah padang rumput yang berjarak beberapa kilometer dari lokasi longsor.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Seluruh warga kota kecil itu telah menjadi korban. Hanya keluarga inilah yang luput dari marabahaya. Nyawa mereka tertolong secara mukjizat.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />*</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Saya melihat sekawanan manusia lumpur di alam baka, yakni satu keluarga berupa enam umat Zhenfo Zong dalam manifestasi alam neraka. Yang jelas nyawa mereka sudah terancam, namun setelah saya berikan ritual Sadhana Bahtera Dharma, akhirnya mereka berhasil terselamatkan.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif;"><br />Sebuah pertanyaanku untuk sidang pembaca:<br />Mereka sudah menjadi manusia lumpur, kematian sudah ditetapkan, bukankah terdapat kesenjangan dimensi waktu? Bagaimana hal ini bisa terjadi? Saya tidak menjawabnya, biarlah sidang pembaca yang menjawab sendiri.</span></div>
<br />
<span style="font-family: "lucida sans unicode" , "lucida grande" , sans-serif; font-size: 18px;">Pertanyaanku ini tentu akan terjawab oleh para umat suci, rahasianya sudah tersirat di dalam.</span><br />
<br />
<span style="color: #444444; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /><br />*dikutip dari:</span><span style="font-size: x-small;">http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=194&id=8472<br />NOTE: Hari kemarin sore, Kamis tanggal 13-Sept-2018 buku yang dibeli di DharmaduttaStore via Tokopedia telah sampai keruman, buku ke-226, berjudul: Mengetuk Pintu Hatimu</span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-77050976772440211952018-07-26T12:46:00.001+07:002020-05-16T12:15:16.428+07:00Menjapa Nama Buddha dan Menjapa Mantra<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">Pada masa awal saya belajar
Buddhadharma, ada sebuah kisah yang sangat membuat saya terharu, begini
kisahnya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Seorang nenek berusia
lanjut berikrar bahwa ia baru bersedia terlahir di Buddhaloka setelah usai
menjapa genap lima ratus miliar kali nama Buddha Amitabha.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Si Nenek setiap hari
menjapa nama Buddha dengan menghitung butiran kacang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Suatu hari Si Nenek jatuh
sakit, sedangkan kacang yang sudah dihitung masih kurang dari target, masih
jauh dari lima ratus miliar!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Bagaimana baiknya? Si Nenek
sangat resah, tak berdaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">Pada saat itu, ikrar Si
Nenek membuat dua sosok Bodhisattva Agung merasa terharu. Kedua Bodhisattva
Agung ini menjelma jadi dua orang Bhiksu bertandang ke rumah Si Nenek.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Setelah jelas maksud
kedatangannya, kedua Bhiksu memberitahu Si Nenek, “Nek, japalah </span><b><span style="color: #0070c0; font-size: 13.5pt;">Namo san shi liu wan yi, yi
shi yi wan, jiu qian wu bai, tong ming tong hao Amituofo!</span></b><span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">” (</span><span style="color: #c00000; font-size: 13.5pt;">Terpujilah 36.000.000.119.500 nama agung yang sama
dari Buddha Amitabha</span><span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">Begitu Si Nenek menjapa,
tercapailah targetnya, malah kelebihan hitungan, aha!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Saat Si Nenek menjapa, “</span><b><span style="color: #0070c0; font-size: 13.5pt;">Namo san shi liu wan yi, yi
shi yi wan, jiu qian, wu bai tong ming tong hao Amituofo!</span></b><span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">” Seluruh kacang tertumpah di lantai, dan Si Nenek pun terlahir di alam
suci.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">Dua orang Bhiksu itu
menjelma kembali dalam sosok Bodhisattva, lalu menghilang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Kisah ini segera tertanam
di dalam benak saya, sejak itu saya pun ikut menjapa, “</span><b><span style="color: #0070c0; font-size: 13.5pt;">Namo san shi liu wan yi, yi
shi yi wan, jiu qian, wu bai tong ming tong hao Amituofo!</span></b><span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">” Setiap sebelum menjapa nama Buddha Amitabha, saya pasti membaca
kalimat yang satu ini; begitu pula setelah usai menjapa nama Buddha Amitabha
dan sebelum parinimana, saya juga membaca ulang kalimat ini; bahkan setiap
teringat, saya suka membacakannya pula.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Kalimat ini banyak memberi
yukta, sehingga saya juga mengajarkan para siswa untuk membacanya. Kini, banyak
siswa yang ikut membacakan kalimat ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Ketahuilah, menjapa nama
Buddha, jangan malas-malasan atau asal-asalan, jangan pula hanya menjapa satu
kali saja, japalah sebanyak-banyaknya. Kalimat dijapa untuk keperluan
darurat kelak, maka itu jangan sekali-kali malas!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Manfaat apakah yang dapat
kita peroleh dari menjapa nama Buddha?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">Aliran Sukhavati sangat
umum bagi semua umat, bagi yang berbakat tinggi, yang berbakat menengah, yang
berbakat rendah, yang pernah melakukan Lima Perbuatan Durhaka dan Sepuluh
Kejahatan, bahkan yang fenomena neraka sudah muncul pun, japalah dengan penuh
konsentrasi dan tulus, segera akan mencapai pantai seberang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Guru Besar Ou-yi berkata, “Para
Buddha mengasihani makhluk luas yang tersesat, selalu menjelma sesuai kondisi,
kendati kembali pada sumber nan tiada dua, tetap banyak membuka jalan
kemudahan. Dari sekian banyak kemudahan yang dapat langsung memperoleh
kesempurnaan, tak ada yang lebih mudah daripada menjapa nama Buddha untuk
terlahir di alam suci.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Hendaknya terhadap tubuh
bardo juga diberi bimbingan sebagai berikut:<br />
- Sukhavati ada di hadapan Anda.<br />
- Japalah nama Buddha dengan sepenuh hati.<br />
- Berpikirlah diri sendiri akan terlahir di Sukhavati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Demikianlah ‘petunjuk
penting jelang wafat’.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Ketahuilah, mantra adalah
bahasa rahasia dari Buddha dan Bodhisattva, disebut pula ‘dharani’. Semua
mantra merupakan bahasa Tathagata yang paling luar biasa, dari segala rahasia
Tathagata inilah akan meningkatkan kesadaran diri menjadi suci.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Itulah sebabnya Tsongkhapa
berkata, “Menjapa nama Buddha adalah menyebut nama Buddha, menjapa mantra
adalah berkomunikasi dengan hati Buddha.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Penjapaan mantra yang
hingga mencapai keyogaan akan menyingkirkan rintangan, meningkatkan
kebijaksanaan, menjadi suci, memiliki kekuatan dewa, atas ketakjuban inilah
maka dikatakan ‘rahasia’.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Antara menjapa nama Buddha
dan menjapa mantra, menurut saya pribadi, dua-duanya bagus, tidak ada perbedaan
dalam hal keunggulan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Dulu, Guru Besar Lianchi
berpendapat, “Bagi yang khusus menekuni penjapaan nama Buddha Amitabha, juga
akan memperoleh semua pahala yang unggul. Menjapa nama Buddha dengan penuh
konsentrasi, satu nama Buddha saja mampu mengikis dosa samsara selama 80 koti
kalpa. Nama Buddha yang dijapa dengan konsentrasi, sama dengan Mantra Mahadewa,
Mantra Mahavidya, Mantra Anuttara, dan Mantra Anupama. Dengan sepuluh penjapaan
akan memperoleh kelahiran di alam suci tanpa kembali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />*Dikatakan sebagai Mantra
Mahadewa karena berkekuatan sangat dahsyat; *dikatakan sebagai Mantra Mahavidya
karena akan melenyapkan avidya dan menemukan jati diri; *dikatakan Mantra
Anuttara karena akan terlahir di Sukhavatiloka dan mencapai kebuddhaan; *dikatakan
Mantra Anupama karena akan memperoleh anupada yang kelak bertekad kembali ke
Dunia Saha untuk misi penyelamatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Jadi, menurut Guru Besar
Lianchi, menjapa nama Buddha sama halnya dengan menjapa mantra, sebab menjapa
nama Buddha sama dengan menjapa Mantra Mahadewa, Mantra Mahavidya, Mantra
Anuttara, dan Mantra Anupama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">Saya sendiri juga
sependapat atas upaya yang terpuji ini!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Bagi saya yang senantiasa
menekuni mantra rahasia, mantra adalah:<br />
1. Hati Tathagata.<br />
2. Mata Tathagata.<br />
3. Segenap Dharma yang tak tercemar.<br />
4. Manifestasi gaib.<br />
5. Tiada awal dan tiada akhir.<br />
6. Padmagarbha.<br />
7. Kebenaran Vajra.<br />
8. Satya-prajna.<br />
9. Keheningan absolut.<br />
10. Jasmani segera mencapai alam suci.<br />
11. Tiada beda dan tidak wujud.<br />
12. Dharma abadi.<br />
13. Pencerahan asal.<br />
14. Tiada noda yang dapat menghalangi.<br />
15. Mencapai kebuddhaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Menurut saya, mantra itu
garbha yang tiada batas. Dari 15 butir pengertian saya akan mantra, ini saja
sudah sulit terbayangkan. Kekuatannya menyelimuti seluruh Alam Dharma tanpa
kecuali, dan jasa gunanya tanpa batas, abadi, sukha, suci, dan sunya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Pengertian Ajaran Tantra
atas dharani adalah: pintu paramita mahamitri di sepuluh penjuru alam sebanyak
debu yang bagaikan padmagarbha, semua Nirmanakaya yang tak terhingga di
Triyana (Sravakayana, Pratyekayana, dan Bodhisattvayana) dan enam alam gati,
ibarat akar, ranting, dan daun, saling memantulkan cahaya, penuh dengan
cakra-paripurna yang rahasia, dan tersebutlah mandala dari dharani.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Bagi saya, semua mantra rahasia
yang suci dan mulia pasti memiliki silsilah, dan untuk memperolehnya mesti
lewat abhiseka agar terjalin getaran suara batin dengan Yang Arya, inilah yang
disebut keyogaan yang akan menghasilkan hubungan kontak batin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;"><br />Suara, memiliki kekuatan
mahatinggi, menjapa mantra akan menghasilkan kekuatan yang berasal dari
frekuensi getaran. Oleh karena menjapa mantra dapat menghasilkan kekautan
mahatinggi, para Gurucarya pada zaman silam pun menentukan sebuah peraturan
pewarisan untuk melindungi kemurnian silsilah agar tidak disalahgunakan oleh
orang yang tidak bertanggungjawab. Itulah salah satu alasan mengapa mantra
menjadi rahasia karena tidak sembarangan diwariskan.<br /><br /><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">Jika kita membimbing tubuh
bardo menyebut nama Buddha, sebaiknya kita minta dia menyebut nama Buddha
yang sering dia japa agar ia dapat disadarkan.<br /><br /><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 19.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">Begitu pula, kalau kita
membimbing tubuh bardo menjapa mantra, sebaiknya kita minta dia menjapa mantra
yang sering dia japa guna menyadarkan silsilah mantranya. Begitu mantra itu
dijapa, terjadi yukta, lalu manfaatkan mantra ini untuk meningkat dan berpadu
dengan cahaya suci.<br />
<br /><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->-=o0o=-<br /><br /><!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">Namo Amituofo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: DFKai-SB; font-size: 13.5pt;">Om Amitewa Xie.</span> <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #c00000; mso-ansi-language: IN;"><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #c00000; mso-ansi-language: IN;">Dari buku ke-</span><span lang="EN-US" style="color: #c00000;"><a href="http://tbsn.org/indonesia/newsList.php?cid=23&csid=166"><span style="color: #c00000; font-size: 11.5pt;">163</span><span lang="IN" style="color: #c00000; font-size: 11.5pt;">: </span><span style="color: #c00000; font-size: 11.5pt;">Mengarungi
Samudera Samsara</span></a></span><span style="color: #c00000; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="mso-ansi-language: IN;">Sumber: <a href="http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=166&id=8086">http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=166&id=8086</a><o:p></o:p></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-90597096969366305272018-07-21T09:12:00.000+07:002018-07-21T09:14:20.421+07:00Nasehat Yang Menyelamatkan Tujuh Nyawa<div align="center" class="ROUTEPATH" style="background-color: white; color: tomato; font-family: DFKai-sb; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: 27px; margin-bottom: 5px; text-align: -webkit-center;">
<br /></div>
<div class="news-text" style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; line-height: 26px; list-style-position: inside; padding: 25px 50px;">
<div style="font-size: 18px;">
Semua manusia punya kemelekatan hati.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Sutra Mahaprajna, Sutra Intan, dan Sutra Hati mengajari kita menghilangkan kemelekatan hati.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Pengertian sederhana kalimat ‘<span style="color: blue;">menghilangkan kemelekatan hati</span>’ adalah ‘<span style="color: blue;">merelakan segalanya</span>’.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Sutra Intan menyebutkan, “<span style="color: blue;">Segala Dharma Samskrta, bagaikan mimpi dan gelembung, bagaikan embun dan gelombang"</span>, demikianlah hendaknya berpandangan.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Juga disebutkan, “Tinggalkan semua fenomena maka tersebutlah Buddha.”</div>
<div style="font-size: 18px;">
Sutra Hati menyebutkan; Tak ada mata, telinga, hidung, lidah, badan, dan obyek pikiran; taka da bentuk, suara, bau, rasa, dan obyek yang dapat disentuh.”</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Silahkan bandingkan dengan tiga kalimat sederhana yang pernah kusebut:</div>
<div style="font-size: 18px;">
“<span style="color: #990000;">Segala sesuatu akan berlalu</span>”</div>
<div style="font-size: 18px;">
“<span style="color: #990000;">Setiap orang akan lenyap</span>”</div>
<div style="font-size: 18px;">
“<span style="color: #990000;">Semua adalah hampa, semua akan tiada</span>”</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Saya sering mengingatkan para umat, “Relakanlah segalanya! Hilangkanlah kemelekatan hati!”</div>
<div style="font-size: 18px;">
Suatu hari, angkasa memancarkan cahaya aneka warna nan kemilau. Yang datang ternyata Bodhisattva Maitreya yang memanggul buntelan.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Bodhisattva Maitreya yang bermarga Maitri itu kini menetap di halaman dalam Surga Tusita. Merupakan Bodhisattva yang akan terlahir sekali lagi di Dunia Saha. <br />
<br />
Ia akan terlahir di Dunia Saha pada saat kalpa kecil kesepuluh di mana usia manusia akan mencapai delapan puluh ribu tahun, sebagai Buddha kelima dari kalpa budi setelah Buddha Sakyamuni. <br />
<br />
Pada tiga kali pergelaran Persamuan Dharma Agung di bawah Pohon Nagapuspa kelak, Ia akan menyelamatkan segenap makhluk hidup di alam manusia dan alam dewa.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Bodhisattva Maitreya menetap di Tanah Suci Maitreya, tepatnya di Alam Tusita, surga keempat dari enam surga di Karmadhatu. <br />
<br />
Di alam ini terdapat halaman luar dan halaman dalam. Halaman dalam dihuni oleh Bodhisattva Maitreya, maka dinamakan Tanah Suci Maitreya.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Ketika Bodhisattva Maitreya menampakkan diri di angkasa, dua sosok Bodhisattva menyertai di sisi. Yang sebelah kiri adalah <b>Bodhisattva Fahualin</b>, dan yang sebelah kanan adalah <b>Bodhisattva Damiaoxiang</b>.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Bodhisattva Maitreya berkata padaku, “Ada hadiah untukmu.”</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Saya tertegun, “Hadiah apa?”</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Bodhisattva membukakan buntelannya, cahaya keemasan memancar di udara, menampakkan ribuan hawa manggala. Saya mendongakkan kepala, tampak mahkota yang memancarkan lima warna, mutiara moni yang tak terhitung jumlahnya, selendang yang terbuat <br />
dari untaian puspa, jubah surgawi berlapis tiga, gelang batu giok, padmasana berkelopak delapan dalam tujuh warna, dan berbagai batu pertama lainnya.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Bodhisattva berkata padaku, “Ini semua milikmu.”</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Saya bingung dan tidak mengerti, “Mengapa jadi milikku?”</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
“Anda telah menyelamatkan tujuh nyawa manusia.”</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
“Saya sendiri tidak tahu,” paparku jujur.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
“Beberapa hari yang lalu, seorang wanita bernama Jiang Min berkunjung ke tempatmu. Anda sempat menasihatinya, dan ia menurut. Maka itu, tujuh nyawa terselamatkan.”</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Saya sendiri merasa heran!</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Rupanya kejadiannya begini. Ibu mertua Jiang Min adalah seorang wanita tua yang sangat kejam dan sadis. Sejak Jiang Min menikah dan tinggal bersamanya, selalu ditindas.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Jiang Min sungguh tidak tahan lagi. Hatinya penuh dendam. Disiapkannyalah arsenic, racun yang mematikan. Ia bermaksud meracuni ibu mertua, suami, empat orang anaknya, dan dirinya sendiri saat makan malam bersama. Ini sebuah tragedi keluarga yang amat besar, tragedi manusia.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Jiang Min sempat mendengar dari orang bahwa saya mahir meramal, maka ia datang menemuiku.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Ia tidak mengatakan ingin meracuni seluruh keluarganya. Ia hanya bertanya kapan bisa terlepas dari penindasan sang mertua.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
"Belakangan ini Anda ada urusan salah karma. Bila terlanjur salah karma, akan terjerumus dan taka da alasan terselamatkan lagi. Terlebih-lebih tak dapat lepas dari karma!” paparku.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Jiang Min merasa takut mendengarkan hal ini.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
"Ibu mertuamu sudah lanjut usia, semua ini akan berlalu dan lenyap. Bersabarlah, perlakukanlah dirinya dengan baik.” <br />
<br />
Saya lanjut berkata, “Singkirkanlah bungkusan yang ada padamu itu.”</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Jiang Min semakin kaget karena ia membawa bungkusan yang berisi racun arsenic.</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br />
Sesampai di rumah, Jiang Min benar-benar menuruti perkataanku membuang arsenic itu. Ia juga memperlakukan ibu mertuanya dengan baik. Kondisi keluarganya menjadi lebih baik. Dua tahun kemudian, ibu mertua Jiang Min pun meninggal dunia.</div>
<div style="font-size: 18px;">
“<span style="color: #990000;"><b>Segala sesuatu akan berlalu</b></span>”</div>
<div style="font-size: 18px;">
“<span style="color: #990000;"><b>Setiap orang akan lenyap</b></span>”</div>
<div style="font-size: 18px;">
“<span style="color: #990000;"><b>Semua adalah hampa, semua akan tiada</b></span>”</div>
<br />
<span style="font-size: 18px;">Tiga kalimat ini sungguh adalah kebenaran.</span><br />
<br />
<br />
<span style="color: #444444; font-size: x-small;">*dikutip dari buku ke-153 "Biarkan SinarMentari Menerangi", kisah no.4, hal 12~14</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-61475348721027657622018-07-21T08:53:00.002+07:002020-11-17T06:35:20.724+07:00LAUT DI KALA SENJA (Jangan Dekati Perzinahan)<div align="center" class="ROUTEPATH" style="background-color: white; color: tomato; font-family: DFKai-sb; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: 27px; margin-bottom: 5px; text-align: -webkit-center;">
<br /></div>
<div class="news-text" style="background-color: white; line-height: 26px; list-style-position: inside; padding: 25px 50px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5RF3V5cKSeoUPp67434qdOmx9O7EVIc3xeRZOescxpYYZLXwAHxQYoBRR5hBRDAxvaRXBvFxUMAmTtxoMU6bl0zv_PuXt33hA7xkKllWNZOiQJcs1HFDMhO7EDI1aogUX3tzS0RTXunvA/s1600/Sunset_in_Zadar_2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="430" data-original-width="669" height="205" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5RF3V5cKSeoUPp67434qdOmx9O7EVIc3xeRZOescxpYYZLXwAHxQYoBRR5hBRDAxvaRXBvFxUMAmTtxoMU6bl0zv_PuXt33hA7xkKllWNZOiQJcs1HFDMhO7EDI1aogUX3tzS0RTXunvA/s320/Sunset_in_Zadar_2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Semua orang suka melihat laut. Terutama laut di kala matahari terbenam, selalu merupakan pemandangan terindah di dunia.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sebuah bola api besar yang merah menyala, menyentuh garis permukaan laut, perlahan tenggelam ke dalam air laut. Membuat langit dan laut turut memerah.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sinar yang tersisa memerahkan seluruh cakrawala. Tapi, hanya dalam sekejap, semua akan menjadi gelap!</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Saya duduk di tepi pantai di kala senja menyaksikan pemandangan ini. Dalam keadaan samar-samar, hatiku tergerak. Dari titik pertemuan matahari dan laut, saya memasuki alam baka. Di alam baka, saya bertemu dengan seorang konglomerat.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Saya sedang berjalan-jalan.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Di depanku ada seorang pak tua juga sedang berjalan-jalan. Pak tua ini sendirian. Tiba-tiba ia menoleh, wajahnya seperti pernah kukenal.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">“Oh, Anda ini…,” saya berseru.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">“Benar, saya.”</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Saya merasa sangat heran, “Mengapa Anda bisa berada di sini?”</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">“Saya…” Pak tua merasa malu.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Saya bertanya demikian tentu ada alasannya. Karena pak tua ini merupakan konglomerat papan atas di dunia, bukan orang kaya biasa. Jaringan usahanya sungguh luas. Yang patut disyukuri adalah ia seorang kaya raya yang senang beramal. Hatinya saleh, suka menolong orang lain.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ia menjadi donatur bagi banyak lembaga sosial dan kegiatan sosial. Ia selalu menyumbangkan dana maupun tenaga, menjadi orang baik nomor satu di negerinya.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Konglomerat ini memang seorang dermawan besar. Ia juga menyumbang tanah, melakukan kegiatan sosial, memperbaiki jalan dan jembatan, membantu korban bencana alam, mencetak kitab suci, membuat pratima Buddha. Hartawan ini juga seorang umat Buddha yang taat beragama. Kalau ada biarawan datang memohon dana pembangunan kuil atau vihara, ia pasti dengan senang hati merelakan dana.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Dermawan konglomerat ini bisa mengupayakan kebaikan bagi umat luas tentu menghasilkan buah kebajikan. Orang seperti ini, pasti akan terlahir di alam dewa yang indah dan selalu berkesempatan mendengarkan Buddhadharma.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tapi, sekarang ia berada di alam baka dan terjerumus di tiga alam samsara. Tentu hal ini membuat saya merasa heran.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Konglomerat ini berkata padaku, “Berkah dan umurku sampai hari ini sudah terkikis habis.”</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">“Mana mungkin?” saya tidak percaya, “Apa kesalahanmu?”</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">“Kesalahan yang paling mudah dibuat oleh orang kaya,” jawabnya.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">“Sering berzinah?” saya coba menebak.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">“Benar,” jawab konglomerat.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Konglomerat ini menjelaskan padaku:<br />Setelah seseorang mencapai sukses dan popular, dengan kekayaan yang berlimpah itu akan menjadi pusat perhatian banyak orang. Banyak wanita akan mengaguminya, lalu jatuh hati dan mendekatinya. Hal inilah yang menyebabkan seorang konglomerat beristri banyak. Ia memperistri sekretarisnya, juga memperistri wanita dari kalangan baik-baik, bahkan memperistri teman sekolah putrinya…</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Saya sungguh tak bisa bicara apa-apa lagi.</span></div><div style="font-size: 18px;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Saya teringat sebuah cerita, begini kisahnya:<br />Seorang pejabat jaman Dinasti Ming bernama Zhang Ning yang sudah berusia senja masih belum punya anak dan sering sakit-sakitan. <br />Zhang Ning berdoa di kuil rumahnya. Batinnya bertanya, dosa apa kiranya yang telah ia perbuat sehingga tidak punya keturunan dan banyak penyakit?</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Seorang istri mudanya berkata, kalau tidak menelantarkan mereka sudah merupakan suatu kebajikan.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Zhang Ning sadar seketika.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br />Lalu semua istri muda dan pelayan yang tidak ingin tinggal bersamanya, dibebaskan untuk menikah lagi.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br />Setahun kemudian, Zhang Ning memperoleh seorang putra, badannya juga semakin sehat.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br />‘Sering berzinah’ memang menakutkan. Hendaknya mawas diri. <br /><br />Ketahuilah, <span style="color: blue;">para makhluk suci di alam sana selalu mengawasi tingkah laku kita dengan ketat</span>.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /><span style="color: blue;">Yang harusnya bisa mencapai kebahagiaan surgawi, ini malah menderita di neraka</span>. Begitu salah langkah akan terjerumus. <br /><br />Janganlah melakukan hal yang tidak senonoh; janganlah melakukan hal yang tak bermoral; janganlah merendahkan wanita penghibur dan pelayan; janganlah merasa pantas didekati hal cabul; janganlah menganggap poligami itu bak makanan sehari-hari; janganlah melupakan tatakrama antara tua dan muda.</span></div>
<div style="font-size: 18px;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br />Di alam baka bertemu dengan orang kaya raya yang terkenal ini sungguh merupakan sebuah peringatan! Jangan memanjakan diri dengan nafsu birahi yang berlebihan, hal yang ekstrim akan mendatangkan bencana.</span></div>
<br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: 18px;">Sangat disayangkan, hanya karena perbuatan ini terjerumus di alam neraka!</span><br />
<br />
<br />
<span face=""arial" , "helvetica" , sans-serif" style="color: #444444; font-size: x-small;">*dikutip dari buku ke-153 "Biarkan Sinar Mentari Menerangi", kisah ke-10, hal 30~32</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-44427885038947416842018-04-07T16:41:00.003+07:002018-04-07T16:41:31.600+07:00Berbagai Sikap Terhadap Nyamuk Yang Menggigit<div align="center" class="ROUTEPATH" style="background-color: white; color: tomato; font-family: DFKai-sb; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: 27px; margin-bottom: 5px; text-align: -webkit-center;">
<br /></div>
<div class="news-text" style="background-color: white; line-height: 26px; list-style-position: inside; padding: 25px 50px;">
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Saya ingat pernah suatu kali seorang pewawancara bertanya kepada Dalai Lama, “Apa yang Anda lakukan saat nyamuk menggigit Anda?”<br />Dalai menjawab, “Saya akan menggerak-gerakkan badan supaya nyamuk itu pergi.”</span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">“Jika tetap menggigit bagaimana?”<br />Dalai menjawab, “Saya meniupnya supaya nyamuk itu pergi.”<br />Wartawan lanjut bertanya, “Jika nyamuk itu tetap tidak pergi bagaimana?”<br />Dalai menjawab, “Sekali tepuk, nyamuk pun mati!”<br />(Awalnya tidak membunuh, apa boleh buat)</span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br />Ada lagi:<br />Biksu Haitao dalam ceramah Dharma berkata seperti ini:<br />Saat nyamuk menggigit saya adalah saat yang paling tepat bagi saya untuk melatih pelepasan ‘kemelekatan diri’.</span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Biarkan nyamuk menggigit.<br />Biarkan nyamuk kenyang mengisap darah sadhaka, biarkan nyamuk bergembira, biarkan nyamuk berbahagia.<br />Ini adalah upaya berdana.<br />Sekaligus merupakan saat yang tepat bagi sadhaka untuk melatih pelepasan terhadap kemelekatan.</span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Yakni pelepasan terhadap:<br />- kemelekatan rasa gatal.<br />- kemelekatan rasa sakit.<br />- kemelekatan diri.<br />Batin sadhaka tidak bergejolak sama sekali!</span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Komentar saya:<br />Ini berarti memberi kebahagiaan kepada nyamuk!<br />Ini berarti menolong nyamuk terbebas dari derita kelaparan!<br />Ini berarti upaya berdana dengan penuh sukacita!<br />Ini berarti Mahamaitri tanpa batas dan Mahakaruna universial.<br />Ini berarti Upeksa tak terhingga.</span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Akan tetapi, bila merebak penyakit demam berdarah, virus Zika, bakteri mematikan...<br />Bagaimana?<br />Mengorbankan diri sendiri demi menyelamatkan nyamuk?<br />Luar biasa!</span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br />Ada lagi:<br />Ada orang bertanya kepada saya, “Mahaguru! Apa yang Anda lakukan saat nyamuk menggigit Anda?”<br />Saya menjawab, “Plak! Langsung tepuk mati!” (tanpa berpikir panjang lebar)</span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Orang bertanya, “Bukankah itu melanggar Sila tidak boleh membunuh?”<br />Saya menjawab, “Bukan demikian, sebenarnya saya sedang menyeberangkannya, supaya nyamuk ini lekas meninggalkan alam nyamuk, terlahir di alam luhur.”<br />“Caranya bagaimana?”<br />Saya menjawab, “Saya menjapa sebait kalimat berbunyi: ‘terseberangkanlah ke Alam Suci, bebas dari Samsara, Namo Amitabha Buddhaya.”<br />Lalu mengembuskan setarik napas dari mulut saya, melakukan ritual penyeberangan.</span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Orang bertanya, “Apa nama metode ini?”<br />Saya menjawab, “Sadhana BINASA PARAMITA” [sun: hehehe, lucu ya]<br />Orang bertanya, “Apakah ini termasuk cara welas asih?”<br />Saya menjawab, “Mahawelas asih!”<br /></span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ketahuilah, pahami bahwasanya Buddhadharma merupakan Jalan Kebenaran, Jalan Kebenaran ini mencakup metode konvensional maupun metode inkonvensional. Sadhana Binasa Paramita yang dimaksud di atas merupakan upaya Mahabodhisatta yang tak terbayangkan, hal yang mana tidak dapat dipahami oleh orang awam.<br /></span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Kita tidak terpaku pada aspek eksternal, melainkan lebih mementingkan aspek internalnya, semangat adikodrati seperti ini menjadikan Buddhaksetra sebagai orientasi, menjadikan Kebenaran Hakiki sebagai realita sejati, jika bukan oleh seorang Arya Vimalakirti, maka sungguh mustahil untuk dipahami!</span></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<span style="font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br />om guru lian shen siddhi hum<br /></span></span></div>
<span style="color: #666666;"><span style="font-family: DFKai-sb; font-size: 14px;"><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">**dicopas dari; </span></span><span style="font-family: lucida sans unicode, lucida grande, sans-serif;"><span style="font-size: 14px;">http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=267&id=12</span></span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-62442766173203467882018-03-23T17:05:00.000+07:002018-03-23T17:05:21.758+07:00SALIRA SEBAGAI BUKTI<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: Arial Narrow, sans-serif;"> </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: small;"> Berita yang akhir akhir ini
menimbulkan kegemparan luar biasa di kalangan Budhis adalah sebagai berikut:
"Beberapa tahanan dari penjara Chang-yi Singapura yang akan menjalankan
hukuman mati telah memutuskan untuk mengangkat guru kepada Living Budha
Lian-Shen dan dengan tekun melatih diri dengan Dharma Tantrayana Cen Fo Cung. Hasilnya,
setelah mereka menjalankan hukuman mati dan dikremasikan, sarira (reliks)
ditemukan dari sisa sisa kremasi." Berikut ini adalah catatan mengenai
sarira sarira yang ditemukan dari sisa sisa kremasi ke empat tahanan (siswa
saya) yang menjalankan hukuman mati:<br /><br /><o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">(1) Lianhua
Ah‑lin‑He, </span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt; text-indent: -36pt;">melatih diri dengan Catur Prayoga selama kira kira satu tahun. Ia
dihukum mati pada tanggal 6 September 1991. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> Setelah dikremasikan, 12 sarira
ditemukan.<br /><br /><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">(2)<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Lianhua
Ching‑wen‑He, melatih diri dengan Catur Prayoga selama kira kira 3 tahun. Ia
dihukum mati pada tanggal 15 November 1991. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> Setelah dikremasikan, lebih dari 30
sarira ditemukan.<br /><br /><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">(3)<span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Lianhua
Bao‑sheng‑He, melatih diri dengan Yidam Cundi Yoga selama 3 tahun dan 9 bulan. Ia
dihukum mati pada tanggal 28 Maret 1992. Setelah dikremasikan, tiga sarira
ditemukan. Keesokan harinya, sebuah sarira lagi ditemukan yang tumbuh dari
ketiga sarira pertama. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">(4) Lianhua
You‑ching‑He, melatih diri dengan Yidam Padmakumara Yoga selama 4 tahun dan 5
bulan. Ia dihukum mati pada tanggal 3 April 1992. Setelah dikremasikan, banyak
bunga sarira dan 20 sarira mahkota ditemukan. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sarira biasa juga disebut
"relics" dan hanya ditemukan pada sadhaka sadhaka yang telah mencapai
tingkah keberhasilan pembinaan diri yang tinggi. <br /><br />Sejak dahulu kala, sarira
dianggap sebagai bukti dari pencerahan. <br /><br />Bila sarira ditemukan setelah seorang
rahib penting/senior dikremasikan, orang orang akan menempatkan sarira itu di
altar dan memujanya.<br /><br /><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Karena itu, tidak diragukan lagi
bahwa aliran Cen Fo Cung dari Living Buddha Lian-Shen adalah sebuah aliran Buddhis
yang di jalan yang benar dan bahwa Dharma Tantrayana Cen Fo Cung adalah Dharma
Buddhis yang benar pula. <br /><br />Ini didukung dengan fakta bahwa mereka yang melatih
diri dengan dharma ini, tahanan hukuman mati sekalipun, akan mencapai
keberhasilan pembinaan diri yang besar. Sekarang apa yang dapat dikatakan oleh
orang orang yang menyampaikan tuduhan tuduhan negatif? <br />Semua gosip telah
hancur! <br />Saya ingin menasihati mereka yang mengatakan Cen Fo Cung sebagai aliran
sesat untuk melihat fakta dan bukti. <br />Saya menganjurkan mereka untuk dengan
tulus memperbaiki kesalahan mereka dan mengubah jalan hidup mereka. <br />Mereka pun
dapat melatih diri dengan Dharma Tantrayana Cen Fo Cung. Janganlah ragu lagi. <br />Janganlah
menanam benih di neraka!</span><span style="font-family: "Arial Narrow", sans-serif; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<br /><br /><span style="color: #999999; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">**Dikutip dari ebook Padmakumara-02, artikel no.1.7 </span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14pt; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial Narrow", sans-serif; font-size: 11pt;"><span style="letter-spacing: -0.2pt;">Judul asli: <b>Ditemukannya </b></span><span style="color: red; font-weight: bold; letter-spacing: -0.2pt;">Sarira</span><span style="letter-spacing: -0.2pt;"><b> Sebagai Sebuah Bukti</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14pt; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span style="font-family: "Arial Narrow", sans-serif; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.15pt; text-indent: -36pt;">(Judul asli: Dharma Budha yang benar, oleh Maha Acarya Lu Sheng-yen,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14pt; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span style="font-family: "Arial Narrow", sans-serif; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.15pt; text-indent: -36pt;">Diterjemahkan dari suratkabar "The Hwa Yu Post" No. 27, tanggal 14 Agustus 1992)</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-4832203096779344082018-03-20T19:56:00.006+07:002020-11-17T07:01:16.888+07:00MENJAPA MANTRA BUDDHA<span face="Trebuchet MS, sans-serif"><br /></span>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Dalam menjalankan Agama Buddha Tantrayana ada 3 hal yang harus dijalankan untuk mencapai keBuddhaan dalam tubuh sekarang, y</span><span face=""Trebuchet MS", sans-serif">aitu :</span></span><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif">1. Menjapa Mantera</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif">2. Meditasi</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif">3. Melaksanakan Api Homa</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif"><br /></span>
<span face="Trebuchet MS, sans-serif">Dari ketiga hal, yang paling gampang dan harus dijalankan adalah yang nomor satu Menjapa Mantera. <br /><br />Simak syair di bawah ini</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif"><br /></span>
<span face="Trebuchet MS, sans-serif">Menjapa MANTRA BUDDHA</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif"><br />Jangan ragu-ragu menjapa mantera, </span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Mudah mengikis dosa dan karma,<br />Menyadari dunia fana bagaikan penjara,</span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face=""Trebuchet MS", sans-serif">Harta dan tahta hanyalah lilin yang menyala,</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif">Lahir, tua , sakit , mati sudah hal biasa,</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif">Timbul lenyapnya cinta kembali sirna.</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif">Mendalami mantra Buddha dan mulai bersadhana,</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif">Kelak menetap abadi di Surga Sukhavatiloka.</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif"><br />Mantera dalam tantra Buddha disebut juga Dharani, memiliki makna penjapaan pokok artinya segala penjapaan mantra tiada batas, kita menyebutkannya sebagai kata sejati, cahaya mantera, hati Tathagata, Ratna manikam. <br /><br />Yang menapaki sadhana dalam Buddha dharma akan menyadari bahwa Buddha dharma adalah maha tinggi, takjub dan unik. <br /><br />Memiliki banyak ratna permata antara lain sunya yang sejati, kebijaksanaan, pandangan benar dari Madyami-ka, Abhijna dari Vijnapti dan yoga ekarasa. Paling dasar mendalami Yoga eka-rasa memasuki mantera Buddha. <br /><br />Mantera Buddha bisa mengabulkan semua doa kita yang bajik, bisa meluruskan segala urusan besar seperti pertobatan,rejeki, kerukunan, penaklukan agar kemakmuran bisa tercapai, panjang umur bahkan mencapai Anuttara Bodhi (keBuddhaan). <br /><br /></span></span><span style="font-family: arial; font-size: large;"><span style="color: #2b00fe;">Semua mantera berasal dari Buddha Bodhisatva yang prihatin atas penderitaan mahluk hidup, demi menolong mahluk hidup agar terbebas dari duka maka dharani itu diwariskan langsung oleh Buddha Bodhisatva</span>. </span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif"><br />Kitab intisari Tantrayana menyebutkan “pahala menjapa mantra dan menyebut nama Buddha bagaikan gunung semeru dan samudra luas. Bila hanya menyebut nama Buddha tanpa menjapa mantra, pahala hanya sebatas gunung wangi saja”.</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif"><br /></span>
<span face="Trebuchet MS, sans-serif">Kitab Anuttarje mengatakan ; <span style="color: #cc0000;">Menyebut nama Buddha memang bisa mencakupi tiga akar, namun umat yang terlahir di pantai seberang belum sepenuhnya mencapai alam yang paling suci</span>. <span style="color: #0b5394;">Apabila menekuni sesuai Tantra-yana, sepuluh penjuru alam suci dapat dijelajahi sesuai kehendak dan merupakan hal yang pasti terlahir di tingkat paling suci</span>. <br /><br /><span style="color: #2b00fe;">Menyebut nama Buddha akan memperoleh rupa nama Buddha, manjapa mantera akan memperoleh hati Tathagata . Dengan menyebut nama Buddha serta menjapa mantra, pencapaiannya paling sempurna</span>.</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif"><br />Contoh mantera dan nama Buddha yang dapat ditekuni. </span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Pilih yang paling berjodoh dengan anda (yang paling disukai)</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif"><br />Mantera rahasia [mantera hati] Buddha Amithaba: “<b>Om Ami Te Wa Xie</b>” <br />Menjapa penuh setiap hari hingga 100.000 x semua doa positip terkabul. </span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Menjapa penuh setiap hari hingga 350.000x semua siddhi akan diperoleh jauh dari penyakit dan bencana/santet. </span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Menjapa lebih banyak lagi semua malapetaka dan gangguan jahat akan lenyap. Bila mampu menjapa 8.000.000x dalam hidupnya akan dijamin terlahir di Surga Sukhavatiloka. <br /><br /></span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Bila bertemu makhluk suci dalam meditasi dan untuk menguji makhluk suci itu sejati atau siluman/mara japalah “om kulu lienseng Siti hum” 3x jika sejati sinarnya akan lebih terang jika palsu akan ditampakkan wujud aslinya. <br />Nama Buddha yang dilafalkan : “Namo Amitofo”</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif"><br />Mantera Avalokitesvara [sadaksari mantra] : “<b>Om Mani Pad Me Hum</b>” <br />Menjapa 108x setiap hari seumur hidup tidak akan terlahir ke tiga alam yang lebih rendah dalam kehidupan mendatang mendapat tubuh manusia kembali dan dapat melihat Avalokitesvara (Kwan Se Im Posat). </span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Menjapa 21x setiap hari seumur hidup akan menjadi cerdas dan mampu mengingat apapun yang telah dipelajari. Memiliki suara yang merdu menjadi ahli dalam makna semua Buddha dharma. <br />Menjapa 7x setiap hari seumur hidup, semua kesalahan akan disucikan dan semua rintangan hidup akan disingkirkan dalam kehidupan mendatang. Tidak perduli dilahirkan dimana senantiasa berjodoh dengan Avalokitesvara. <br />Nama Buddha yang dilafalkan : “Namo Kuan Se Yin Pusa”</span><br />
<span face="Trebuchet MS, sans-serif"><br /></span>
<span face="Trebuchet MS, sans-serif">Avalokitesvara pernah mengatakan pahala terbesar dalam Tantrayana adalah menjapa Mantra! </span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Mengapa ? </span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Mantra meliputi segalanya. </span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Meliputi angkasa luas. </span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Tetapi besar kecil pahala dan kekuatan dharma penjapaan mantra berbeda pada setiap orang. Tergantung tingkat kesucian pikiran / hati orang tersebut. <br /><br />Menjapa mantra dapat menghapus kotoran, membersihkan karma, menyembuhkan penyakit, menghapus kerisauan bathin merupakan abhiseka manjur sungguh tak terbatas nilainya. <br /><br />Bagi yang berjodoh dan mempunyai pahala besar akan segera menekuninya dengan rajin, segera mencapai kontak batin dan mencari ajaran selanjutnya. <br /><br />Bagi yang belum berjodoh/berniat menekuni simpanlah hingga waktunya tiba. </span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Trebuchet MS, sans-serif">Bagi sedang bermasalah jangan ragu-ragu lagi, segeralah menjapa mantra !</span></span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;">*</span></div><div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span><br /><span style="color: #cccccc;">*sumber: http://vajradharmaratna.blogspot.co.id/2014/11/menjapa-mantra-buddha.html</span><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-23932613889762618322018-03-20T19:40:00.005+07:002018-09-14T09:37:04.820+07:0010 Pahala Pelepasan Satwa<br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">Pelepasan satwa (fangshen / Satwamocana) memiliki sepuluh pahala kebajikan berikut:</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">1. Tiada petaka akibat senjata tajam dan peperangan.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">2. Berbagai kemujuran akan berkumpul.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">3. Panjang usia dan sehat.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">4. Sutra Buddha mengatakan : seorang yang menjalankan sila tidak membunuh dan melakukan</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;"> pelepasan satwa akan memperoleh dua macam pahala yaitu panjang usia, serta banyak rejeki</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;"> dan tiada penyakit.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">5. Banyak anak dan harapan akan anak laki laki.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">6. Para Buddha bersuka cita.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">7. Para hewan akan mengenang jasa. (bibit jodoh baik masa mendatang.)</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">8. Tiada petaka.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">9. Terlahir di surga, bagi yang menekuni metode Tanah Suci akan terlahir di Tanah Suci.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">10. Dewasa ini adalah masa masa petaka dalam dunia manusia, rokok, arak, mara kemelekatan</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;"> cinta, semua mengikat para insan. Bila para insan mengerti saling membalas budi, berbagai</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;"> kejahatan akan sirna, setiap saat akan tenteram.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">Dunia hewan ada kondisi kemajuan perlahan dari kehidupan rendah menuju tinggi, seperti halnya umat manusia yang semula liar berubah semakin berbudaya. Seperti yang dikatakan oleh para ahli, bahwa setiap makhluk hidup mengalami perubahan karena kondisi luar.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: large;">Bila tiap orang dapat menjaga sila dan melepas satwa, maka batin penuh kebajikan akan saling bertaut, turun temurun pada anak cucu, selamanya tenteram dan makmur.</span><br />
<br />
<br />
<span style="color: #999999;">*sumber: http://vajradharmaratna.blogspot.co.id/2014/11/10-pahala-pelepasan-satwa.html</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-53081947062305025972018-03-20T10:21:00.002+07:002018-03-20T10:21:38.780+07:00BUKAN DEMI APAPUN<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Pada tahun itu, saya terus-menerus melakukan Mahanasmakara, bukan demi melihat Kalacakra, hanya belajar kerendahan hati dari bumi.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Pada bulan itu, saya terus-menerus membaca Sutra Kalacakra, bukan demi memahami makna utama Kalacakra, hanya memutar Sutra tanpa tujuan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Pada hari itu, tangan saya memegang dupa, mulut memanjatkan mantra, pikiran kosong, apapun tidak dipikirkan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Pada detik itu, tidak menanti kehadiran Anda, namun Anda datang dengan sendirinya, bahkan saling berhadapan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Ada foto sebagai bukti:<br />Anda menatap saya.<br />Saya menatap Anda.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
Hati Anda dan saya sangat lembut.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
Saya menyentuh ujung jari Anda yang runcing.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Yang ingin saya beritahu pada Anda semua adalah:</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
Sutra Vajra mengatakan:<br />Tiada wujud manusia, tiada wujud diriku, tiada wujud insan, tiada wujud kehidupan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Saya berkata:<br />Tiada wujud rupa, tiada wujud Dharma, tiada wujud abhava, tiada wujud sunya, tiada wujud duniawi, tiada wujud non duniawi.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Lebih dalam lagi dikatakan:<br />Tiada tiada wujud rupa, tiada tiada wujud Dharma, tiada tiada wujud insan, tiada tiada wujud kehidupan, tiada tiada wujud rupa, tiada tiada wujud Dharma, tiada tiada wujud abhava, tiada tiada wujud sunya, tiada tiada wujud duniawi, tiada tiada wujud non duniawi.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Lebih lebih dalam lagi dikatakan:<br />==Tiada wujud berkah dan pahala, <br />==tiada wujud Bodhisattva, <br />==tiada wujud Tathagata.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Saya berkata:<br />Jelas-jelas ada.<br />Benar-benar sunya.<br />Dari sunya melihat abhava.<br />Dari abhava melihat sunya.<br />Tidak melekat pada sunya maupun abhava.<br />Lebih naik satu yana.<br />Tidak terungkapkan.<br />(Ini tidak terpikirkan oleh manusia biasa)</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Tingkatan alam yang saya capai, sebenarnya juga tingkatan alam, segalanya dianggap sunya, mana ada alam tingkatan?</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Empat elemen utama adalah sunya.<br />Pancaskanda adalah sunya.<br />Segala yang ada adalah sunya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Saat ini, dengan sendirinya melepaskan semuanya, dilepaskan dengan:<br />Satu benang pun tidak menempel.<br />Satu debu pun tidak mengotori.<br />Satu wujud pun tidak melekat.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Saya menulis buku ini, bukan demi dipercaya orang lain, bukan demi popularitas dan keuntungan, bukan demi kedudukan, bukan demi pendapat sendiri, bukan demi istri, bukan demi anak, bukan demi hasrat, bukan demi cinta, bukan demi keserakahan, bukan demi reputasi, bukan demi perasaan, bukan demi rupa, bukan demi orang lain dan diri sendiri.</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
Apapun bukan!</div>
<div style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">
<br />Orang bertanya,“Mengapa menulis?”</div>
<div style="background-color: white;">
<span style="font-family: DFKai-sb; font-size: 18px;">Saya menjawab, “Demi menulis, saya menulis!”</span><br /><span style="color: #999999; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;"><br />**dikutip daribuku ke 248: Keajaiban Alam, Judul Asli "Berhadap-hadapan dengan Kalacakra"<br /> dicopas dari: http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=259&id=5</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-68361816912133737552018-03-20T09:44:00.002+07:002018-03-20T09:44:35.781+07:00KUNCI LANGIT<br />
<div align="center" class="ROUTEPATH" style="background-color: white; color: tomato; font-weight: bold; line-height: 27px; margin-bottom: 5px; text-align: -webkit-center;">
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya bermeditasi di rumah.</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ada sesosok dewa terbang melewati di atas angkasa di mana saya bermeditasi, Ia melihat di depan tersorot tiga berkas cahaya, ketiga berkas cahaya ini antara lain:<br />Cahaya Buddha.<br />Cahaya spiritual.<br />Cahaya putih.</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dewa ini sangat terkejut, ia datang ke hadapan saya dan bertanya, “Siapa gerangan Yang Arya?”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya menjawab, “Saya tidak tahu.”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dewa bertanya, “Di tengah angkasa muncul cahaya Buddha, cahaya spiritual, cahaya putih, ketiga cahaya ini terpancar, bukankah Yang Arya adalah Buddha, Tathagata, Bhagavan?”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya menjawab, “Bukan! Saya bukan Buddha, Tathagata, Bhagavan!”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dewa bertanya, “Anda pasti Mahadewa?”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya menjawab, “Bukan! Saya bukan Mahadewa!”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dewa bertanya lagi, “Kalau Yang Arya bukan Buddha, bukan Mahadewa, pasti seorang Mahabodhisattva, benarkah?”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya menjawab, “Bukan! Saya bukan Bodhisattva!”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Terakhir Dewa bertanya, “Lalu, siapa gerangan diri Anda?”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya menjawab, “Saya sungguh makin tidak mengerti siapa saya sebenarnya? Tetapi, saya mampu mengosongkan segalanya, saya hanya seorang manusia yang tidak tercemar oleh duniawi.”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Begitu Dewa mendengarnya. Terbahak-bahak lalu pergi, sambil tertawa, Ia berkata, “Tidak tercemar oleh duniawi, tidak tercemar oleh duniawi, inilah yang memiliki kunci langit, dapat tiba di segala tempat, tak heran, tak heran!”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dewa terbang ke angkasa dan berkata, “Saya tahu Yang Arya adalah Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu!”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya berkata, “Itu hanya tanda pengenal saja.”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dewa berkata, “Saya hanya tahu ada seseorang, berkali-kali turun ke dunia untuk melindungi kebenaran sejati, menghancurkan kesesatan, menegakkan Dharma sejati, di tangannya terdapat kunci langit, dapat mencapai segala alam Dharma, saya bernamaskara pada Yang Arya.”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya berkata, “Dewa yang termulia, kalau begitu, bernamaskaralah pada angkasa! Anda pasti mengerti maksud saya.”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dewa berkata, “Benar, benar.”</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sajak: (Angkasa)</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Siapa saya?<br />Saya siapa?<br />Lupa dengan segalanya dan tidak berbuat apapun<br />Timur juga<br />Barat juga<br />Tangan memegang kunci<br />Menetap di mana-mana<br />Anda bertanya padaku<br />Saya bertanya padamu<br />Kita tidak saling mengecewakan</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="color: #cccccc; font-family: "Helvetica Neue", Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="color: #cccccc; font-family: "Helvetica Neue", Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="color: #cccccc; font-family: "Helvetica Neue", Arial, Helvetica, sans-serif;">*Prakata dari buku ke 260: Kunci Langit</span></div>
<div style="color: black; font-weight: 400; text-align: left;">
<span style="color: #cccccc; font-family: "Helvetica Neue", Arial, Helvetica, sans-serif;">*dicopy dari :http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=272&id=6</span></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-83987096679546499012018-02-15T18:04:00.007+07:002020-11-17T06:45:06.361+07:00NEGERI SETAN RAKSASA<div align="center" class="ROUTEPATH" style="background-color: white; color: tomato; font-family: DFKai-sb; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: 27px; margin-bottom: 5px; text-align: -webkit-center;">
<br /></div>
<div class="news-text" style="background-color: white; font-family: DFKai-sb; line-height: 26px; list-style-position: inside; padding: 25px 50px;">
<div style="font-size: 18px;">
Suatu malam, saya masuk ke negeri setan raksasa, ini adalah sebuah negeri yang sangat menakutkan, ada setan berkepala besar, setan kotor, setan bermata satu, setan tak bertangan, setan tak berkaki, setan iga. ....</div><div style="font-size: 18px;"><br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
Ada semacam setan yang sangat istimewa, organ dalam tubuh tergantung di luar tubuh, sekujur tubuh dirayapi oleh serangga.</div><div style="font-size: 18px;"><br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
Perilaku setan-setan ini:</div>
<div style="font-size: 18px;">-- Asusila.</div>
<div style="font-size: 18px;">-- Makan darah segar.</div>
<div style="font-size: 18px;">-- Bicara cabul.</div>
<div style="font-size: 18px;"><br /></div><div style="font-size: 18px;">
Aneh.</div>
<div style="font-size: 18px;">-- Memanjatkan kitab aneh.</div>
<div style="font-size: 18px;">-- Menyembahyangi hantu.</div><div style="font-size: 18px;">-- Telanjang.</div>
<div style="font-size: 18px;">-- Saling membunuh, mengunyah tangan dan kaki.</div>
<div style="font-size: 18px;"><br /></div><div style="font-size: 18px;">
Singkat kata, saya tidak mampu menggambarkan [koadaan] negeri setan raksasa, karena negeri ini, dunia setan raksasa ini, benar-benar adalah "kota dosa", merubuhkan pemikiran saya, sepanjang hidup saya, tidak pernah terpikirkan ada dunia seperti ini. Di dalam pemikiran saya, tidak ada konsep seperti ini.</div>
<div style="font-size: 18px;">
*</div><div style="font-size: 18px;"><br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
Saya teringat dengan orang-orang punk, pix, pecundang, hippie, preman berkumpul. </div><div style="font-size: 18px;">Seperti sebuah rumah sakit jiwa yang tak bertepi.</div><div style="font-size: 18px;"><br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
Saya menerobos di antaranya.</div><div style="font-size: 18px;"><br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
Para setan melihat kedatangan saya, sekelompok setan menyerbu, saya melarikan diri, mereka mengejar, saya melarikan diri ke setumpuk reruntuhan.</div><div style="font-size: 18px;"><br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
Yang menakutkan adalah:</div>
<div style="font-size: 18px;">
Saya menemukan Dharmaduta Zhenfo Zong. Di antaranya ada upasaka/sika dan bhiksu/ni.</div><div style="font-size: 18px;"><br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
Oh, Tuhan! Saya terperanjat.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Tak disangka mereka masuk ke negeri setan raksasa.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Sebagian sedang makan tanah. (hanya karena menelan mahavihara, vihara, dan cetiya)</div>
<div style="font-size: 18px;">
Sebagian makan tembaga dan besi. (hanya karena menelan materi insan)</div>
<div style="font-size: 18px;">
Sebagian minum darah. (keserakahan untuk memberi makan keluarga mereka)</div>
<div style="font-size: 18px;">
Sebagian makan tulang manusia. (keserakahan akan rupa)</div>
<div style="font-size: 18px;">
Sebagian berkomat-kamit, berkeliaran tanpa tujuan. (kehilangan sradha)</div>
<div style="font-size: 18px;">
......</div>
<div style="font-size: 18px;">
Semua ini melanggar Samaya.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Jijik! Jijik! Amis! Amis!</div><div style="font-size: 18px;"><br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
Orang-orang tersebut, jiwa dan raga mereka bernanah, sekujur tubuh menebarkan bau tidak enak, orang yang sangat menderita tak tertahankan, melihat kedatangan saya.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Ada yang tertawa bodoh.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Ada yang memperlihatkan taring dan memainkan cakar.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Ada yang melarikan diri.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Ada yang menengadah dan menggoyangkan ekor.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Saya melihatnya, tidak habis pikir, sangat tidak berdaya.</div>
<div style="font-size: 18px;">
*</div><div style="font-size: 18px;"><br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
Saat ini, ada seberkas cahaya datang, muncul Dewa Samaya, dewa memancarkan sinar keemasan, tangan memegang penggaris Sila.</div>
<div style="font-size: 18px;"><br /></div><div style="font-size: 18px;">
Ia berkata:</div>
<div style="font-size: 18px;">
Semua benda yang dibuat, berakhir dengan kerusakan; </div><div style="font-size: 18px;">semua kekayaan yang dikumpulkan, berakhir dengan kehabisan; semua pria dan wanita yang berwujud, berakhir dengan perpisahan; </div><div style="font-size: 18px;">kehidupan apapun, akhirnya adalah kematian; </div><div style="font-size: 18px;">semua bhajana-loka, berakhir dengan kehilangan.</div><div style="font-size: 18px;"><br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
Dengan demikian, masihkah serakah?</div>
<div style="font-size: 18px;">
Dengan demikian, masihkah benci?</div>
<div style="font-size: 18px;">
Dengan demikian, masihkah bodoh?</div>
<div style="font-size: 18px;">
Mahaguru Lu! Anda harus beritahu orang-orang ini!</div>
<div style="font-size: 18px;"><br /></div><div style="font-size: 18px;">
Saya berpikir:</div>
<div style="font-size: 18px;">
Segala sesuatu di dalam tumimbal lahir, sungguh tidak ada artinya, hanya sumber penderitaan saja.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Saya sendiri juga harus sadar.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Kemudian menyadarkan insan lain.</div>
<div style="font-size: 18px;">
Karena segala sesuatu di dunia manusia "tidak ada yang didapatkan", kita harus ada niat meninggalkan samsara dan terbebaskan.</div>
<div style="font-size: 18px;">
*</div><div style="font-size: 18px;"><br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
Siswa mulia yang terkasih!</div>
<div style="font-size: 18px;">
Saya prihatin dengan orang-orang yang terjatuh ke dalam negeri setan raksasa!</div>
<div style="font-size: 18px;">
Berhati-hatilah! Berhati-hatilah!</div>
<div style="font-size: 18px;">
<br /></div>
<div style="font-size: 18px;">
<br /></div>
<span style="color: #999999; font-size: x-small;">sumber: http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=252&id=8962</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-45363837554520392152018-02-15T18:00:00.008+07:002020-11-17T07:15:42.225+07:00MENYARANKAN MENJAPA MANTRA BODHISATTVA MANJUSHRI<div align="center" class="ROUTEPATH" style="background-color: white; color: tomato; font-family: DFKai-sb; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: 27px; margin-bottom: 5px; text-align: -webkit-center;">
<br /></div><span style="font-family: verdana;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYv9fIBP6pnOz04f8kY-1bww6b4R1HhyDWcA0uVoMRtjF3P1eUb7L8itoxEjnKR7zuhqPLsri4ZTMH4CNhKSOY7Jt08Oi-AfKLCNX3wc4HsoIaatNE5P8bWqUkwhcER1BLgecJbm9Hgtx4/s350/Manjusri+om+bulin+xx.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="350" data-original-width="236" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYv9fIBP6pnOz04f8kY-1bww6b4R1HhyDWcA0uVoMRtjF3P1eUb7L8itoxEjnKR7zuhqPLsri4ZTMH4CNhKSOY7Jt08Oi-AfKLCNX3wc4HsoIaatNE5P8bWqUkwhcER1BLgecJbm9Hgtx4/s320/Manjusri+om+bulin+xx.jpg" /></a></div><br />Ada seorang bernama Lianhua Yuehui melahirkan seorang putra, saat anak ini lahir, kepala bulat dan bertelinga panjang, mirip sekali dengan Maitreya versi China, berkepala bulat, berperut bulat, keempat anggota badan juga gemuk, tertawa lebar, sangat gembira, mengikuti lomba bayi sehat, mendapatkan juara satu.<br /><br />Belakangan tumbuh dewasa, keluarganya menemukan ada tanda-tanda aneh.<br /><br />Berjalan tertatih-tatih.<br />Tidak bisa bicara.<br />Kedua mata tidak bisa melihat dengan jelas.<br /><br />Keluarganya memintanya untuk melakukan sesuatu, ia tidak bisa lakukan, atau tidak mengerti melakukan, bentuknya makin lama makin mirip cacat mental.<br /><br />Sering tertawa dingin.<br />Meneteskan air liur.<br />Hanya bisa berteriak, “Ah! Ah!”<br /><br />Orang tuanya kuatir, diperiksakan ke dokter, ada seorang dokter berkata bahwa ia menderita sejenis epilepsi.<br /><br />Dokter lain berkata bahwa ia menderita autisme.<br /><br />Orang tuanya membawanya ke hadapan saya.<br /><br />Saya menjamah kepala memberkati si anak, saya menyarankan orang tuanya sering menjapa Mantra Bodhisattva Manjushri dan melimpahkan jasanya kepada si anak. Mantra Manjushri adalah, “Om A La Ba Zha Na Di”.<br /><br />*<br />Lianhua Yuehui adalah siswa yang bersradha sangat teguh.<br /><br />Ada orang berkata, “Kalian percaya Mahaguru Lu, namun, malah melahirkan putra kesayangan seperti ini, masih percaya apa lagi?”<br /><br />Lianhua Yuehui menjawab, “Ini adalah rintangan karma kami sendiri, mana boleh menyalahkan Mahaguru Lu!”<br /><br />Orang itu berkata, “Bukankah Mahaguru Lu akan melindungi?”<br /><br />Lianhua Yuehui menjawab, “Mahaguru Lu memiliki 5 juta siswa, rintangan karma setiap orang berbeda-beda; ini sama seperti begitu banyak penganut Agama Buddha, rintangan karma juga berbeda-beda, bukan berarti setiap umat Buddha selamat sejahtera dan segalanya berjalan dengan baik!”<br /><br />Lianhua Yuehui melanjutkan, “Sang Buddha hanya mengajari kita ketidakkekalan. Sang Buddha sendiri juga mengalami lahir, sakit, tua, dan kematian, sama-sama mengalami banyak bencana!”<br /><br />Si pendatang merasa malu dan pergi.<br /><br />*<br />Lianhua Yuehui lebih rajin lagi menjapa mantra Manjushri.<br /><br />Tiba-tiba suatu malam, melihat Bodhisattva Manjushri datang, Bodhisattva menunggang singa, menampilkan warna lazuardi, Bodhisattva berwarna hijau tua, singa berwarna kuning, hanya terlihat Bodhisattva memegang pedang.<br /><br />Hanya satu sabetan pedang, kepala si anak dipenggal.<br /><br />Yuehui sangat sedih!<br /><br />Namun, terlihat Bodhisattva Manjushri membawa sebuah kepala dari tempat lain, secara perlahan, kepala tesebut dipasangkan ke leher si anak.<br /><br />Yuehui terkejut sekali melihatnya.<br /><br />Saking terkejutnya, ia pun terbangun, ternyata hanya sebuah mimpi.<br /><br />Ia melihat anaknya.<br /><br />Terlihat si anak tertidur pulas, melihat leher si snak, tidak ada keanehan, ia pun lega.<br /><br />Setelah bermimpi seperti ini, suami pulang dari luar kota, membeli sebuah pratima Bodhisattva Manjushri yang terbuat dari lazuardi, Bodhisattva berwarna hijau tua, singa berwarna kuning, Yuehui melihatnya, berseru keras, “Luar biasa!”<br /><br />Yang paling luar biasa adalah putra Lianhua Yuehui, makin hari makin normal, menjadi anak yang cerdas.<br /><br />*<br />Siswa mulia yang terkasih:<br /><br />Setiap orang memiliki rintangan karma masing-masing, dan rintangan karma setiap orang belum tentu sama.<br /><br />Setiap keluarga mempunyai kesulitan masing-masing.<br /><br />Mohon Mulaguru memberkati, mohon Buddha Bodhisattva memberkati, yang terpenting adalah “menghormati dengan tulus”.<br /><br />Yang berjodoh pasti terbebaskan dari malapetaka!<br /><br />Seperti Lianhua Yuehui menjapa mantra Manjushri, menyaksikan sendiri Manjushri, malapetaka pasti teratasi!<br /></span><br />❤<br />Tambahan:<br />Link Youtube penjapaan mantra hati Bodhisattva Manjushri oleh Imee Ooi, <a href="https://youtu.be/KhB_1pdXTpY" target="_blank">klik disini</a><br /><div><br />
<br />
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="color: #999999; font-size: x-small;">sumber tulisan: http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=252&id=8973</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-72241428741833733522018-02-08T09:34:00.001+07:002020-05-31T12:40:55.149+07:00TANPA PEMBINAAN DIRI AKAN MENJADI HANTU<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "arial narrow" , sans-serif; font-size: 11.0pt; letter-spacing: -0.15pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Penulis sekarang berusia
39 tahun. [Catatan: Maha Acarya Lu menulis buku ini pada tahun 1983] Saya tidak
bisa mengatakan saya sudah tua karena saya belum mencapai usia 60 tahun. Saya
tidak mengatakan saya masih muda pula karena saya segera mencapai usia 40
tahun. Dalam waktu 40 tahun lagi, maka saya akan mencapai usia 80 tahun yang
dianggap sebagai usia yang jarang dapat dicapai. Bila saya merenungkan masalah
usia, setengah dari usia saya ini telah hilang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Beruntung bahwa pada saat
saya berusia 26 tahun, secara gaib dan kebetulan, saya menjadi sadar akan sebab
dan kondisi kehidupan kehidupan masa lampau saya. Dari saat itu sampai
sekarang, saya telah melatih diri selama 14 tahun tanpa menundanya satu hari
sekalipun. Akhirnya, saya berhasil mencapai "8 Kekuatan External"
(External Eight Accomplishments) dan akan mengabdikan sisa hidup saya untuk melatih
"8 Kekuatan Internal" (Internal Eight Accomplishments). Saya
mempunyai keyakinan bahwa saya akan mencapai keBudhaan dalam kehidupan saya
yang sekarang. Saya telah berikrar untuk melatih diri dengan Vajra-dharma. Saya
adalah yidam, mencapai keBudhaan dalam kehidupan yang sekarang. Saya telah
berhasil dan mengalami semua respons/kontak batin yang disyaratkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Sekarang, di mata saya,
ke 3000 alam itu terlihat kecil seperti sebutir beras. Roh saya dapat memenuhi
angkasa di enam penjuru atau menyusut kedalam sebutir pasir. Setelah berhasil
penuh, roh saya dapat keluar dari ubun ubun kepala dan terbang ke tanah suci
Budha yang manapun dan ke 10 alam Dharma. Dengan mendapatkan mata dewata, saya
dapat melihat segala sesuatu di sepuluh alam Dharma. Dengan telinga dewata,
saya dapat mendengar ajaran Dharma kapanpun juga. Dengan 'penguasaan diri' dan
kemerdekaan, saya bebas sepenuhnya untuk melakukan segala sesuatu tanpa
hambatan. Roh saya dapat terjun kedalam air tanpa tenggelam dan masuk kedalam
api tanpa terbakar. Saya dapat menerjang semua pintu neraka dan mengatasi hukum
sebab akibat, tidak lagi dibatasi oleh panca-skandha. Sewaktu saya mencapai
nirvana, sudah pasti akan timbul kejadian kejadian gaib. Saya dapat
menyembuhkan penyakit, mengangkat para insan dari penderitaan, dan melatih diri
dengan semua metode rahasia yang tak pernah terpikir bisa dilakukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Karena saya telah membuat
resolusi Bodhicitta yang terbesar, sudah sewajarnya saya menaruh welas asih
kepada para insan. Terlahir sebagai manusia sungguh merupakan kesempatan yang
sukar didapat. Sungguh sayang bahwa orang tidak menyadari pentingnya pembinaan
diri selagi mempunyai tubuh fisik manusia ini. Begitu tubuh fisik manusia ini
hilang (mati), anda belum tentu bisa mendapatkannya lagi dalam 10 ribu tahun. Lagipula,
usia manusia sangatlah pendek dan mudah berubah. Dalam sekejab, seseorang bisa
mati seperti matinya lampu. Tak terhitung orang yang mati dalam usia muda. Usaha
membina diri harus dimulai sedini mungkin seperti usaha mematikan api
kebakaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Menurut pandangan saya,
para insan di dunia fana ini yang mengejar posisi/jabatan tinggi adalah seperti
insekta di tempat kotoran, berputar putar naik turun, saling bergulat untuk
berada di tempat paling atas. Insekta insekta ini mati tanpa mencapai
penerangan! Karena mereka begitu cintanya dengan posisi/jabatan tinggi, setelah
mereka mendapatkannya, mereka tidak bisa meninggalkannya seperti halnya orang
yang kecanduan ganja. Mereka yang kehilangan jabatannya berada dibawah belas kasihan
dari yang lainnya seperti halnya insekta yang mati. Kenaikan dan jatuhnya
seseorang dari jabatan dan status sosial tidak berbeda dari jatuh bangunnya
insekta insekta. Mengapa mengikat diri pada penderitaan semacam itu? Sudah
waktunya bagi mereka untuk membuang kebodohan mereka itu dan mulai melatih
diri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Ada lagi orang orang yang
gila harta dan keuntungan. Karena uang adalah segala galanya, yang mereka lihat
hanyalah koin dan hal hal lainnya tak lagi mengandung makna bagi mereka. Dengan
bisnis mereka yang maju pesat, mereka sibuk siang dan malam tanpa ada waktu
luang. Hidup dan energi mereka semuanya dituangkan kedalam persaingan sengit
untuk mendapatkan keuntungan uang. Sebagai akibatnya, mereka jatuh terpotong
potong bagaikan kulit luar dari batang bambu. Diantara mereka, yang berhasil
tidak mencapai apa apa kecuali meninggalkan kemewahan bagi anak cucu mereka. Yang
tidak berhasil menjadi tua tanpa mereka sadari. Kesulitan datang menimpa mereka
silih berganti membuat hidup mereka sangat menderita.<br /><br /><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Bahkan lebih rendah lagi
dari orang orang ini adalah mereka yang bermabuk-mabukan, berjudi, dan menipu. Apapun
yang mereka lakukan atau pikirkan adalah hal yang buruk dan menimbulkan karma
buruk. Tanpa menyadari adanya pembalasan hukum karma, mereka tidak berhenti
menumpuk karma buruk. Yang lebih parah lagi, sebagian orang sangat menikmati
perbuatan perbuatan jahat seperti membunuh, merampok, membakar rumah orang,
memperkosa, dan lain sebagainya. Penderitaan para insan meningkat. Metode metode
pembinaan diri tak lagi dihiraukan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Karena rasa kasih dan
belas kasihan kepada para insan ini, saya menulis buku buku rohani untuk
menyadarkan mereka. Saya telah menulis 45 buku sampai sekarang [Catatan: terhitung
s/d tahun 1983], menjelaskan dari yang paling dasar sampai ke teori yang paling
dalam mengenai Budhisme. Ini merupakan
buku saya yang ke 45 dan akan membahas mengenai seni meditasi yang sejati. Buku
ini berisi metode metode penting yang diwariskan oleh para guru guru pewaris. Buku
ini berisi cara rahasia untuk mencapai keBudhaan. Buku ini berisi rahasia
rahasia dewata dan misteri dari alam semesta. Dalam tulisan ini, saya
menggunakan bahasa yang membuat kebenaran yang paling rumit dapat dimengerti
oleh pembaca. Dengan harapan dapat menyadarkan
umat dari penderitaan, saya menjelaskan cara cara yang benar untuk mencapai
Kebenaran (Tao) dengan harapan supaya orang orang yang berjodoh akan
mendapatkan buku ini. Mereka yang berjodoh akan berlatih setiap hari
berdasarkan instruksi dari guru guru yang berpengetahuan untuk mencapai
pengertian akan kebenaran sejati. Bila mereka berlatih dengan tulus seni
meditasi ini, mereka akan cepat lambat mendapatkan keberhasilan dan mencapai
keBudhaan. Mereka akan tiba di pantai seberang untuk hidup di alam kebahagiaan.
Inilah resolusi Bodhicitta saya -- menulis buku buku kebatinan serajin mungkin
demi menyelamatkan para insan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Sekarang ini, meskipun
saya hanya berlatih dirumah (tidak menjadi Bhiksu), saya sama saja seperti
seorang rahib. Saya tinggal di lantai atas rumah saya di kota Seattle, Amerika
Serikat. Di altar saya terdapat hiolo tembaga kuno, cermin kuno, sebuah bel
vajra, dan sebuah dorje vajra. Di lantai, terdapat karpet. Dalam acara meditasi
saya, dengan topi mahkota merah suci di kepala saya dan berpakaian kasaya, saya
membaca mantra, membentuk mudra, dengan asap dupa mengebul perlahan lahan. Diatas
meja, peralatan untuk menulis hu. Dengan pikiran yang dalam keadaan tenang,
saya merasa berada seperti di surga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Disini saya berlatih setiap
hari, membaca sutra dan duduk bermeditasi, tidak pernah perduli dengan
peristiwa peristiwa tak berarti di dunia, tidak terganggu siapapun. Dalam acara
meditasi saya, saya berkunjung ke alam alam dewata. Bila telah lelah, saya
tidur beberapa menit. Bila sudah segar, saya terbang lagi ke alam surga. Ini
seperti yang diuraikan oleh sebuah ungkapan: "Alamiah, tak terikat, dan
bebas sepenuhnya. Saya merasa seperti seorang yidam, terang dan kosong. Dengan
dupa menyala, saya melihat segala sesuatu kosong adanya. Roh saya menembus
segala langit dan bersinar pada kebenaran seperti halnya matahari dan
bulan."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Guru saya, Yang Mulia San
San Chiu Hou (Tiga Gunung dan 9 Bagian) pernah berkata: "<span style="color: red;">Dewa anda adalah roh anda sendiri</span>, bukan pikiran yang
biasa kita gunakan untuk berpikir, bukan hati fisik dibawah paru paru. Kekuatan
batin adalah kemampuan untuk memanggil roh dan mengubah diri menjadi makhluk
suci, kemampuan untuk menembus alam semesta dengan roh sendiri, dan kemampuan
untuk mengubah diri menjadi banyak penjelmaan. Semua sadhaka yang telah
berhasil tahu akan hal ini. Orang awam di dunia fana ini tidak menyadarinya. Hari
ini saya telah menulis "The Art of Meditation" yang memenuhi
keinginan langit dan kebutuhan dunia. Usahanya agung adanya. Mengfitnahnya
adalah sama seperti mengfitnah sang Budha, satu dosa yang tak termaafkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Avalokitesvara
Bodhisattva (Kwan Im) datang memberitahu saya, "Ketika saya membabarkan
Maha Karuna Dharani dahulu kala, bumi bergetar dan menunjukkan enam bentuk
perubahan. Bunga bunga indah berjatuhan dari angkasa di semua tempat. Seluruh
Budha di sepuluh penjuru bergembira dan memujinya. Roh jahat dan roh sesat
panik ketakutan. Mereka yang melafal mantra ini akan mencapai keberhasilan. Sebagian
akan menjadi Srotapannas (stream enterer -dhyana 1), sebagian akan menjadi
sakrdagamins (kembali ke dunia sekali lagi sebelum mencapai keBudhaan),
sebagian menjadi anagamins (never returner) dan sebagian menjadi arahat. Sebagian
bahkan menjadi bodhisattva dari tingkat satu sampai tingkat sepuluh. Berbagai
insan membuat resolusi bodhicitta. Hari ini Lu Sheng-yen telah menulis buku
"The Art of Meditation" yang mirip dengan Maha Karuna Dharani yang
saya perkenalkan. Mereka yang melatih diri dengan metode ini akan dilindungi
oleh para dewa yang tidak akan pernah meninggalkan sang sadhaka sedetik
sekalipun. Para dewa itu termasuk 4 Raja Dewa, para dewa, naga, yaksa, asura,
garuda, gandharva, kimnara, mahoraga, kumarirupa, dewa tanah, dewa laut dan
sungai, dewa musim semi, dewa arus, dewa obat, dewa hutan, dewa kuda, dewa air,
dewa api, dewa angin, dewa gunung, dewa bumi, dewa istana, dan lain sebagainya
-- semuanya akan memberikan perlindungan kepada para sadhaka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Guru Padmasambhava,
patriak pertama dari Tantra Tibet, memberitahu saya: "Di jaman sekarang,
roh jahat berkuasa dimana mana. Pergerakan alam tak teratur, dengan hujan dan
terbitnya matahari yang tidak tepat waktu, angin dan banjir yang membawa
bencana. Sutra sutra suci dibakar menjadi abu; penyakit dan bencana berada dimana
mana, peperangan terjadi disini sana. Bila seseorang tidak mengetahui dharma
yang benar, ia akan terjatuh ke alam kelahiran yang rendah (neraka, setan
kelaparan, dan binatang). Sungguh beruntung Lu Sheng-yen dengan tepat waktu
telah menulis buku buku kebatinan (rohani) ini yang mengajarkan secara
sistimatis pintu masuk menuju Tantrayana yang luar biasa, dari yang paling
dasar sampai yang paling dalam. Bila seseorang melatih diri dengan sepenuh hati
apa yang diuraikan dalam "The Art of Meditation", ia akan menyadari
berbagai bentuk kebijaksanaan, mencapai kesucian samadhi, dan mengerti hukum
hukum alam semesta, terbebaskan dari rintangan karma buruk yang tertumpuk
semenjak 1000 tahun yang telah lewat. Bila ia dapat melatih rohnya, ia akan
mengetahui semua kebenaran tentang kehidupan dan kematian baik di masa lalu
maupun di masa depan. Ia akan mendapatkan semua kebijaksanaan yang tidak
dimiliki oleh orang lain. Lebih dalam lagi, ia akan mencapai tingkat
bodhisattva, melihat semua Budha, mendengar ajaran mereka sehingga
menghilangkan karmanya semenjak waktu yang tak terhingga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Yang mulia San San Chiu
Hou, Avalokitesvara Bodhisattva, dan Guru Padmasambhava semuanya muncul dalam
meditasi saya dan meninggalkan instruksi instruksi mereka. Saya sungguh berharap
mereka yang mendapatkan buku ini melatih diri sehari sekali dengan tekun dan
kemudian melipat gandakan usaha latihan setelah beberapa lama. Semoga mereka
tidak mengecewakan para bodhisattva yang telah sekali lagi turun untuk
menyadarkan para insan. Ini merupakan keberuntungan luar biasa bagi semua insan
dibawah matahari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; letter-spacing: -0.15pt;"> Biarlah saya sampaikan
pada para pembaca bahwa orang orang yang berintelek tajam tidak hanya melatih
diri dalam satu atau dua kehidupan saja, tetapi dalam banyak kehidupan. Orang
orang yang berjodoh dengan Budha biasanya langsung mempercayai Budhisme begitu
mereka mendengar nama Budha -- ini merupakan hasil latihan di kehidupan masa
lampau. Orang yang tidak berjodoh dan belum pernah melatih diri sebelumnya
biasanya ragu ragu. Tetapi asalkan mereka mendekati Budha setiap hari dan
mendapatkan kontak batin, mereka secara alamiah membangun kebijaksanaan dan
akhirnya tiba di pantai seberang juga. Saya berharap para pembaca membuang
semua kemelekatan, berkonsentrasi pada Budha Dharma selagi hidup di dunia yang
fana ini. Bila anda duduk bermeditasi sejam sehari, anda akan menemui bunga
teratai emas yang mekar sewaktu anda meninggal dunia. Anda pasti akan pergi ke
surga Sukhawati. Bukankah itu sangat baik?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"> Semoga semua insan sadar
akan sifat sejati mereka.</span><span style="font-family: "arial narrow", sans-serif; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "arial narrow" , sans-serif; font-size: 11.0pt; letter-spacing: -0.15pt;"><span style="color: #999999;">Lu
Sheng-yen, </span></span><span style="color: #999999; font-family: "arial narrow" , sans-serif; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.15pt;">Juni 1983</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: #999999;"><span lang="EN-US" style="font-family: "arial narrow" , sans-serif; font-size: 11.0pt; letter-spacing: -0.15pt;"><span style="letter-spacing: -0.2px; text-indent: -48px;">**dicopas dari ebook Padmakumara-02, kisah no </span><o:p></o:p></span><span style="text-indent: -36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "arial narrow" , sans-serif; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.2pt;">2.1, judul asli: Tetap menjadi hantu
tanpa pembinaan diri, merupakan Prakata </span></span><span style="font-family: "arial narrow" , sans-serif; font-size: 14.6667px; letter-spacing: -0.2px; text-indent: -48px;">dari buku "Seni Meditasi"</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "arial narrow" , sans-serif; font-size: 11.0pt; letter-spacing: -0.2pt;"><o:p></o:p></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-58391189630148241612018-02-08T09:09:00.002+07:002018-02-08T09:09:44.176+07:00Kisah 3 arca yang bisa berbicara<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; margin-left: 36.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt 0cm; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Arial Narrow, sans-serif; font-size: 10.5pt;"> </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">Pada suatu hari seorang kawan
bernama Chung Cin Tien datang mengunjungi saya dan langsung berkata, "Lu
Sheng Yen, karena anda sekarang tidak menerima tamu lagi, anda tidak tahu bahwa
di Taipeh ada seorang nyonya yang telah tiga kali mencari anda dan sampai
sekarang tidak berhasil menemui anda sehingga akhirnya dia mencari saya. Dia mengisahkan sebuah cerita aneh kepada
saya. Dia berharap anda mempunyai cara
mengatasi masalahnya itu. Dia telah
banyak mengunjungi banyak guru untuk meminta nasihat, namun semuanya tidak
sanggup mengatasi."<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><br /> Dengan heran saya bertanya,
"Ada urusan apa sebenarnya?"<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><br /> "Kisahnya begini. Ada orang memberikan dia tiga buah arca anak
kecil. Ketiga arca ini tidak lebih dari
6 inchi (kira kira 15 cm); pada masing masing arca, tangannya memegang
palu. Menurut orang yang memberikan arca
ini, ketiga arca anak kecil tersebut dahulu kala bisa berbicara, bahkan bisa
memberitahukan infomasi tentang apa yang akan terjadi. Misalkan, kalau besok mau hujan, arca anak
kecil itu akan berkata, "Akan hujan. Harus membawa payung." Kalau besok ada tamu yang akan datang, dia juga bisa memberitahu. "Besok ada tamu akan datang. Siapkan makanan makanan yang
lezat." Bahkan, kalau si pemilik
pergi berbusiness, arca tersebut dapat memberitahu berapa banyak uang yang akan
diterima. Tetapi tiga tahun yang lalu ketiga arca anak kecil ini tidak mau lagi
berbicara. Pemilik arca tersebut telah
mencari banyak bhiksu untuk memohon bantuan. Bhiksu bhiksu pun tidak sanggup
membuat arca arca ini berbicara lagi.
Arca anak kecil tersebut memberi petunjuk mimpi kepada pemiliknya bahwa
seorang bhiksu yang penuh dengan rasa iri hati telah menutup mulut arca arca
tersebut sehingga tidak bisa berbicara dan membuat mereka sangat
menderita. Karena ketiga arca tersebut
tidak lagi dapat berbicara, pemiliknya mengira ketiga arca itu tidak lagi
bermanfaat sehingga diberikan kepada wanita di Taipeh itu. Wanita tersebut mempunyai seorang putri yang
kemudian bermimpi dimana arca anak kecil tersebut berkata, "Harap anda pergi
ke Tai-Chung untuk mencari sebuah rumah dengan pintu berwarna merah. Disana ada seorang muda yang bernama Lu Sheng
Yen. Dia bisa membuat kita berbicara
lagi. Lekaslah pergi. Tetapi karena anda sudah tidak menerima tamu
lagi, maka wanita tersebut mencari saya dan meminta tolong agar masalah aneh
ini kiranya bisa anda bantu atasi."
<br /><br /><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> "Ini sungguh merupakan
masalah yang aneh. Tetapi kalau banyak
bhiksu saja tidak mempunyai cara mengatasi masalah ini, bagaimana saya bisa
mengatasinya? Begini sajalah. Kita bertemu disebuah tempat dimana wanita
itu dapat membawa ketiga arca anak kecil tersebut kepada saya untuk
diperlihatkan. Mudah mudahan saja saya
dapat membantu."<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><br /> Pak Chung dengan senang berkata,
"Baik. Saya juga sebenarnya ingin
melihat ketiga arca tersebut untuk menambah pengalaman."<br /><br /><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> Pada hari yang dijanjikan,
datanglah ibu dari Taipeh dengan putrinya tersebut. Pak Chung datang bersama istrinya juga. Selain itu, ada pula seorang biksu dari
Tai-Chung yang ikut hadir. Wanita dari
Taipeh itu sudah berusia 50 tahun lebih, sedangkan putrinya yang baru berusia
20 tahun lebih itu bertubuh tinggi besar dengan kedua mata yang terang dan
besar. Ibu dari Taipeh itu meletakkan
ketiga arca yang dibawanya diatas meja.
Arca tersebut masing masing memegang palu; wajahnya satu sama lain
sangat mirip seperti tiga bersaudara saja; warnanya sudah mulai luntur. Bila dikira kira, arca arca tersebut sudah
berusia 30 tahun. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> Putri nyonya tersebut berkata,
"Pak Lu, ketiga arca ini berturut turut memberi petunjuk kepada saya bahwa
saya harus pergi ketempat anda. Maaf
kalau kami telah mengganggu ketenangan anda."<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><br /> "Oh, tidak apa apa,"
jawab saya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><br /> Saya mulai berkomunikasi dengan
dunia roh, memohon bantuan Dewa Ciu Thien Sien Ni untuk mencari tahu
permasalahannya. Saya menemukan bahwa
ketiga arca tersebut bukan saja tidak bisa berbicara tetapi malah sekujur
badannya merasa sakit. Dan setelah saya
amati dengan seksama, ternyata memang diatas tubuh mereka telah terikat sebuah
benang yang berwarna merah muda. Maka pertama
saya membuat mudra seperti gunting untuk memutuskan tali tersebut. Kedua, saya menggunakan kekuatan chi
saya; saya arahkan mulut saya untuk
berhadapan langsung dengan mulut arca tersebut, lalu secara perlahan lahan dan
berirama saya arahkan kekuatan chi keluar dari mulut saya ke mulut arca
tersebut agar sesuatu yang berkekuatan 'yin' menerima chi dari 'yang'. Kemudian saya membuat mudra untuk membuka
tenggorokan mereka. Setelah beberapa saat baru terdengar salah satu
arca tersebut dengan suara yang lembut berkata, "Terima kasih." <br /><br /><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> Saya memberitahu ibu pemilik
arca tersebut untuk menaruh arca arca tersebut di suatu altar yang tersembunyi
dari pandangan tamu tamu yang datang kerumah sehingga tidak menarik
perhatian. Disamping itu, ada beberapa peraturan
kecil lainnya yang juga saya sampaikan kepada mereka. <br /><br /><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> Biksu yang ikut hadir disitu
merasa kagum dan meminta saya untuk mengajarkan kepadanya ilmu yang disebut
"meminjam chi untuk menggerakkan benda" itu. <br /><br /><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> Sepuluh hari berselang, saya
menerima sepucuk surat dari nona tersebut yang mengucapkan terima kasih karena
lima hari kemudian ketiga arca anak kecil tersebut benar benar dapat berbicara
lagi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><br /> </span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 14.0pt; mso-line-height-rule: exactly; tab-stops: -36.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="color: #999999; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">(diterjemahkan
dari halaman 88 s/d 91 dari buku berjudul "Magical Powers" karya no.
26 dari Master Lu Sheng Yen yang diterbitkan pada Oktober 1976). <br />**Saya copas dari ebook Padmakumara-01, kisah ke 57.</span><span style="font-family: Arial Narrow, sans-serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-87602113435254208142017-12-22T09:41:00.003+07:002017-12-22T09:41:34.273+07:00Merasa Bersalah Kepada Para Penghujat<div style="background-color: white; color: #1d2129; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 1em;">
<br /></div>
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #1d2129; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
Pernah suatu kurun waktu saya mengalami hujatan dari pihak luar secara bertubi-tubi yang tak pernah terjadi sebelumnya, gencarnya seperti angin topan, gempa, bencana kebakaran, banjir bandang. Saya dikepung dari berbagai penjuru, serangan demi serangan silih berganti, mereka mengoordinasikan sebuah kekuatan besar lalu melancarkan aksi menyeluruh.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
Para penghujat ini menggunakan segenap daya upaya, beberapa koordinator mengerahkan segenap akalnya, menulis artikel di internet ataupun media massa, mempertunjukkan kebolehan mereka dalam urusan hina-menghina.<br />Tepat pada masa itu, ada seorang sahabat lama saya naik ke gunung demi bertanya kepada saya perihal ‘hujatan’ tersebut.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
Ia bertanya, “Mahaguru Lu! Apa kesan Anda terhadap semua hujatan tersebut?”<br />Saya menjawab, “Tidak berkesan.”<br />Ia tercengang, lalu berkata, “Perkataan mereka sungguh menakutkan! Tidak tahukah Anda?”<br />Saya menjawab, “Saya tentu mengetahui banyak orang menghujat saya, meskipun demikian, saya sama sekali tidak terpengaruh!”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
Ia berkata, “Saya sudah membaca artikel hujatan tersebut, bahkan saya bukan sebagai orang bersangkutan saja merasa terguncang dan iba kepada Anda, bagaimana mungkin Anda sama sekali tidak terpengaruh?”<br />Saya dengan tenang berkata, “Jujur kata, hujatan yang membeludak tersebut, satu kata pun tidak pernah saya baca.”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
Ia berkata, “Tidak mungkin! Semua orang ingin membacanya, bahkan saya pun penasaran dan membaca satu per satu artikel tersebut, bagaimana mungkin Anda tidak baca?”<br />Saya berkata, “Saya tidak punya telepon genggam, tidak punya tablet, tidak punya laptop, bahkan saya tidak bisa menjelajahi internet, bagaimana membacanya?”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
Ia bertanya, “Bukankah umat bisa mengunduhnya untuk Anda?”<br />Saya menjawab, “Memang betul ada yang mengunduhnya untuk saya, tetapi saya tidak punya waktu untuk membacanya, langsung dibuang ke tong sampah.”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
Ia bertanya, “Apa mungkin tidak ada yang menuturkannya kepada Anda?”<br />Saya menjawab, “Ada, tetapi begitu ia buka mulut, saya langsung berkata tidak perlu diteruskan, saya tidak bakal mendengarnya.” Lantas balik badan dan melangkah pergi.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
Ia bertanya, “Apa mungkin tidak ada yang membicarakannya?”<br />Saya menjawab, “Mereka tahu saya tidak bakal mendengar maupun membicarakannya, sehingga jarang yang membicarakannya.”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
Ia bertanya, “Apa prinsip Anda?”<br />Saya menjawab:<br />“Tidak melihat.”<br />“Tidak mendengar.”<br />“Tidak berbicara.”</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
Sahabat yang bersimpati kepada saya ini berjalan lamat-lamat lalu turun gunung!<br />Terus terang saya katakan kepada para pembaca, saya merasa bersalah kepada para penghujat saya.</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
Mengapa? Sebab mereka telah memeras otak dengan segenap upaya menghina dan mencaci-maki lewat berbagai artikel, malah satu kata pun tidak pernah saya baca.<br />Saya merasa bersalah terhadap mereka yang telah membuang waktu, tenaga, dan uang, tetapi justru satu kata pun tidak saya baca.<br />Mohon maaf sebesar-besarnya! Sungguh tidak enak hati terhadap jerih payah dan semangat kalian.....................</div>
<div style="font-family: inherit; margin-bottom: 1em;">
>>>>Selengkapnya di <a data-ft="{"tn":"-U"}" data-lynx-mode="async" data-lynx-uri="https://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Ftbsn.org%2Findonesia%2Fnews.php%3Fcid%3D23%26csid%3D267%26id%3D13&h=ATM8C7It4SvpruIJUr85_kFL2k05xVmLAOKUOIL83y-Da6wVSuY-Rq8jYdULBKF8-LB0yvfUMLHJtmQZVatLXtyRwHP76QsSA98KxtwrMlg3Mzd4sLJmqXWeIxWPRr1TLToFZs6I9GMy5qncz73nBKvCNOm2KeulNpiGhMaUzSwBWC3huiisvNTnQO0wSgYPquJ93vLlCoF_ueSv7YvTlCm58cOg6d2OQ4C_j_zk6DYlZElLRRJEFSCx9L0qhyo2lMQ-nRVGNOSoWiWtZTZCvjj5hA" href="http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=267&id=13" rel="noopener nofollow" style="color: #365899; font-family: inherit; text-decoration-line: none;" target="_blank">http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=267&id=13</a></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-57280339128257043832017-10-29T14:52:00.003+07:002017-10-29T14:52:52.136+07:00Manusia dan Makhluk Halus Tiada Beda<br />
<div align="center" class="ROUTEPATH" style="background-color: white; color: tomato; font-family: DFKai-sb; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: 27px; margin-bottom: 5px; text-align: -webkit-center;">
<br /></div>
<div class="news-text" style="background-color: white; line-height: 26px; list-style-position: inside; padding: 25px 50px;">
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Sepengetahuan saya, manusia dan makhluk halus tiada bedanya.</span><br /> </div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Adapun bedanya, sebagai berikut:</span><br /><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">- Manusia mempunyai raga jasmani, makhluk halus tidak mempunyai raga jasmani.</span><br /><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">- Manusia berenergi Yang, makhluk halus berenergi Yin.</span><br /><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">- Manusia mati menjadi makhluk halus, makhluk halus mati menjadi manusia.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Demikianlah transformasi dari wujud yang satu ke wujud yang lain, sehingga disebut ‘bagaikan mimpi dan ilusi’. Sama sekali tidak salah jika dikatakan seperti mimpi ataupun sandiwara.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Di alam manusia terdapat negara, ras, keluarga, dan individu, yang mana semuanya melakoni sandiwaranya masing-masing.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Alam halus juga terdapat negara, ras, keluarga, dan individu, yang mana semuanya melakoni sandiwaranya masing-masing.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Coba direnungkan, jika makhluk halus dikatakan muskil, lantas apa yang tidak muskil dari manusia?</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Perihal negara, ras, keluarga, dan individu, yang mana yang tidak muskil?</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ketahuilah, alam halus juga sangat semrawut seperti alam manusia. Makhluk halus juga ada yang saleh, ada yang jahat, juga mempunyai perasaan bahagia, marah, sedih, dan gembira. Sesama makhluk halus juga bisa saling berseteru.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Manusia saling bersaing.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Makhluk halus juga saling bersaing.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Pada umumnya, makhluk halus takut pada manusia, hal ini dikarenakan manusia berenergi Yang, sedangkan makhluk halus berenergi Yin, energi Yin gentar terhadap energi Yang.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Makhluk halus mengganggu manusia dikarenakan beberapa hal, sebagai berikut:</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">1. Manusia menyerobot ke alam halus, mengganggu ketenangan makhluk halus, sehingga mereka menjelma wujud untuk mengusir manusia.</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
2. Makhluk halus berharap dapat dipuja manusia, sehingga sesekali suka memamerkan kekuatan gaib supaya manusia berkenan memuja dan memberi sesaji kepada mereka.</div>
</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
3. Ada juga makhluk halus berkekuatan besar yang suka berbuat ulah, tetapi mereka menghindari manusia yang berenergi Yang kuat, sebaliknya akan merasuki manusia yang bernasib buruk.</div>
</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
4. Manusia yang mendapat kerasukan akan jatuh sakit akibat gangguan makhluk halus. Ada pula yang saling memperalat, seperti yang bermata pencaharian sebagai medium.</div>
</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
5. Beberapa makhluk halus berperangai ganas yang semasa hidupnya diperlakukan semena-mena, mati dengan membawa rasa dendam dan amarah, lalu meminta izin Dewa Baka untuk membalas dendam di alam manusia.</div>
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Yang tersebut di atas adalah beberapa penyebab gangguan makhluk halus.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ketahuilah, apabila manusia tidak menarik perhatian makhluk halus, makhluk halus tidak bakal tertarik pada manusia. Manusia bisa kesambet makhluk halus, pemicunya karena manusia itu sendiri.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Contoh:</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">- Orang yang berhawa nafsu besar akan ditempel hantu cabul.</span></div>
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
- Orang yang berjiwa beringas akan ditempel hantu ganas.</div>
</span><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
- Orang yang berhati saleh akan ditempel hantu baik hati.</div>
</span><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
- Orang yang suka memburu harta akan ditempel hantu materi.</div>
</span><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
- Orang yang gemar berjudi akan ditempel hantu judi.</div>
</span><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
- Orang yang berjiwa sadis akan ditempel hantu jahat.</div>
</span><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
- Orang yang berjiwa pendendam akan ditempel hantu dengki.</div>
</span><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
- Orang yang mengidap penyakit autis akan ditempel hantu penyendiri.</div>
</span><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
- Orang yang mengidap penyakit depresi akan ditempel hantu temperamental.</div>
</span><br />
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Semua ini menunjukkan bahwa faktor pem</span><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">icunya adalah manusia itu sendiri.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Saya pernah melihat:</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">- Seorang hartawan melintas, disertai oleh puluhan makhluk halus pecinta harta.</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
- Seorang wanita nakal berpenampilan menggoda, disertai oleh banyak hantu cabul.</div>
</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
- Seorang yang haus tahta, disertai oleh hantu pemburu tahta.</div>
</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
- Seorang yang berakhlak sejati, di sekelilingnya tidak ada makhluk halus.</div>
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Makhluk halus berani mengintimidasi atau tidak, semuanya berpulang pada batin manusia yang bersangkutan.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Apakah di samping Anda ada makhluk halus?</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ketahuilah, hal ini tidak perlu bertanya kepada saya, cukup tanyakan hati sendiri. Apakah ada perasaan bersalah?</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Jika ada perasaan bersalah, wajar bila ada makhluk halus.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Jika tiada perasaan bersalah, niscaya tidak ada makhluk halus.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">*sumber: </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Buku ke-243 -- Kisah Serba Muskil</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=254&id=4</span><br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1767647859820730581.post-59399375380360196372017-10-29T14:42:00.000+07:002017-10-29T14:42:05.910+07:00Penuturan Seorang yang Hidup Kembali<br />
<div align="center" class="ROUTEPATH" style="background-color: white; color: tomato; font-family: DFKai-sb; font-size: 21px; font-weight: bold; line-height: 27px; margin-bottom: 5px; text-align: -webkit-center;">
<br /></div>
<div class="news-text" style="background-color: white; line-height: 26px; list-style-position: inside; padding: 25px 50px;">
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Berikut sebuah penuturan dari Lianhua Pinde:</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ayah saya bernama Lianhua Guizhuan, selama ini beliau telah bersarana kepada Guru-guru dari berbagai aliran Buddhis seperti berikut:</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">- Aliran Sukawati, fokus menyebut nama Buddha.</span><br /><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">- Aliran Zen, mempelajari jhana.</span><br /><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">- Aliran Tantra Kagyu, mendalami Mahamudra.</span><br /><span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">- Aliran Theravada, menekuni Sila Vinaya.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ayah saya hobi bergonta-ganti tempat ibadah. Jika Bhiksu Jepang yang berkunjung ke Taiwan, dari sekte seperti: Nichiren, Agon, Shinri Takahashi, Kiriyama Seiyu, dan sebagainya, ia pasti menghadiri semua ceramah Dharma mereka.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ia juga pergi ke India, mengunjungi tempat pelatihan spiritual di sana. Selama berbulan-bulan tinggal di tempat ibadah dan berbaur langsung dengan sekte seperti Ananda maupun Sai Baba.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ia mengunjungi Tibet, Nepal, Sikkim, Bhutan, bersarana kepada beberapa Rinpoche dan Bhiksulama di sana, seperti: Jumkun Kuntrul, Jamyang Khyentse, Urgyen Trinley, Tulku Urgyen, Chiqing, Jiazha….</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Begitu mendengar saya hendak bersarana kepada Guru Lu, ayah juga mengikuti saya ke Vihara Vajragarbha Taiwan. Ia menerima Abhiseka Sarana dari Guru Lu dan turut menjapa “Om. Guru. Lian Sheng Siddhi. Hum”.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">●</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Suatu hari, ayahanda jatuh sakit, badan panas dingin, tidak sadarkan diri selama 3 hari. Pihak rumah sakit menyatakan ayahanda sedang dalam kondisi kritis.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Setelah beliau sadar dari koma, ia memberitahu kami kejadian sebagai berikut:</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ternyata ia telah memasuki alam baka, ia melihat banyak orang berada dalam barisan. Sewaktu tiba gilirannya, ia berkata kepada Raja Baka, “Saya adalah penganut ajaran Buddha.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Raja Baka berkata, “Anda bukan penganut ajaran Buddha, tetapi penganut ajaran gado-gado.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ia berkata, “Saya bisa melafalkan Sutra Hati.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Raja Baka berkata, “Coba lafalkan!”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ia melafalkan Sutra Hati dalam bahasa mandarin dengan lancar, kemudian melafalkannya sekali lagi dalam bahasa Tibet.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Raja Baka berkata, “Pelafalan dengan mulut tidak dengan hati, terlebih lagi tidak memahami Kebenaran Sejati.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Raja Baka lanjut berkata, “Anda bisa baca mantra?”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ia mulai membaca mantra, yang bisa diingat, semuanya dibaca.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Raja Baka berkata, “Seperti burung beo meniru suara.”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Terakhir, ia membacakan sebait mantra berbunyi, “<span style="color: blue;">Om. Guru. Liansheng Siddhi. Hum</span>”.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Raja Baka berkata, “Ini baru mantra yang paling berbobot!”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Ia bertanya, “Berbobot bagaimana?”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Raja Baka menjawab:</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">“Sebagaimana tubuh penjelmaan teratai. Berkat sebait kalimat ini, Anda tidak perlu berada di alam baka, kembalilah ke alam manusia untuk berbhavana!”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb; text-align: justify;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Oleh sebab itu, Lianhua Guizhuan, ayahanda dari Lianhua Pinde, sadar dari koma, dan penyakitnya pun sembuh.</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">Lianhua Pinde berkata:</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;">“Ternyata yang paling berbobot adalah Mantra Padmakumara!”</span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="font-family: DFKai-sb;">
<span style="font-family: "lucida sans unicode", "lucida grande", sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">*sumber; http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=254&id=9</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Buku ke-234 -- Kisah Serba Muskil</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0