Rabu, 31 Maret 2010

MASIH ADA LANGIT DIATAS LANGIT

sumber: ebook Padmakumara 11, kisah ke 38 

 

Saya masuk kedalam konsentrasi meditasi. 
Saya tiba di suatu tempat yang kacau balau.
Disana saya melihat seorang yang sangat aneh dengan bentuk yang sama sekali bukan bentuk manusia di bumi.

Kepalanya seperti palem kempes.

Lehernya kurus panjang.

Ada sayap sayap di ujung tangannya.

Kakinya seperti cakar ayam... 

 

Ia juga melihat saya. 

 

Saya menghampirinya dan memberi salam hormat.

Ia berkata: "Saya telah tinggal disini selama ribuan tahun dan sudah lama melupakan namaku.

Tetapi,namamu adalah Lian Shen.

Saya tidak kenal anda.

Tempat kacau ini disebut "Daerah Misterius".

Ini adalah ujung utara." 

 

Saya berkata: "Saya senang berlatih diri. Dalam konsentrasi meditasi saya, saya bisa naik ke ujung langit dan turun ke dunia akhirat. Saya bisa pergi ke empat sudut langit, ke 33 alam dewa, ke 28 alam dewa, alam 4 suciwan. Tak ada tempat yang tidak dapat saya kunjungi. Hari ini, saya beruntung untuk tiba di "daerah misterius" di sebelah utara. Mohon memberi petunjuk." 

 

"Ha Ha. Tahukah kau bahwa masih ada dunia luar diluar ke 6 alam? Dan bahwa masih ada langit langit diluar langit dengan 4 sudut? Dan bahwa masih ada alam alam dewa diluar ke 33 dewa, ke 28 dewa, dan alam 4 suciwan? Kau, Lian Shen, tidak lebih dari sekedar berputar putar dibawah sinar matahari, bulan, dan bintang.

 

Saya pernah pergi ke tempat yang tak dikenal, melewati alam tanpa sinar, naik ke kegelapan tanpa atap dan kebawah ke kesunyian besar tanpa dasar. Meskipun ini adalah ujung utara, masih ada tempat tempat yang lebih utara lagi. Masih ada dunia dunia yang sangat jauh." 

 

"Saya memohon bimbingan dari anda." Saya mulai berkeringat dingin. 

 

"Dengan sekali loncat, saya bisa mencapai jutaan kilometer. Namun, saya masih belum melihat seluruh alam semesta. Kau, Lian Shen, yang baru saja belajar berkonsentrasi sudah berbicara tentang bisa tiba di alam dharma di sepuluh penjuru. Kau harus sadar bahwa ada makhluk makhluk lain di bumi selain manusia, bahwa masih ada langit langit diatas langit ini, bahwa alam 4 suciwan bukanlah akhir segalanya, dan bahwa masih ada 9 Ayuta diatas 9 Ayuta. Alam ini pada dasarnya tak ada habisnya." 

 

"Apakah anda seorang Buddha?" 

 

"Saya sudah lebih dulu dari para Buddha. Saya telah ada sebelum para Buddha ada." 

 

Saya tertegun. 

 

"Apakah kau mau mengikuti saya?" 

 

"Ya,"

 

Saya menjawab. Ia mengangkat kedua tangannya dan langsung menghilang. Saya tidak dapat mengikutinya. 

 

Dalam sedetik, ia muncul lagi: "Saya telah pergi ke empat sudut langit." 

 

Saya penuh dengan kekaguman. 

 

"Lian Shen, saya sudah tahu sekarang bahwa kau adalah inkarnasi dari seorang Padmakumara di alam Sukhawati yang merupakan tanah suci terbaik diantara jutaan tanah suci. Padmakumara Putih terlahir di dunia manusia dimana ia menyelamatkan manusia dari samsara. Tetapi alam manusia tak lebih dari sebutir pasir. Penyelamatan mu akan manusia tak lebih dari sebutir peluru yang ditembakkan ke bukit pasir. Jasamu tak lebih besar dari itu. Tidak lebih baik dari permainan ku." 

 

"Apakah permainan anda?" Saya bertanya ingin tahu. 

 

Saya melihatnya memindahkan gunung gunung ke satu tempat, lalu memindahkan lautan ke tempat dimana gunung gunung itu tadinya berdiri. Ia memindah-mindahkan nya beberapa kali. 

 

"Apa ini?" 

 

"Memindahkan gunung dan membalikkan lautan. Ha, Ha! Katanya.

 

"Kau, Lian Shen, pergi ke alam manusia dan menembakkan sebuah peluru pasir ke bukit pasir. Tapi, saya bisa memindahkan gunung dan lautan. Inilah permainan saya." 

 

Pada saat itu saya berpikir: "Oh, ini adalah contoh bahwa selalu saja ada orang yang lebih hebat dari diri kita dan bahwa ada langit diatas langit. Saya dulu berpikir bahwa sungguh hebat bisa bepergian dengan bebas ke alam dharma di sepuluh penjuru. Tapi saya tidak menyadari bahwa apa yang saya lakukan tak lebih dari sekedar bermain pasir dan batu. Tadinya saya mengira saya sudah begitu maju dalam pelatihan diri saya. Ternyata, kemajuan saya cuma beberapa meter saja." 

 

Ia memberitahukan saya: "Berpikir tanpa pikiran pikiran buruk dapat membuat seseorang abadi dan tanpa diri. Ingatlah untuk berpikir tanpa pikiran jahat." 

 

Sebuah syair dari Han Shan Zi berbunyi: Duduk di sebuah perahu cepat dengan tiga sayap. Dengan mahir menunggangi seekor kuda balap.Orang tidak dapat mencapai rumahku. Suatu tempat paling tenang dan jauh. Di dalam gua dalam diantara puncak puncak gunung tinggi. Badai geledek berlangsung sepanjang hari. Tak ada yang asli Confusius. Tak ada yang dapat mencapai. 

 

Selama 3 tahun berlatih konsentrasi meditasi di loteng Ling Xian, saya bertemu dengan makhluk tak dikenal ini hanya sekali.

 

Ia mempunyai kepala yang mirip palem kempes. 

Lehernya kurus panjang.

Ada sayap di ujung tangan tangannya.

Kakinya seperti cakar ayam. 

Tak ada yang mengetahui namanya.

Ia mengenal saya, tapi saya tidak mengenalnya.

Saya telah bertanya kepada berbagai Buddha.

Mereka semua tak mengenalnya.

Saya bertanya kepada Sakyamuni.

Ia juga tidak tahu. 

Ini menunjukkan bahwa masih ada langit langit diatas langit ini.


PERSEMBAHAN TULUS SEORANG MURID

Dikutip dari : buku Pakar Dunia Roh 4, kisah ke 11 (Artikel ini merupakan bagian dari catatan Grandmaster Lu Sheng Yen dalam perjalanan pembabaran Dharma beliau ke Taiwan dan Hongkong di tahun 1992. Itu sebabnya kisah ini terjadi di hotel.) 

Pada suatu malam, saya kembali ke hotel. Di ruang lobbi di lantai atas, ada seseorang yang kurus dan lemah sedang menunggu saya. 

Ia langsung bernamaskara (bersembah sujud) di depan saya. Satu kali namaskara, dua kali namaskara, tiga kali namaskara. Sepasang tangan nya memeluk sebungkus hadiah yang berbentuk kubus. Hadiah ini dibungkus dengan kertas kraft yang tebal dan keras. Dengan kedua tangan, ia mengangkat nya. 

Sepasang tangan saya bisa saja langsung menerima nya. Dengan mata batin, saya menyelidiki terlebih dahulu apa isi nya. Saya terkejut. Di dalam kertas kraft itu, ada sejumlah uang dollar Taiwan yang tak terhitung jumlah nya, bisa mencapai jutaan dollar.

Saya menghela nafas dalam-dalam sebelum bertanya, "Mengapa mau memberikan semua uang itu?" 

Ia menjawab, "Ini adalah satu-satu nya keinginan saya dalam hidup ini." 

Saya bertanya, "Digunakan untuk apa?" Nama nya Bai-Neng-Jiang. 

Ia menjawab, "Ini adalah persembahan saya. Terserah Maha Guru mau gunakan untuk apa."

Saya bertanya lagi, "Uang tersebut merupakan tabungan seumur hidupmu. Bagaimana kau bisa melepaskan nya?" 

Bai-Neng-Jiang menjawab, "Tubuh saya adalah milik Maha Guru. Jiwa saya adalah pemberian Maha Guru. Saya mempersembahkan tubuh, ucapan, dan pikiran saya kepada Maha Guru. Semua uang yang saya miliki dengan sendirinya merupakan milik Maha Guru."

Mendengar kalimat ini, saya menjadi terharu. Saya pikir, manusia di dunia ini umumnya sangat egois dan mau untung sendiri. Orang yang mampu ber amal dan rela melepas seperti ini sungguh tidak banyak. Bai-Neng-Jiang menganggap harta nya bukan apa-apa, rela mengubah kesejahteraan diri sendiri menjadi kesejahteraan orang banyak. Ini baru kekayaan besar yang sejati

Saya mengambil bungkusan uang yang tebal dan berat itu, menyentuhkan nya ke ubun-ubun kepala saya, mempersembahkan nya kepada para Buddha, para Bodhisattva, para dewa dharmapala, dan para dakini, memvisualisasikan nya menjadi puluhan ribu kali lipat banyak nya. Ini adalah metode "Maha Persembahan" dalam Tantrayana. 

Lalu, saya kembalikan bungkusan uang itu kepada nya. Ia terus berlutut, tidak mau berdiri. 

Ia bersikeras tidak mau menerima kembali uang nya. 

Saya berkata, "Para Budha dan Bodhisattva serta saya pribadi telah menerima persembahan mu. Kau sendiri miskin dan sendirian. Terimalah untuk mu sendiri. Tidak baik bila saya terima." 

Ia terus berlutut, tidak mau berdiri, tidak bicara sepatah kata pun. 

Saya berkata, "Simpanlah kembali." 

Ia berkata, "Saya sudah siap untuk meninggalkan keduniawian. Tak ada gunanya saya menyimpan semua uang ini." 

Saya berkata, "Rohaniwan sekarang dan rohaniwan dulu agak berbeda. Bila kau simpan, kau bisa menggunakan nya untuk pekerjaan boddhi (catatan: pekerjaan menolong orang lain). Itu sama saja dengan mempersembahkan nya kepada Maha Guru. Anggap saja itu uang dari Maha Guru! Anggap saja Maha Guru memberi mu hadiah. Kau gunakanlah untuk kegiatan welas asih, maka itu sama saja dengan Maha Guru yang menggunakan nya."  

Bai-Neng-Jiang merenung lama. Setelah saya mengulang penjelasan saya, barulah ia menganggukkan kepala. 

Tapi, ia berkata, "Meski Maha Guru menolak menerima semuanya, setidaknya terimalah sedikit sekedar simbol. " 

"Baiklah," dengan terpaksa saya menganggukkan kepala. Ia merobek kertas kraft, merobek kertas koran pembungkus yang ada di lapis kedua. Maka, terlihatlah jutaan dollar Taiwan. Ia mengambil segepok untuk saya. 

Saya kembalikan lagi kepada nya sebagian. Saya merasa segepok pun terlalu banyak. Yang penting, hati dan pikiran saya telah menerima nya. Karena ia berlutut di hadapan saya, mulai banyak orang memperhatikan kami. Mereka melihat kami seperti sedang tolak-tolakan hadiah. 

Begitu Bai-Neng-Jiang membuka bungkusan kertas itu, orang-orang berteriak, "Wah. Uang! "Uang yang sangat banyak!" Beberapa orang membelalakkan mata. 

Saya menyuruh Bai-Neng-Jiang cepat-cepat pergi. "Siapa orang itu? Mengapa ada orang yang berlutut dan menyerahkan uang yang sedemikian banyak?" 

"Siapa orang itu? Mengapa ia tidak mau menerima uang yang demikian banyak?" 

"Benar-benar tidak masuk akal." 

Komentar berbagai orang terus mengalir. Saya tidak menghiraukan, langsung masuk ke dalam kamar. 

Saya berpikir, tindakan manusia di saat sekarang mempunyai dampak yang bisa mencapai ribuan tahun dan puluhan ribu generasi. Dengan setulus hati Bai-Neng-Jiang memberi persembahan. Ia telah menanam pahala besar. la juga telah menanam bibit Budha sejati. Karena ia memunculkan pikiran berbuat kebajikan, pahala nya kelak akan terus mengalir tiada henti! 

Meski saya tidak menerima persembahan nya yang bernilai jutaan dollar, para Buddha, para Bodhisattva, para dharmapala, dan para dakini telah menerima nya. Kelak, saat ia meninggalkan keduniawian, ia akan berhasil mencapai tingkat arahat. Hati saya sangat gembira. Hati saya berteriak, "Belum pernah ada sebelumnya."

Rabu, 03 Maret 2010

Pelukis Porno dan Lukisannya

Jao Wei adalah seorang pelukis terkenal, baik. lukisan tradisional Tiongkok menggunakan tinta, maupun lukisan Barat. Karya-karya lukis nya tampil di berbagai pameran internasiolial, memenangkan banyak penghargaan, menerima banyak pujian. Bakat seni nya luas, mencakup realis, abstrak, kejiwaan, dll.

Kabarnya saat saya sedang dalam tugas konsultasi menjawab pertanyaan para umat, ia pernah mencoba mengunjungi saya. Saya juga sebenarnya ingin berkesempatan bertemu dengan nya. Sayang belum ada kesempatan.

Pada suatu hari, ada satu famili datang berkonsultasi kepada saya. Mereka menunjukkan foto seorang pria, mengharapkan saya menolongnya. Kata mereka, nama pria itu adalah Jao Wei.

Saya terkejut, “Apakah Jao Wei si pelukis?"
"Benar."
"Pelukis Jao Wei yang tinggal di Perancis?"
"Benar."

Pria di foto sangat berbeda dengan Jao Wei yang saya bayangkan. Di foto, Jao Wei terlihat lesu dengan tubuh seperti mayat hidup, kedua mata layu, wajah tidak berdaging.

"Sakit apa dia?"

"Tidak pasti. Ada banyak dugaan. Penyakit Jao Wei aneh sekali. la tiba-tiba merasa seluruh tubuh tidak bertenaga. Tapi, setelah dibawa ke rumah sakit dan diperiksa dengan menggunakan berbagai cara, ternyata tidak ditemukan penyebabnya."

Saya meminta data "Pa-Ce" (tahun, bulan, tanggal, dan jam kelahiran) Jao Wei, lalu bermeditasi menghadap foto nya. Saya segera melihat dua bocah berbaju hijau, yang memegang panji-panji pemanggil roh, sedang terbang. Saya juga melihat beberapa biksu sedang berkomat-kamit membaca kitab suci diikuti serombongan orang. Tampaknya seperti upacara pemakaman besar.

Saya menggelengkan kepala, "Tidak ada harapan hidup. "

Mereka sangat sedih mendengarnya. Ayah Jao Wei berkata, "Jao Wei adalah pemuda yang pintar,
berbakat, dan tampan. Masa depan nya sangat cerah. la adalah putra tunggal saya. Bila ia meninggal, apa lagi harapan hidup saya?"

Saya bertanya, "Apa kata dokter?"
"Umurnya sudah tak lama lagi."

"Saya telah lama mendengar nama besar Jao Wei sebagai pelukis, meski kami belum pernah bertemu muka. Saya mengagumi bakat nya dan pernah mengunjungi pameran lukisan nya. Saya pun menyayangkan kenaasan nya."

Ayah Jao Wei berkata, "Apalagi Master Lu mengenal Jao Wei. Cobalah menolongnya."

Saya diam sejenak, "Saya akan coba membuat tubuh pengganti untuknya." Saya menggunting kertas, membuat kertas itu berwujud manusia. Lalu, saya "isi" manusia kertas itu. Saya menyuruh famili Jao Wei membawa pulang manusia kertas itu, lalu pada hari "Ju Re" (hari membasmi), membakar kertas itu bersama dengan Kim Coa (kertas sembahyang) di pintu belakang rumah. Saya kemudian akan menyelidiki apa akibatnya. Ternyata, setelah mereka lakukan, saya temukan bahwa ada 2 "wanita cantik” yang telanjang bulat, memikat, dan bergaya menggiurkan mengikuti manusia kertas itu berjalan sampai di pintu belakang. Lalu, mereka juga ikut terbakar bersama manusia kertas, berubah menjadi asap. Saya tidak tahu apa arti penglihatan saya itu. Yang pasti, Jao Wei pernah bersalah kepada 2 roh wanita itu.

Sesudah manusia kertas itu dibakar, keluarga Jao Wei melaporkan bahwa kondisi Jao Wei agak membaik, sudah bisa makan nasi semangkok. Tapi, 2 hari kemudian, tubuh nya kembali tak bertenaga dan harus berbaring seperti semula. Famili Jao Wei datang lagi meminta bantuan saya. Saya menggunting lagi sebuah manusia kertas dan menggunakan ilmu tubuh pengganti pada kertas itu. Jao Wei kembali sembuh selama 2 hari. Saya membuat manusia kertas lagi. Jao Wei sembuh lagi selama 2 hari saja, lalu berbaring lagi seperti mayat hidup.

Yang aneh adalah setiap kali menggunakan ilmu tubuh pengganti ini, pasti akan muncul dua "wanita cantik" yang telanjang bulat. Setiap wanita cantik itu berbeda rupa, bukan orang yang itu-itu terus. Mengapa wanita-wanita cantik dan telanjang bulat itu menganggu Jao Wei?

Saya memberitahu ayah Jao Wei, “Ada banyak sekali wanita cantik yang telanjang bulat mengelilingi Jao Wei."

Ayah Jao Wei berkata, "Saya sangat tahu sifat Jao Wei. Meski ia seorang seniman, ia hanya punya satu pacar selama bertahun-tahun. la bukan play-boy, masih punya prinsip hidup. Tidak mungkin bisa ada begitu banyak wanita cantik."

Akhirnya, adik perempuan Jao Wei yang ternyata mengetahui masalah ini. Menurutnya, Jao Wei melukis ratusan wanita cantik yang telanjang bulat. Semua lukisan itu pernah dipamerkan dalam sebuah pameran internasional, menimbulkan kegemparan.

Lukisan wanita telanjang dari Jao Wei pernah menimbulkan kontroversi besar sebab semuanya sangat porno, memperlihatkan tiga titik terlarang dan pose yang merangsang. Apakah ini seni ataukah porno?

Mereka yang menyebutnya porno ber-argumentasi bahwa di-ekspose-nya bagian-bagian terlarang dan pose yang merangsang nafsu bagaikan menggunakan kipas menyalakan api birahi, akan merusak moralitas masyarakat, merupakan pornografi vulgar berkedok "artistik" dan "kebebasan seni".

Tapi, Jao Wei ber-argumentasi: Gambar telanjang dari dulu sudah ada. Pose apapun adalah sekedar untuk menunjukkan keindahan tubuh. Ekspresi wajah penting untuk menunjukkan sifat manusia. Telanjang sesungguhnya alami, tidak perlu malu. Seni tidak bisa hanya "rasio", "moralitas", dan "tradisi yang kaku". Bila ada orang yang keberatan tentang pose telanjang, itu karena wawasan nya sempit. la memilih untuk berwawasan terbuka dan terus-terang.

Kedua argumen tampil di suratkabar, saling tidak mau mengalah, saling memainkan lagu nya masing-masing.

Setelah saya tahu bahwa Jao Wei telah melukis banyak wanita telanjang, saya diantar keluarga Jao Wei melihat ruang lukis Jao Wei di bawah tanah. Begitu saya melihat lukisan-Iukisan disitu, saya terperanjat, "Wanita-wanita cantik ini adalah yang saya lihat dalam meditasi saya." Ada yang blonde. Ada yang berkulit coklat. Ada yang berambut pirang. Semuanya wanita cantik yang telanjang bulat. Saya lebih terkejut lagi setelah melihat dengan mata dewa saya. Lukisan-Iukisan itu semuanya hidup. Wanita -wanita cantik itu tinggal di paviliun istana bertingkat dengan taman yang indah.

Ini seperti kisah Raja Xia Cie dan Yin Chou di jaman Tiongkok kuno. Mereka membangun istana yang sangat mewah untuk pelesir. Tiga ribu wanita cantik diambil paksa dari rakyat dan dikumpulkan di taman istana untuk pelesir dengan Raja Yin. Kolam diisi dengan arak. Makanan daging ditaruh di atas pohon. Semua wanita disana telanjang bulat, bersenda-gurau, berkejar-kejaran diantara kolam arak dan hutan daging. Lagu porno dikumandang-kan, mengiringi tarian yang sangat merangsang. Raja Yin itu tak lain adalah Jao Wei. Dengan mata dewa, saya melihat Jao Wei dan beberapa wanita cantik sedang bersenda-gurau dan berpesta.

Saya berkata tegas, "Bakar semua lukisan telanjang ini."
Keluarga nya keberatan, "Lukisan-Iukisan ini sangat tinggi harganya dan sangat disukai Jao Wei."
"Mana lebih penting, nyawa atau lukisan?"
Keluarga nya berkata, "Nyawa lebih penting."
"Kalau begitu, bakar."

Begitu semua lukisan itu dibakar, terjadi kegaiban. Jao Wei jadi sembuh, seolah-olah beban berat nya telah disingkirkan, seolah-olah pohon layu bersemi kembali, seolah-olah arang yang padam membara kembali. Jao Wei bisa makan dan minum lagi, bisa bang kit berdiri. Tenag.a nya pulih. Dalam waktu 3 bulan, Jao Wei telah sembuh total.

Saya berdialog dengan Jao Wei.
“ Apa perasaan mu selagi melukis wanita telanjang? "
"Senang tapi tidak terangsang."
"Yakin?"

Jao Wei hanya tertawa, tidak menjawab.

Saya berkata, "Lukisan-Iukisanmu membangkitkan birahi manusia, orang lain maupun diri sendiri, merupakan penyebab orang terjatuh ke alam sengsara. Sejak jaman dulu, lukisan telanjang memang sudah ada. Tubuh telanjang yang bersikap anggun dan sekedar menunjukkan lengkung tubuh yang indah memang merupakan bahan lukisan yang baik dan tidak akan kontroversil. Tetapi, bila terutama sekali memberi penekanan pada rangsangan birahi sehingga membuat hati masyarakat terbangkitkan nafsu birahi nya, maka akan merupakan karma buruk."

Saya bercerita kepada Jao Wei. Di jaman dulu, ada seorang yang bernama Li Bo Shi. la suka melukis kuda. Lukisan kuda nya sangat terkenal. Li Bo Shi selalu memikirkan kuda, baik pagi, siang, malam, boleh dikata setiap detik.
Pada suatu hari, Li Bo Shi tidur siang. Kebetulan, sahabat nya, "Dong Xiu Zan Shi", datang menjenguknya. Sahabatnya melihat Li Bo Shi, saat tidur nyenyak, sebentar berubah menjadi kuda, sebentar kemudian berubah lagi menjadi manusia. Dong Xiu Zan Shi menasihati Li Bo Shi untuk waspada. Kalau terus-menerus memikirkan kuda, maka Li Bo Shi akan "reinkarnasi menjadi kuda".


**Sumber artikel: buku Konsultan Dunia Roh2, kisah ke-3

Mister "Im-Yang" Berjualan Es di Dua Alam

(penjual es di alam dunia dan alam bardo (alam kematian))

Berkelana ke dunia roh merupakan hal yang biasa bagi saya sebagai hasil berlatih Tantrayana.

Secara fisik dan gaya bicara, saya tidak unik. Namun, kemampuan roh saya berkelana tanpa batas ruang dan waktu adakalanya bahkan membuat diri saya sendiri keheranan. 

Adakatanya, roh saya keluar badan fisik saat saya bermeditasi di depan altar Tantra. Adakalanya terjadi saat saya memperhatikan air tinta. Adakalanya, saya menggunakan cara melukis sebuah pintu di permukaan dinding, lalu saya menembus dinding. Adakalanya roh saya keluar saat saya sedang memperhatikan bara api homa.

Adakalanya terjadi saat saya memperhatikan angin yang bergerak menerpa pohon. 

Suatu kali, roh saya pergi berjalan ke sebuah lorong kecil di kota yang sangat asing bagi saya. Disana, saya melihat sebuah toko kecil yang menjual minuman dingin. Di atas toko, terpasang papan merek “Minuman Dingin Keluarga Zhang". 

Merasa haus, saya masuk ke dalam toko tersebut. Di dalam toko, tidak terlihat seorang tamu pun kecuali diri saya sendiri. Pemilik toko kecil ini berusia sekitar 40 tahun, berwajah persegi, dan memelihara jenggot. Melihat saya masuk ke toko nya,ia terlihat sangat terkejut. Saya tidak ambil perduli. Saya memesan segelas teh musim gugur (Chiu Shui Cia). Si pemilik toko menuangkan segelas teh. Namun, saat ia hendak meletakkan gelas itu di atas meja, mendadak ia mengangkatnya kembali. Sepertinya ia bimbang. 

Saya berkata, “Taruh saja." Si pemilik toko bertanya, “Apakah anda ini manusia?" 

“Tentu saja saya ini manusia.” Saya tertawa bahak- bahak. Dengan kikuk si pemilik toko berkata, “Benar, tentu saja anda seorang manusia. Masih ada hawa manusia pada diri anda. Bahkan, hawa -yang- anda sangat kuat. Orang seperti anda sungguh langka. Mengapa anda bisa tiba di jalanan kota alam bardo (alam makhluk halus)?" 

Saya tertawa-tawa, "Cuma jalan-jalan saja." Saya minum seteguk teh yang disajikan. Melegakan rasanya. 

"Anda tidak takut makanan alam bardo?" "Saya sudah terbiasa." Si pemilik toko sangat terperanjat, "Orang yang melakukan perjalanan astral, bila roh nya tiba di alam bardo, biasanya tidak makan makanan alam bardo. Bila mereka lakukan, maka hawa -yin- akan merasuk diri mereka sehingga mereka tidak bisa kembali ke alam manusia. Kalaupun mereka bisa kembali ke alam manusia, karena hawa -yin- telah menjadi dominan, mereka akan terjangkit penyakit dan berusia pendek. Pantangan ini diketahui banyak orang. 

Namun, anda justru berani melakukan nya, membuat saya sungguh tidak habis pikir." 

"Lihatlah. " Saya bahkan minum dua gelas teh lagi. Saya laJu duduk diam tidak bergerak. Dari kepala saya, muncul seberkas hawa yang berwama biru dan hitam. Hawa itu perlahan-Iahan naik ke angkasa dan menghilang. Si pemilik toko ternganga mulutnya, melotot mata nya, "Kekuatan samadhi anda sungguh luar biasa. Siapakah nama anda?" 

"Lu Sheng Yen." "Apakah anda Lu Sheng Yen yang banyak menulis tentang Dunia roh, yang sangat terkenal itu? Saya kenal, saya kenal." la menuangkan segelas teh lagi untuk saya. 

Saya balik bertanya, "Siapa nama tuan?" 

"Saya bermarga Zhang. Zhang-nya dari kata “wen zhang” (karya tulisan). Nama kecil saya Zhong. Sudah 2 tahun berdagang minuman dingin. 

Disini laku. Kalau hari sudah siang, semua meja disini penuh terisi. 

Anda datang terlalu pagi sehingga belum melihat tamu berdatangan." 

Saya berdiri, ingin membayar. Zhang Zhong berkata, "Gratis untuk tamu agung. Orang hebat seperti anda jarang bisa ditemukan. Anggap saja untuk menjalin persahabatan.” 

"Baiklah. " 

Saya tidak sungkan-sungkan lagi menyimpan kembali uang saya. 
Saya melambai-Iambaikan tangan, "Sampai jumpa, sdr. Zhang Zhong. Kita bertemu lagi di lain kesempatan. " 

Pada suatu hari, karena ada urusan meng-survei hongshui, saya melewati sebuah pasar. 
Disana, saya sangat terperanjat melihat sebuah toko yang memasang merek "Minuman Dingin Keluarga Zhang", sarna persis dengan toko minuman dingin yang saya temukan di alam bardo (alam makhluk halus). 

Apakah ini cuma kebetulan saja? Saya segera masuk ke dalam toko itu. Saya agak kecewa melihat yang menjaga toko adalah seorang gadis kecil. "Apakah kau bermarga Zhang?” 

"Bukan. Saya hanya pelayan disini. Majikan saya yang bermarga Zhang. Sebentar lagi juga ia tiba disini.” 

Lima menit kemudian, seseorang masuk ke dalam toko. Wajah nya persegi dan memelihara jenggot. Tidak salah lagi, ia adalah Zhang Zhong. Saya bangkit berdiri. Zhang Zhong juga melihat saya. Canda dan tawa nya langsung terhenti. Dari sorot mata nya, terkesan ia terkejut. Namun, ia langsung lewat saja di depan saya dan mulai melayani tamu tamu lain. 

Saya jadi duduk kembali. Saya bertanya-tanya di dalam hati mengapa tuan Zhang bersikap seolah-olah tidak mengenal saya, mengapa ia tidak berani menyapa saya. Saya sendiri juga tidak berani sembarang menyapa tuan Zhang. Kalau saya salah mengenali orang, saya bisa menjadi bahan tertawaan. 

Bila Zhang Zhong berdagang di alam bardo, berarti ia telah meninggal dunia. Jadi, mana mung kin ia bisa membuka usaha yang sarna di alam manusia? Ketika saya bermaksud beranjak dari sana, masuk seorang pelanggan tetap toko itu. la langsung menyapa pemilik toko, 

"Sdr. Zhang Zhong, satu gelas teh musim gugur. 

“Saya tersentak. Bukan hanya wajah mereka sama, marga mereka sarna, tetapi nama lengkap mereka juga sarna. Sungguh aneh!” Saya memutuskan untuk menyapa, 

"Sdr. Zhang Zhong.Saya berhutang kepadamu tiga gelas teh. Sekarang dihitung sekaligus saja. “ 

Zhang Zhong terlihat terkejut, "Hari itu, saya yang traktir. Anda cuma perlu membayar yang kali ini saja. “ 

Saya ingin berbicara lebih banyak, namun ia segera mendatangi saya dan menarik saya ke ruang belakang. la menggoyang-goyangkan tangannya memberi isyarat supaya saya tidak bicara terlalu kencang, sepertinya ia tidak ingin orang lain tahu bahwa ia berdagang di alam bardo. Jendela dan pintu ditutupnya. 

"Anda benar benar Zhang Zhong?" 

"Tidak salah. Saya benar benar Zhang Zhong." 

"Kokh bisa ya?" 

"Anda juga kokh bisa ya?" la balik bertanya. 

"Kemampuan saya adalah berkat ajaran -tuan San San Chiu Hou”. 
Saya memang mampu berkelana ke semua alam dharma dengan bebas leluasa." Jawab saya. 
Zhang Zhong berkata, "Orang-orang aneh di dunia ini ternyata tidak sedikit. Saya memang belajar ilmu bolak-balik alam baka dan alam manusia. Namun, sewaktu belajar ilmu ini, saya diharuskan bersumpah untuk tidak sembarang membeberkan nya, kepada teman dekat sekalipun. Saya hanya boleh bercerita tentang kemampuan saya kepada orang-orang tertentu saja, yaitu kepada Guru saya sendiri, kepada orang yang mempunyai kemampuan yang sama, atau kepada orang yang lebih tinggi ilmunya dari saya. Itu sebabnya, saya tadi berpura-pura tidak mengenal anda." 

"Siapa guru anda?" "Guru saya adalah generasi penerus Mao Gu yang belajar ilmu Master Hong Jin." 

"Ternyata Gao Wo Jiu Zhong Yun, Bu Tuan Liao Dao Zhen, Tian Di Xuan Huang Wai, Wu Dang Zhang Jiao Zun, Pan Gu Sheng Tai Ji, Liang Yi Shi Xiang Shun, Yi Dao Chuan San You, Er Jiao Tan Jie Fen, Xuan Men Dou Ling Xiu, Yi Qi Hua Hong Jun." 

 "Anda tahu semuanya?", Zhang Zhong sangat terperanjat. Zhang Zhong berkata, 

"Guru saya bernama Master Jiu De." Zhang Zhong membawa saya melihat-lihat altarnya. Di paling atas terdapat tiga sosok pratima, yakni Sesepuh Aliran Taoisme San Qing (Yuan Shi Tian Zun, Ling Bao Tian Zun, dan Dao De Tian Zun). Altar Taoisme nya sangat bersih dan megah. Sepengetahuan saya, San Qing dalam aliran Taoisme terbagi menjadi Yu Qing (Yuan Shi Tian Zun), Shang Qing (Ling Bao Tian Zun), dan Tai Qing (Dao De Tian Zun). Taoisme telah berusia lebih dari 4600 tahun, terbagi menjadi 2 sekte: sekte selatan dan sekte utara. Sekte selatan melatih sifat, hati, hakiki ego. Sekte utara melatih jiwa, prana, awet muda. Juga ada alian Quan Zhen yang menekankan pelatihan pikiran. Aliran Tien Shi menekankan mantra dan Hu. Dalam Taoisme, ada cara hidup -meninggalkan keduniawian - (tidak beristri) yang disebut Quan Zhen Dao Shi maupun cara hidup yang masih berumah-tangga yang disebut Huo Ju Dao Shi. Zhang Zhong memberitahu saya bahwa ia adalah Huo Ju Dao Shi Yin Yang. la mengeluarkan semacam kitab yang bernama "'Tong Zhen Bu Yu Qing Quan Shang Lian Jing Di Shi". Katanya, 

"Isi kitab ini tidak ada bedanya dengan Sutra Ksitigarbha dari Budhisme. Boleh disebut Sutra Ksitigarbha aliran Taoisme. Isinya agung tiada tara. Mereka yang membaca nya akan mendapat pahala yang sangat luar biasa." Zhang Zhong bercerita kepada saya sebuah pengalaman nya yang sangat menakjubkan: 

Pada suatu hari, toko "Minuman Dingin Keluarga Zhang" yang ada di alam bardo dikunjungi segerombol makhluk neraka. Berjumlah sekitar 40 orang, mereka saling cekcok. Mereka sangat emosional, semrawutan, dan angkuh. Mereka minum banyak sekali. Zhang Zhong bertanya, 

"Apakah kalian sedang menjalankan semacam tugas? 
Ada tugas besar apa?" 
"Kau tidak boleh tahu. " Pemimpin rombongan menjawab. Zhang• Zhong sadar, bila segerombol makhluk neraka beraksi, pasti akan mencabut nyawa dalam jumlah banyak. Setelah diam-diam menyelidiki, akhimya ia mendapat info bahwa akan terjadi tanah longsor di sebuah puncak gunung. Penduduk yang tinggal di lereng gunung akan terkubur hidup-hidup akibat longsor. Setan setan alam neraka itu bertugas menggiring arwah-arwah penduduk yang akan mati tertimbun. 

Zhang Zhong memutuskan untuk menyamar sebagai seorang peramal dan pergi mengunjungi penduduk di lereng gunung tersebut. Tak disangka, penduduk disana tidak mau diramal karena ingin berhemat. Meskipun tarif meramal diturunkan, tetap saja mereka tidak mau. Namun, akhirnya ada sebuah keluarga yang memintanya memilih hari baik untuk pernikahan putranya. Zhang Zhong memberitahu keluarga itu bahwa pada tanggal sekian bulan sabit, akan ada bencana longsor yang akan mengubur para penduduk hidup-hidup. Dianjurkan supaya semua penduduk mengungsi. Setelah selesai memberitahu hal ini, Zhang Zhong segera pergi. Penduduk desa menjadi gempar. Ada yang percaya dan ada yang tidak. Orang yang percaya berpendapat, tidak ada salahnya mengungsi beberapa hari. Tokh bisa kembali bila tidak terjadi apa apa. Orang yang tidak percaya berpendapat, Zhang Zhong adalah peramal gadungan yang bicara sembarangan dan pantas dirobek mulutnya. Mereka bersikeras tidak mengungsi. Di hari yang dimaksud, ternyata benar terjadi musibah longsor.

Seharusnya ada 40 orang lebih yang akan terkubur hidup-hidup. Namun, 10 orang lebih berhasil selamat sesuai anjuran Zhang Zhong. Saat para arwah penduduk itu sedang digiring oleh makhluk makhluk neraka, mereka melewati toko kecil “Minuman Dingin Keluarga Zhang". 

Disitu para arwah terkejut melihat Zhang Zhong yang mereka kenai sebagai si peramal. Disamping kisah diatas, Zhang Zhong juga berterus terang suatu hal kepada saya. Zhang Zhong pernah membaca buku buku dunia roh karya saya. 

Awalnya, ia tidak mempercayai isi buku buku saya, menganggap pengalaman gaib yang saya beberkan di buku hanya dibesar-besarkan saja, menganggap saya terlalu sombong. la berpikir, Lu Sheng Yen ini perlu diberi pelajaran supaya sadar bahwa diatas langit masih ada langit. Maka, ia berkali-kali menggunakan Ilmu Mao-Shan untuk menguji saya. Tapi, tidak ada reaksi. la mencoba menggunakan ilmu menebar mara. Tetap saja tidak ada hasil. Suatu kali, Zhang Zhong berkelana ke sebuah kota di dunia roh. la merasa aneh sebab kota itu kosong. Sarna sekali tidak terlihat orang. Setelah ia menyelidiki, ternyata seluruh penduduk kota itu sedang pergi menghadiri upacara dharma ulambana (upacara menolong para arwah) yang dipimpin oleh Lien Sen Lu Sheng Yen. 

Rupanya para makhluk alam bardo mengetahui bahwa di alam manusia ada seorang langka bernama Lu Sheng Yen. 

Dikatakan langka karena upacara ulambana yang dilakukan banyak guru lain seperti permainan sandiwara belaka yang tidak disertai kekuatan yang nyata. Sedangkan, pada saat Lien Sen Lu Sheng Yen beraksi, arwah kelaparan mendapat makanan, arwah tanpa kepala tersambung lagi kepala nya, arwah yang cacat pulih kernbali, arwah yang sakit disembuhkan, arwah berdosa berat mendapat keringanan, arwah berkarma ringan terlahir di alam dewa. 

Akibatnya, upacara ulambana yang dipimpin Lien Sen Lu Sheng Yen dianggap sebagai kesempatan langka bagi para arwah yang menderita di alam bardo. Zhang Zhong tercengang mendengar semua hal tersebut. Zhang Zhong bertanya kepada saya, 

“Memangnya dengan ilmu apa sih anda menolong para arwah?" 

“Dengan kekosongan memberkati kekosongan." Jawab saya. 

“Apa artinya itu?" 

“Hakikat jati diri memberkati hakikat jati diri. " 

“Saya masih beJum mengerti." 

 “Saya mengubah diri saya menjadi kekosongan. Dari kekosongan, muncul bija aksara (huruf benih suci) yang terang benderang. Bija aksara yang terang benderang ini memberkati lubuk hati yang paling mendalam sehingga dari tengah lubuk hati muncul teratai. Inilah yang disebut “dengan kekosongan memberkati kekosongan--, --hakikat jati diri memberkati hakikat jati diri--. Inilah ulambana dalam Tantrayana.” 

 “ Ah, terlalu luar biasa.” Zhang Zhong berseru". 



**sumber artikel: buku xxxx, kisah ke-6