sumber: ebook Padmakumara 11, kisah ke 38
Saya masuk kedalam konsentrasi
meditasi.
Saya tiba di suatu tempat yang kacau balau.
Disana saya melihat seorang yang sangat aneh dengan bentuk yang sama
sekali bukan bentuk manusia di bumi.
Kepalanya seperti palem kempes.
Lehernya kurus panjang.
Ada sayap sayap di ujung tangannya.
Kakinya seperti cakar ayam...
Ia juga melihat saya.
Saya menghampirinya dan memberi salam
hormat.
Ia berkata: "Saya telah tinggal
disini selama ribuan tahun dan sudah lama melupakan namaku.
Tetapi,namamu adalah Lian Shen.
Saya tidak kenal anda.
Tempat kacau ini disebut "Daerah Misterius".
Ini adalah ujung utara."
Saya berkata: "Saya senang
berlatih diri. Dalam konsentrasi meditasi saya, saya bisa naik ke ujung
langit dan turun ke dunia akhirat. Saya bisa pergi ke empat sudut langit,
ke 33 alam dewa, ke 28 alam dewa, alam 4 suciwan. Tak ada tempat yang
tidak dapat saya kunjungi. Hari ini, saya beruntung untuk tiba di
"daerah misterius" di sebelah utara. Mohon memberi petunjuk."
"Ha Ha. Tahukah kau bahwa masih ada
dunia luar diluar ke 6 alam? Dan bahwa masih ada langit langit diluar
langit dengan 4 sudut? Dan bahwa masih ada alam alam dewa diluar ke 33
dewa, ke 28 dewa, dan alam 4 suciwan? Kau, Lian Shen, tidak lebih dari sekedar
berputar putar dibawah sinar matahari, bulan, dan bintang.
Saya pernah pergi ke tempat yang
tak dikenal, melewati alam tanpa sinar, naik ke kegelapan tanpa atap dan
kebawah ke kesunyian besar tanpa dasar. Meskipun ini adalah ujung utara,
masih ada tempat tempat yang lebih utara lagi. Masih ada dunia dunia yang
sangat jauh."
"Saya memohon bimbingan dari
anda." Saya mulai berkeringat dingin.
"Dengan sekali loncat, saya bisa
mencapai jutaan kilometer. Namun, saya masih belum melihat seluruh alam
semesta. Kau, Lian Shen, yang baru saja belajar berkonsentrasi
sudah berbicara tentang bisa tiba di alam dharma di sepuluh penjuru. Kau
harus sadar bahwa ada makhluk makhluk lain di bumi selain manusia, bahwa
masih ada langit langit diatas langit ini, bahwa alam 4 suciwan bukanlah akhir
segalanya, dan bahwa masih ada 9 Ayuta diatas 9 Ayuta. Alam ini pada
dasarnya tak ada habisnya."
"Apakah anda seorang
Buddha?"
"Saya sudah lebih dulu dari para
Buddha. Saya telah ada sebelum para Buddha ada."
Saya tertegun.
"Apakah kau mau mengikuti saya?"
"Ya,"
Saya menjawab. Ia mengangkat kedua
tangannya dan langsung menghilang. Saya tidak dapat mengikutinya.
Dalam sedetik, ia muncul
lagi: "Saya telah pergi ke empat sudut langit."
Saya penuh dengan kekaguman.
"Lian Shen, saya sudah tahu sekarang
bahwa kau adalah inkarnasi dari seorang Padmakumara di alam Sukhawati yang
merupakan tanah suci terbaik diantara jutaan tanah suci. Padmakumara Putih
terlahir di dunia manusia dimana ia menyelamatkan manusia dari samsara.
Tetapi alam manusia tak lebih dari sebutir pasir. Penyelamatan mu akan
manusia tak lebih dari sebutir peluru yang ditembakkan ke bukit pasir.
Jasamu tak lebih besar dari itu. Tidak lebih baik dari permainan
ku."
"Apakah permainan anda?" Saya
bertanya ingin tahu.
Saya melihatnya memindahkan gunung gunung
ke satu tempat, lalu memindahkan lautan ke tempat dimana gunung gunung itu
tadinya berdiri. Ia memindah-mindahkan nya beberapa kali.
"Apa ini?"
"Memindahkan gunung dan membalikkan
lautan. Ha, Ha! Katanya.
"Kau, Lian Shen, pergi ke alam
manusia dan menembakkan sebuah peluru pasir ke bukit pasir. Tapi, saya
bisa memindahkan gunung dan lautan. Inilah permainan saya."
Pada saat itu saya
berpikir: "Oh, ini adalah contoh bahwa selalu saja ada orang yang
lebih hebat dari diri kita dan bahwa ada langit diatas langit. Saya dulu
berpikir bahwa sungguh hebat bisa bepergian dengan bebas ke alam dharma di
sepuluh penjuru. Tapi saya tidak menyadari bahwa apa yang saya lakukan tak
lebih dari sekedar bermain pasir dan batu. Tadinya saya mengira saya sudah begitu
maju dalam pelatihan diri saya. Ternyata, kemajuan saya cuma beberapa meter
saja."
Ia memberitahukan
saya: "Berpikir tanpa pikiran pikiran buruk dapat membuat seseorang
abadi dan tanpa diri. Ingatlah untuk berpikir tanpa pikiran
jahat."
Sebuah syair dari Han Shan Zi
berbunyi: Duduk di sebuah perahu cepat dengan tiga sayap. Dengan
mahir menunggangi seekor kuda balap.Orang tidak dapat mencapai
rumahku. Suatu tempat paling tenang dan jauh. Di dalam gua dalam
diantara puncak puncak gunung tinggi. Badai geledek berlangsung sepanjang
hari. Tak ada yang asli Confusius. Tak ada yang dapat mencapai.
Selama 3 tahun berlatih konsentrasi
meditasi di loteng Ling Xian, saya bertemu dengan makhluk tak dikenal ini
hanya sekali.
Ia mempunyai kepala yang mirip palem
kempes.
Lehernya kurus panjang.
Ada sayap di ujung tangan tangannya.
Kakinya seperti cakar ayam.
Tak ada yang mengetahui namanya.
Ia mengenal saya, tapi saya tidak
mengenalnya.
Saya telah bertanya kepada berbagai
Buddha.
Mereka semua tak mengenalnya.
Saya bertanya kepada Sakyamuni.
Ia juga tidak tahu.
Ini menunjukkan bahwa masih ada langit
langit diatas langit ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar