Jumat, 23 Januari 2015

MENJAWAB FITNAHAN TERHADAP MASTER LU

Saya dan Sosok SHC Yang Saya Kenal (1)


Penulis: Lianhua Yanhua (蓮花彥樺)


Terlebih dahulu saya perkenalkan diri sedikit, saya bersarana kepada Dharmaraja Lian Sheng Sheng-yen Lu sejak tanggal 13 Maret 1993, nama dharma Lianhua Yanhua.

Saya menulis artikel ini, jika bukan karena terdesak oleh situasi saya tidak akan mengungkapkan masa lalu saya.

Dibawah ini saya ceritakan sedikit tentang pengalaman bersarana saya:

Desember 1992, Mahaguru Lu hadir di Singapura, memimpin upacara akbar santika, paustika dan penyeberangan bardo IMM, saat itu saya mempunyai nidana untuk ikut serta. Saya membawa keluarga pergi bersama-sama. Setelah memahami dan setelah pendaftaran ikut upacara dharma, saya mendaftar untuk memohon kesejahteraan bagi seluruh keluarga. Pada saat yang sama juga mendaftarkan penyeberangan bardo bagi mendiang papa dan para leluhur. Selain itu saya, mama dan anak  gadis saya memohon 'Plat Buddha Mahaguru' untuk dikenakan di leher.

Yang tidak terduga adalah, begitu upacara dharma dimulai, duduk dalam lapangan upacara, airmataku langsung mengalir tanpa kendali, mengalir tanpa bisa ditahan, tidak bisa berhenti; setelah selesai upacara dharma dan keluar dari gedung upacara, saya langsung muntah kosong, sungguh saya tidak paham apa yang telah terjadi. Malam harinya saat berbaring di ranjang, begitu memejamkan mata, wujud Mahaguru Lu langsung muncul dengan jelas di atas angkasa di depan saya, Cahaya manggala yang pekat memenuhi angkasa, aroma wangi menyembur tiada henti. Sebentar kemudian, setelah pelan-pelan tertidur, mendiang papa yang paling menyayangiku yang saya rindukan siang malam tiba-tiba muncul dalam mimpi saya, ia membawa keramahan yang memukau orang yang belum pernah ada semasa hidupnya, laksana angin kedamaian dengan lembut membungkusku, dengan kasih yang mendalam ia memandangku, ucapan yang lemah lembut dan penuh kasih sayang pertama kalinya keluar dari mulutnya, airmataku tumpah seperti air sungai yang meluap. Ia berterima kasih saya telah mendaftarkan nama untuk penyeberangan baginya, wajahnya menyiratkan rasa enggan untuk berpisah. Datang bersamanya adalah kakek luar dan nenek luar saya. Kami berkumpul bersama dalam mimpi. Setelah tertangis tangis, saya pun terbangun.
Saat itu batinku sangat lama menggemakan rasa terima kasih mendalam pada Mahaguru Lu, terima kasih atas penyeberangan yang hebat dari Mahaguru Lu, terima kasih kepada Mahaguru Lu yang membuatku bisa bertemu dengan kerabat baik dalam dunia Yang maupun Yin. Kehebatan seperti ini, tidak banyak orang di dunia ini yang mampu melakukannya, hanya seorang Maha Siddha sesungguhnya yang mampu melakukan itu!
Terima kasih sekali lagi terima kasih!

Kemudian, Mahaguru Lu datang ke Malaysia melaksanakan upacara dharma, kami satu keluarga tiga orang juga hadir di Penang Malaysia, tinggal di hotel. Kamar kami di lantai dua. Saat naik ke lantai dua, mendekati pintu kamar, tiba-tiba mulutku menjapa Mantra Hati Mahaguru yang belum pernah saya pelajari saat itu 'Om Guru Liansheng Siddhi Hum' (saat itu saya belum bersarana), pada saat yang sama saya merasakan suatu perasaan aneh di depan saya. Begitu pintu dibuka, angin bertiup, aroma aneh menerpa hidung. Anak gadis saya (saat itu berumur 10 tahun) buru-buru pergi mandi, masuk ke toilet, melepaskan Plat Buddha Mahaguru, diletakkan di samping. Samar-samar ia merasa di belakangnya ada seseorang sedang menatapnya, lalu ia tanpa sadar memakai kembali Plat Buddha nya. Saat sedang mandi, ia menengok ke tepi bak mandi, tiba-tiba ada sesosok bayangan wanita tanpa busana berambut panjang, sekilas kemudian menghilang. Anak saya tidak begitu terkejut, sebentar kemudian ia telah lupa. Setelah kembali ke Singapura, mengingat kembali kejadian ini, saya beritahukan mama saya, setelah ia mendengarnya segera ia mencari paranormal. 
Paranormal  memberitahunya, awalnya anak gadisku takut, tapi kemudian Plat Buddha yang ada di tubuhnya mengeluarkan Cahaya yang membungkus tubuhnya, secara alami hatinya menjadi tenang. Terjadinya peristiwa ini, membuat saya sekali lagi sangat berterima kasih pada Mahaguru Lu. Langsung saja saya memutuskan untuk bersarana pada Dharmaraja Lian Sheng Sheng-yen Lu (Guru Spiritual yang pertama kali sepanjang hidup saya sampai
sekarang). Anak gadisku juga ingin bersarana. Saya tanya mengapa: 
'Mami, saya percaya Mahaguru Lu bisa melindungi saya.' (anak saya sejak kecil mudah kesambet. Setelah mengajarkannya Dharma Pelindung Diri, tubuhnya sehat sejahtera sejak saat itu).

Setelah seluruh keluarga bersarana dengan Mahaguru Lu, semua nama dharma adalah Lianhua. Kebetulan sekali, namaku juga adalah Lianhua, setelah ganti nama terpakai lagi, sungguh menarik. Akan disinggung lagi dalam artikel ini selanjutnya.

Setelah bersarana, kontak batin nan unggul terus terjadi susul menyusul.

Mengenai SHC

Saat pendaftaran di Seattle Lei Tsang Temple, saya telah mengenal SHC, saya telah menyaksikan banyak sekali keganjilannya. Sejak dia secara sengaja masuk TV untuk memfitnah Mulaguru Zhen Fo Zong Dharmaraja
Lian Sheng Sheng-yen Lu, dan setelah ia menghilang, saya tidak pernah lagi mengikuti kabar beritanya. Sampai saat ini, setelah seorang saudara sedharma mengirimkan email wawancara Zheng Yao Zhong dengannya pada saya, saya baru mengerti, ternyata berita tentang dia di internet masih sangat banyak, dan ternyata dia sudah lama membuat sebuah website, khusus mengumpulkan dan menyebarkan artikel fitnah terhadap Mahaguru Lu. Saya coba perhatikan dengan teliti, dan menemukan banyak sekali foto saudara sedharma yang saya kenal dipostkan di website itu, dilihat sekali lagi, ya Tuhan, ternyata fotoku juga ada di situ. 
Artikel penuh dengan distorsi dan pemutarbalikan fakta. Dan orang-orang yang menulis artikel itu, tidak memahami siapa SHC itu, juga bukan pihak yang terlibat langsung, yang hanya mendengar cerita sepihak, atau hanya ingin mendengar cerita sepihak, sudah mengira benar apa yang salah, dengan memakai topeng seorang gentleman dengan kata-kata yang sangat meyakinkan, ditambah dengan dugaan-dugaan tak berdasar, serangan serampangan terhadap Mahaguru Lu yang memang pada dasarnya tidak mereka kenal dan telah terbentuk prasangka buruk sebelumnya sebagai Guru ajaran sesat dalam diri mereka. Karena di dalam artikel itu telah menyinggung saya, sebagai murid dari Mahaguru Lu, juga sebagai pihak yang terlibat langsung, saya harus menceritakan secara apa adanya semua yang terlihat dengan mata kepala sendiri dan alami sendiri. Karena sebenarnya tidak ada ruang bagi SHC untuk secara sengaja mendistorsi dan memutarbalikkan fakta. Terlebih lagi, tanpa seizin saya, ia telah memaparkan foto saya di internet, ini melanggar hak privasi orang. Setiap kata-kata dari SHC ingin menggunakan senjata hukum untuk menuntut, tapi dia sendiri telah melanggar hukum. Bukankah ini dalam rangka mencapai tujuan pribadi untuk memfitnah Mahaguru Lu???

Perkenalan saya dengan SHC pada tahun 1997. Setelah saya bersarana, setiap kali upacara dharma besar musim semi dan musim gugur di Seattle, saya selalu pergi membantu sebagai tenaga sukarela. Waktu itu saya bertemu dengan banyak sekali saudara sedharma yang datang dari berbagai negara, para tenaga sukarela yang datang dari jauh itu semuanya menginap di asrama vihara. Saat itu karena saya menginap sekamar dengan SHC beserta beberapa saudara sedharma lainnya, kita sering mengobrol sehingga kita saling kenal. SHC mengatakan dia mempunyai penyakit sakit kepala, dan datang ke situ memohon Mahaguru Lu mengadhistananya.SHC yang saya kenal ini sangat licik. Orang ini berbeda luar dari dalamnya, samasekali tidak sepolos seperti yang ia tuliskan. Yang dituliskan di bawah ini adalah kegiatan bersama yang sebenarnya saya dengannya.

Setelah saya dan SHC bergaul untuk suatu jangka waktu, ia merasa kami sangat akrab dengan Mahaguru Lu, kita berbicara seperti satu keluarga saja, ia juga tahu saya ingin mengundang Mahaguru Lu dan Gurudhara untuk makan bersama. Ia berkata ia juga ingin seperti itu. Saya tanya ia mau apa? Ia berkata ingin seperti kami (mengobrol dengan Mahaguru Lu seperti satu keluarga). Setelah itu, ia mulai dengan sengaja mendekatiku.

Suatu hari, ia berkata padaku: 'Terkadang dalam sesi konsultasi dengan Mahaguru Lu, saya tidak tahu mau berkata apa karena tegang, banyak sekali permasalahan yang ingin ditanyakan tidak terungkapkan.' Kasihan mendengar apa yang telah ia katakan, saya bermaksud membantunya, lalu menghiburnya dengan berkata: 'Kalau begitu, lain kali kalau anda ada masalah yang mau dikonsultasikan, saya akan menemanimu, maka anda
tidak akan tegang lagi.'

Hari kedua, saya melihatnya menulis sesuatu di tempat tidur, lalu bertanya: 'Apa anda sedang menulis tentang hal yang ingin dikonsultasikan?' Ia memberikan kertas itu kepadaku dan berkata bahwa tulisan ini untuk Mahaguru Lu, ia ingin mengungkapkan isi hatinya pada Mahaguru Lu. Setelah saya membaca isi kertas itu, saya terkejut sekali dalam hati, karena isi tulisan itu penuh dengan kata-kata cinta, ternyata ia sedang menulis surat cinta untuk Mahaguru Lu! Saya cepat-cepat berkata padanya: 'Kamu tidak boleh seperti ini, ini bisa mencelakai Mahaguru Lu, juga tidak baik bagi dirimu sendiri.' Matanya langsung memancarkan ekspresi yang sangat tidak senang dan penuh kebencian. Kemudian secara obsesif sambil memandangi surat ia berkata: 'Pokoknya saya mau tulis.' Saya melihatnya, saya tidak berdaya. Kemudian, surat cinta ini masih terus ia tulis.

Selang dua hari kemudian, ia bilang mau pergi berkonsultasi, ia mau saya menemaninya. Tetapi, sesampainya di Miyuan ia langsung berlutut di pintu ruang konsultasi, dengan ekspresi mengibakan ia berkata Yanhua datang mau berkonsultasi. Sesaat saya tidak siap dan menjadi bingung dengan apa yang ia katakan, menghadapi Mahaguru Lu entah apa yang harus dikatakan? Dengan penuh welas asih Mahaguru berkata: 'Tidak masalah, ada masalah apa yang mau dikonsultasikan?' Saya hanya bisa berkata: 'Tidak ada apa-apa.' Kemudian, kita pergi tanpa berkata-kata lagi. Sungguh saya tidak habis pikir, apa tujuan SHC melakukan itu?

Saat itu, menjelang persiapan makan malam, saya pergi ke dapur untuk membantu. Belum berapa menit kemudian, SHC juga datang ke dapur untuk membantu. Ia diam saja, saya sudah tidak tahan lalu bertanya:
'Sebenarnya apa yang telah terjadi tadi?' Tiba-tiba ia berteriak keras sekali, sampai biksu yang di dapur itu juga terkejut. Biksu tidak tahu apa yang telah terjadi, dan mengira saya telah mengganggunya. Saya tidak bisa berkata apa-apa dan langsung kembali ke asrama. Berbaring di ranjang, tanpa sadar airmata telah mengalir. Pada saat itu ia juga masuk, melihatku, ia hanya berkata pelan: 'Maafkan saya atas apa yang telah saya lakukan padamu tadi.' Saya bertanya: 'Mengapa harus begitu?' Ia tidak menjawab, dan langsung mengganti bahan pembicaraan.

Ia dalam kesehariannya juga sangat suka mencari perhatian. Saya ingat suatu kali, ia berkata setiap kali pulang ke Malaysia ia selalu khusus pergi belajar menari, untuk dipersembahkan bagi Mahaguru. Setiap kali karena tidak mendapatkan giliran mempersembahkan tarian bagi Mahaguru, ia langsung menangis. Para saudari sedharma yang satu rombongan dengan dia juga menggelengkan kepala dan menarik napas panjang.

Bicara sejujurnya, saya datang ke Seattle Lei Tsang Temple adalah untuk dapat selalu mendengarkan ceramah Dharma dari Mahaguru Dharmaraja Lian Sheng,  dan menganggap setiap saudara sedharma sebagai anggota keluarga. 


Saya dengan hati yang paling hormat dan tulus menempatkan setiap ceramah Dharma dari Mahaguru Lu ke dalam hatiku yang bagaikan secarik kertas putih, melatih diri selangkah demi selangkah sepenuhnya berdasarkan pengajaran dari Mahaguru Lu, belum pernah meragukan Dharma Tantra yang diajarkan oleh Mahaguru Lu. Namun karena telah terjadi peristiwa ini, membuatku sulit sekali untuk memahami. Kita bersarana pada Mahaguru adalah agar dapat melatih diri dengan sebaik-baiknya, memahami hukum karma dan mengubah nasib, menyingkirkan sifat kebiasaan kita, berubah dari jahat menjadi baik, dari kotor menjadi bersih, menyalakan pelita dalam hati. Namun saya tidak mengerti SHC mengapa anda mau melakukan muslihat ini? Sebenarnya di mana saya telah menyakiti kamu? Saya selalu menerima kesalahanmu.
Anda adalah orang yang pernah menerima Bodhisatva Sila, bagaimana bisa anda melakukan perbuatan tercela ini? Hari ini, setelah saya membaca tulisanmu yang menyimpang untuk mencelakai Mahaguru Dharmaraja Lian Sheng, anda sedang menggunakan pisau beracun untuk menusuk Mahaguru Lu, juga telah menggunakan pisau beracun untuk menusuk hati para murid Zhen Fo Zong, anda mengarang persoalan untuk melampiaskan  kemarahan pribadi dan entah telah membunuh berapa banyak jiwa kebijaksanaan dari makhluk hidup, saya sungguh merasa kasihan pada anda.

Biarkan saya meluruskan satu per satu pemutarbalikan fakta dalam artikel anda, SHC! 


(bersambung)

Mengikuti Mahaguru Sheng-yen Lu Belajar Kosmologi

Penulis: Lianhua Youqiu

Penulis lulus dari Fakultas Geologi suatu perguruan tinggi pada tahun 1959, merupakan seorang atheis Darwinis (penganut teori evolusi Darwin). Namun pada tahun 1991, saya bertemu dengan suatu kejadian ajaib di Suzhou: pada suatu sore hari, seorang biksu bernama Gui Lun (catatan penerjemah: Biksu Gui Lun adalah seorang biksu Zen terkenal dari Tiongkok) berasal dari  Qingchen Sichuan yang sedang menumpang inap di suatu vihara di Putuo Zhejiang , membawa serta murid besarnya terbang dari Zhejiang ke dalam kamar rumah ayah mertuaku yang sedang sakit di Suzhou melakukan ritual penyeberangan sebelum meninggal dunia. Dengan suatu metode yang sangat cerdas-trampil yang membuatku sungguh mengakui mereka berdua benar-benar memiliki kemampuan itu. Saya terkejut luarbiasa, roh itu benar-benar ada! Pada siang bolong itu terbang ke arah barat, pandangan hidup dan pandangan terhadap dunia dari orang-orang, perlu perubahan besar-besaran.

Pada tahun 1992 saya ke Melbourne, saya bergegas ke berbagai kelompok keagamaan dan toko buku untuk mengakses informasi yang bersangkutan. Kristen, Katolik, Perkumpulan Sinar Buddha…dsb. Akhirnya di suatu koran kecil terbaca artikel karya Mahaguru Sheng-yen Lu. Empat huruf besar yang bersinar emas berkilauan telah datang: KOSMOLOGI (宇宙科學). Mahaguru Lu menggunakan pengalaman gaib-Nya; dari Kuil Yihuang sampai ke Yaochi Jinmu, Yang Mulia San San Jiu Hao, Biksu Liao Ming; dari Taichong, Taipei sampai ke Amerika utara, dengan lincah dan hidup menjelaskan kepada para murid tentang hukum-hukum kosmologi dari yang dangkal sampai yang mendalam. Saya belajar dengan lamban, namun saya rela berjalan maju selangkah demi selangkah, suatu perasaan benar-benar baik dalam pelatihan diri nyata satu per satu telah muncul, buku-buku Mahaguru yang telah dibaca tidak lebih dari seper sepuluhnya. Namun telah merasakan manfaatnya. Dharma mendalam sangat sulit didapatkan dalam literatur Buddhis lain atau di vihara-vihara. Contohnya: begitu Sakyamuni Buddha lahir Ia langsung bersabda: ‘Di sorga dan di bumi, hanya Aku yang paling agung.’ Membaca penjelasan dari Mahaguru, saya berseru bahagia. Saya menanyakan hal ini kepada seorang teman penganut aliran eksoterik, jawabannya adalah: ‘Buddha tidak mungkin mengucapkan kata-kata yang begitu sombongnya.’ Perihal ‘Memaki Buddha’ (呵罵佛祖) (catatan penerjemah: salahsatu Ko’an Zen), saya pernah mendengar soal ini dan tidak memahaminya, dan juga hanya dalam bimbingan Mahaguru Lu, setelah sedikit memahami sistem Alam Semesta, barulah saya sedikit paham. Konsep tingkatan relatif Alam Semesta (宇宙層次間的相 對觀念), dengan satu patah kata dari Mahaguru Lu membuat saya seperti baru pertama kali bangun dari mimpi. Ia berkata Buddha Bodhisatva memandang dunia manusia, adalah seperti kita sedang memandang sebuah lobang limbah WC. Dengan membuang semua kilesa dunia, maka telah ada tiang semangat yang dapat diandalkan. Dalam diskusi tentang ‘kosong dan ada’, karya Mahaguru Lu telah membimbingku memahami: Pada tingkat tertinggi Alam Semesta kosong dan ada itu dialektik manunggal. Ada saudara sedharma bertanya pada Mahaguru, apa bedanya Amitabha Buddha dan Avalokitesvara Bodhisatva. Jawaban Mahaguru kira-kira adalah: Keluar rumah Avalokitesvara, kembali ke rumah Amitabha. Setelah mendengarnya kesadaran bangun laksana abhiseka amerta, tiba-tiba saya telah memahami suatu hal.    

Dibandingkan dengan para saudara sedharma lain, pengetahuan saya masih dangkal, namun sepenuh hati mengikuti jejak langkah kaki Mahaguru Lu, sedikit demi sedikit memahami Kebenaran Alam Semesta sungguh merupakan berkah paling besar kehidupan manusia. Tetap seperti itu, tidak sekali-kali mundur, sampai akhir hayat. Menengok kembali kehidupan manusia, seperti mimpi khayalan penuh kegaduhan remeh temeh, bahkan sampai beradu tanduk, tega melakukan segala cara, memaki Guru dan memfitnah Sesepuh, mengkhianati Guru dan saudara sedharma. Semua itu sungguh merupakan sendiri mencelaki diri sendiri. Masih lebih baik lebih awal kembali ke Pantai Seberang!

Melatih Diri satu:
Melatih diri seperti sekolah
Melatih diri seperti bermimpi
Melatih diri seperti kosong
Melatih diri seperti nyata
Melatih diri bukan demi siapa-siapa
Hanya demi memahami Kebenaran Sejati
Memahami Alam Kesadaran yang tiada hingganya.
Tidak memahami minum teh saja.
修法之一
修法如上學
修法如作夢
修法虛若虛
修法實也實
修法不為誰
只為真理明
明明無止境
不明吃茶去

Kesan dari membaca buku ‘Menari Bersama Pencerahan’

Melatih diri dua:

Nyawa tiada batas Alam Kesadaran
Pelatihan diri  tiada batas Alam Kesadaran
Nyawa tiada kelahiran dan kematian
Pelatihan diri tiada yang diperoleh
命無止境
修無止境
命無生滅
修無心得



Melbourne, 10 Desember 2012
Lianhua Youqiu

sumber: 
http://ilovegrandmaster.blogspot.com/2013/02/mengikuti-mahaguru-sheng-yen-lu-belajar.html