Minggu, 29 Oktober 2017

Manusia dan Makhluk Halus Tiada Beda



Sepengetahuan saya, manusia dan makhluk halus tiada bedanya.
 
Adapun bedanya, sebagai berikut:
- Manusia mempunyai raga jasmani, makhluk halus tidak mempunyai raga jasmani.
- Manusia berenergi Yang, makhluk halus berenergi Yin.
- Manusia mati menjadi makhluk halus, makhluk halus mati menjadi manusia.

Demikianlah transformasi dari wujud yang satu ke wujud yang lain, sehingga disebut ‘bagaikan mimpi dan ilusi’. Sama sekali tidak salah jika dikatakan seperti mimpi ataupun sandiwara.

Di alam manusia terdapat negara, ras, keluarga, dan individu, yang mana semuanya melakoni sandiwaranya masing-masing.

Alam halus juga terdapat negara, ras, keluarga, dan individu, yang mana semuanya melakoni sandiwaranya masing-masing.

Coba direnungkan, jika makhluk halus dikatakan muskil, lantas apa yang tidak muskil dari manusia?

Perihal negara, ras, keluarga, dan individu, yang mana yang tidak muskil?

Ketahuilah, alam halus juga sangat semrawut seperti alam manusia. Makhluk halus juga ada yang saleh, ada yang jahat, juga mempunyai perasaan bahagia, marah, sedih, dan gembira. Sesama makhluk halus juga bisa saling berseteru.

Manusia saling bersaing.

Makhluk halus juga saling bersaing.

Pada umumnya, makhluk halus takut pada manusia, hal ini dikarenakan manusia berenergi Yang, sedangkan makhluk halus berenergi Yin, energi Yin gentar terhadap energi Yang.

Makhluk halus mengganggu manusia dikarenakan beberapa hal, sebagai berikut:

1. Manusia menyerobot ke alam halus, mengganggu ketenangan makhluk halus, sehingga mereka menjelma wujud untuk mengusir manusia.


2. Makhluk halus berharap dapat dipuja manusia, sehingga sesekali suka memamerkan kekuatan gaib supaya manusia berkenan memuja dan memberi sesaji kepada mereka.



3. Ada juga makhluk halus berkekuatan besar yang suka berbuat ulah, tetapi mereka menghindari manusia yang berenergi Yang kuat, sebaliknya akan merasuki manusia yang bernasib buruk.



4. Manusia yang mendapat kerasukan akan jatuh sakit akibat gangguan makhluk halus. Ada pula yang saling memperalat, seperti yang bermata pencaharian sebagai medium.



5. Beberapa makhluk halus berperangai ganas yang semasa hidupnya diperlakukan semena-mena, mati dengan membawa rasa dendam dan amarah, lalu meminta izin Dewa Baka untuk membalas dendam di alam manusia.


Yang tersebut di atas adalah beberapa penyebab gangguan makhluk halus.

Ketahuilah, apabila manusia tidak menarik perhatian makhluk halus, makhluk halus tidak bakal tertarik pada manusia. Manusia bisa kesambet makhluk halus, pemicunya karena manusia itu sendiri.

Contoh:
- Orang yang berhawa nafsu besar akan ditempel hantu cabul.
- Orang yang berjiwa beringas akan ditempel hantu ganas.
- Orang yang berhati saleh akan ditempel hantu baik hati.
- Orang yang suka memburu harta akan ditempel hantu materi.
- Orang yang gemar berjudi akan ditempel hantu judi.
- Orang yang berjiwa sadis akan ditempel hantu jahat.
- Orang yang berjiwa pendendam akan ditempel hantu dengki.
- Orang yang mengidap penyakit autis akan ditempel hantu penyendiri.
- Orang yang mengidap penyakit depresi akan ditempel hantu temperamental.


Semua ini menunjukkan bahwa faktor pemicunya adalah manusia itu sendiri.

Saya pernah melihat:
- Seorang hartawan melintas, disertai oleh puluhan makhluk halus pecinta harta.


- Seorang wanita nakal berpenampilan menggoda, disertai oleh banyak hantu cabul.



- Seorang yang haus tahta, disertai oleh hantu pemburu tahta.



- Seorang yang berakhlak sejati, di sekelilingnya tidak ada makhluk halus.


Makhluk halus berani mengintimidasi atau tidak, semuanya berpulang pada batin manusia yang bersangkutan.

Apakah di samping Anda ada makhluk halus?

Ketahuilah, hal ini tidak perlu bertanya kepada saya, cukup tanyakan hati sendiri. Apakah ada perasaan bersalah?

Jika ada perasaan bersalah, wajar bila ada makhluk halus.

Jika tiada perasaan bersalah, niscaya tidak ada makhluk halus.


*sumber: Buku ke-243 -- Kisah Serba Muskil
http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=254&id=4

Penuturan Seorang yang Hidup Kembali



Berikut sebuah penuturan dari Lianhua Pinde:
Ayah saya bernama Lianhua Guizhuan, selama ini beliau telah bersarana kepada Guru-guru dari berbagai aliran Buddhis seperti berikut:
- Aliran Sukawati, fokus menyebut nama Buddha.
- Aliran Zen, mempelajari jhana.
- Aliran Tantra Kagyu, mendalami Mahamudra.
- Aliran Theravada, menekuni Sila Vinaya.

Ayah saya hobi bergonta-ganti tempat ibadah. Jika Bhiksu Jepang yang berkunjung ke Taiwan, dari sekte seperti: Nichiren, Agon, Shinri Takahashi, Kiriyama Seiyu, dan sebagainya, ia pasti menghadiri semua ceramah Dharma mereka.

Ia juga pergi ke India, mengunjungi tempat pelatihan spiritual di sana. Selama berbulan-bulan tinggal di tempat ibadah dan berbaur langsung dengan sekte seperti Ananda maupun Sai Baba.

Ia mengunjungi Tibet, Nepal, Sikkim, Bhutan, bersarana kepada beberapa Rinpoche dan Bhiksulama di sana, seperti: Jumkun Kuntrul, Jamyang Khyentse, Urgyen Trinley, Tulku Urgyen, Chiqing, Jiazha….

Begitu mendengar saya hendak bersarana kepada Guru Lu, ayah juga mengikuti saya ke Vihara Vajragarbha Taiwan. Ia menerima Abhiseka Sarana dari Guru Lu dan turut menjapa “Om. Guru. Lian Sheng Siddhi. Hum”.


Suatu hari, ayahanda jatuh sakit, badan panas dingin, tidak sadarkan diri selama 3 hari. Pihak rumah sakit menyatakan ayahanda sedang dalam kondisi kritis.

Setelah beliau sadar dari koma, ia memberitahu kami kejadian sebagai berikut:
Ternyata ia telah memasuki alam baka, ia melihat banyak orang berada dalam barisan. Sewaktu tiba gilirannya, ia berkata kepada Raja Baka, “Saya adalah penganut ajaran Buddha.”

Raja Baka berkata, “Anda bukan penganut ajaran Buddha, tetapi penganut ajaran gado-gado.”

Ia berkata, “Saya bisa melafalkan Sutra Hati.”

Raja Baka berkata, “Coba lafalkan!”

Ia melafalkan Sutra Hati dalam bahasa mandarin dengan lancar, kemudian melafalkannya sekali lagi dalam bahasa Tibet.

Raja Baka berkata, “Pelafalan dengan mulut tidak dengan hati, terlebih lagi tidak memahami Kebenaran Sejati.”

Raja Baka lanjut berkata, “Anda bisa baca mantra?”

Ia mulai membaca mantra, yang bisa diingat, semuanya dibaca.
Raja Baka berkata, “Seperti burung beo meniru suara.”

Terakhir, ia membacakan sebait mantra berbunyi, “Om. Guru. Liansheng Siddhi. Hum”.

Raja Baka berkata, “Ini baru mantra yang paling berbobot!”

Ia bertanya, “Berbobot bagaimana?”

Raja Baka menjawab:
“Sebagaimana tubuh penjelmaan teratai. Berkat sebait kalimat ini, Anda tidak perlu berada di alam baka, kembalilah ke alam manusia untuk berbhavana!”

Oleh sebab itu, Lianhua Guizhuan, ayahanda dari Lianhua Pinde, sadar dari koma, dan penyakitnya pun sembuh.

Lianhua Pinde berkata:
“Ternyata yang paling berbobot adalah Mantra Padmakumara!”


*sumber; http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=254&id=9
Buku ke-234 -- Kisah Serba Muskil

Masuk ke Negeri Setan Raksasa



Suatu malam, saya masuk ke negeri setan raksasa, ini adalah sebuah negeri yang sangat menakutkan, ada setan berkepala besar, setan kotor, setan bermata satu, setan tak bertangan, setan tak berkaki, setan iga. 

....

Ada semacam setan yang sangat istimewa, organ dalam tubuh tergantung di luar tubuh, sekujur tubuh dirayapi oleh serangga.

Perilaku setan-setan ini:
- Asusila.
- Makan darah segar.
- Bicara cabul.
- Aneh.
- Memanjatkan kitab aneh.
- Menyembahyangi hantu.
- Telanjang.
- Saling membunuh, mengunyah tangan dan kaki.

Singkat kata, saya tidak mampu menggambarkan negeri setan raksasa, karena negeri ini, dunia setan raksasa ini, benar-benar adalah kota dosa, merubuhkan pemikiran saya, sepanjang hidup saya, tidak pernah terpikirkan ada dunia seperti ini. Di dalam pemikiran saya, tidak ada konsep seperti ini.

*

Saya teringat dengan orang-orang punk, pix, pecundang, hippie, preman berkumpul. Seperti sebuah rumah sakit jiwa yang tak bertepi.

Saya menerobos di antaranya.

Para setan melihat kedatangan saya, sekelompok setan menyerbu, saya melarikan diri, mereka mengejar, saya melarikan diri ke setumpuk reruntuhan.

Yang menakutkan adalah:
Saya menemukan Dharmaduta Zhenfo Zong. Di antaranya ada upasaka/sika dan bhiksu/ni.

Oh, Tuhan! Saya terperanjat.

Tak disangka mereka masuk ke negeri setan raksasa.

Sebagian sedang makan tanah. (hanya karena menelan mahavihara, vihara, dan cetiya)

Sebagian makan tembaga dan besi. (hanya karena menelan materi insan)

Sebagian minum darah. (keserakahan untuk memberi makan keluarga mereka)

Sebagian makan tulang manusia. (keserakahan akan rupa)

Sebagian berkomat-kamit, berkeliaran tanpa tujuan. (kehilangan sradha)

......

Semua ini melanggar Samaya.
Jijik! Jijik! Amis! Amis!

Orang-orang tersebut, jiwa dan raga mereka bernanah, sekujur tubuh menebarkan bau tidak enak, orang yang sangat menderita tak tertahankan, melihat kedatangan saya.

Ada yang tertawa bodoh.
Ada yang memperlihatkan taring dan memainkan cakar.
Ada yang melarikan diri.
Ada yang menengadah dan menggoyangkan ekor.

Saya melihatnya, tidak habis pikir, sangat tidak berdaya.

*

Saat ini, ada seberkas cahaya datang, muncul Dewa Samaya, dewa memancarkan sinar keemasan, tangan memegang penggaris Sila.

Ia berkata:
Semua benda yang dibuat, berakhir dengan kerusakan; semua kekayaan yang dikumpulkan, berakhir dengan kehabisan; semua pria dan wanita yang berwujud, berakhir dengan perpisahan; kehidupan apapun, akhirnya adalah kematian; semua bhajana-loka, berakhir dengan kehilangan.

Dengan demikian, masihkah serakah?
Dengan demikian, masihkah benci?
Dengan demikian, masihkah bodoh?

Mahaguru Lu! Anda harus beritahu orang-orang ini!

Saya berpikir:
Segala sesuatu di dalam tumimbal lahir, sungguh tidak ada artinya, hanya sumber penderitaan saja.

Saya sendiri juga harus sadar.
Kemudian menyadarkan insan lain.

Karena segala sesuatu di dunia manusia "tidak ada yang didapatkan", kita harus ada niat meninggalkan samsara dan terbebaskan.

*

Siswa mulia yang terkasih!

Saya prihatin dengan orang-orang yang terjatuh ke dalam negeri setan raksasa!

Berhati-hatilah! Berhati-hatilah!


sumber: http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=252&id=8962
Buku ke-241 -- Bertemu Yidam

Om Guru Liansheng Sidhi Hum

Hantu Anak Perempuan di dalam Saku


Saat awal melatih diri, Bhiksu Liaoming menghendaki saya agar sepenuh hati dan sepenuh tenaga terjun ke dalam usaha menyingkirkan kerisauan dan pengembangan hati dan pikiran.

Bhiksu Liaoming berkata, “Kerisauan itu selalu ada, hanya dapat disingkirkan dan diuraikan dengan mata prajna.”

Saya mengerti, “Kerisauan laksana ombak, satu ombak belum reda, datang lagi ombak lain. Satu-satunya cara menghentikan kerisauan adalah menguraikan dan menyingkirkannya.”

Sementara, Buddha Sakyamuni menyingkirkan seluruh kerisauan dengan ‘sunya’.

Pangan – persembahan.
Sandang – simabandhana.
Papan – tidur bersinar.
Transportasi – ketekunan.


Sesungguhnya, setiap sendi kehidupan tidak dapat luput dari kerisauan, namun, sadhaka justru memperbaiki dan melatih diri dengan tekun lewat ‘memfokuskan pikiran’.

Misalnya:
Menulis buku, saya menulis satu artikel setiap hari untuk mengatasi kemalasan.

Bersadhana, saya bersadhana sehari sekali untuk mengatasi kekesalan.
Jika lelah, saya istirahat sebentar, begitu bangun, saya bermeditasi.

Saya mengenakan 3 jubah (pakaian dalam, baju atasan, dan rompi).

Suatu kali.
Saya membentuk mudra di baju atasan saya, di dalam saku baju atasan tak disangka mengeluarkan suara, “Mahaguru Lu, pelan-pelan.”

Saya bertanya, “Siapa?” Saya keheranan.

Ia menjawab, “Jangan tanya dulu siapa saya, mohon Anda jangan terlalu kuat saat membentuk mudra, atau, saya tidak mampu sembunyi di dalam saku baju atasan Anda.”

Saya bertanya, “Anda dari mana?”

Ia menjawab, “Mahaguru Lu berjalan di rumah abu Shifang Dajue, saat saya melihat Anda, saya tahu bahwa Anda dapat melindungi saya, sehingga saya masuk ke dalam saku baju Anda.”

Saya akhirnya ingat, saya pergi ke Vihara Shifang Dajue, saat patroli ke rumah abu, saya melihat sebuah guci abu, di atas guci ditempel foto seorang mendiang, mendiang adalah seorang siswi SD yang cantik jelita dan wajahnya sangat imut.

Begitu hatiku bergerak, saya sempat mendesah, “Aduh! Kasihan!”

Tak disangka, hanya satu pikiran ini, si hantu anak perempuan pun sembunyi di dalam saku baju saya.

Saya bertanya, “Mengapa kamu masuk ke dalam saku baju saya?”

Hantu anak perempuan menjawab, “Menjelajahi sepuluh alam Dharma, belajar cara melatih diri Anda.”

Saya tertegun begitu mendengarnya. Ternyata begitu pikiran seseorang bergerak, makhluk halus pun tahu. Dalam hati saya berpikir, apakah hantu siswi SD ini mempengaruhi pembinaan diri saya?

Hantu anak perempuan berkata, “Mahaguru, tenang saja, saya hanya menumpang di dalam saku Anda, tidak berpengaruh sedikit pun pada Anda. Anda boleh anggap saya tidak ada, juga tidak perlu menghiraukan saya. Saya hanya sesosok hantu anak perempuan, tidak akan mempengaruhi Anda, saku Anda hanya hotel untuk saya menumpang sementara, saat saya mau pergi, saya akan pergi dengan sendirinya.”

Tak disangka, ia langsung mengetahui pikiran saya.
Belakangan, saya malah lebih memperhatikannya, saya melindunginya, ia takut guntur, ia takut cahaya matahari pada siang hari, ia takut pisau yang runcing, saya selalu melindunginya.

Belakangan, saat ia pergi, ia sempat berkata, “Anda terlalu welas asih, Anda sangat baik hati, saya ingin sekali mencintai Anda!”

Ha! Ia benar-benar sesosok hantu anak perempuan yang polos dan lugu!


*sumber: http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=270&id=9