Kamis, 08 Februari 2018

Kisah 3 arca yang bisa berbicara


            Pada suatu hari seorang kawan bernama Chung Cin Tien datang mengunjungi saya dan langsung berkata, "Lu Sheng Yen, karena anda sekarang tidak menerima tamu lagi, anda tidak tahu bahwa di Taipeh ada seorang nyonya yang telah tiga kali mencari anda dan sampai sekarang tidak berhasil menemui anda sehingga akhirnya dia mencari saya.  Dia mengisahkan sebuah cerita aneh kepada saya.  Dia berharap anda mempunyai cara mengatasi masalahnya itu.  Dia telah banyak mengunjungi banyak guru untuk meminta nasihat, namun semuanya tidak sanggup mengatasi."

             Dengan heran saya bertanya, "Ada urusan apa sebenarnya?"

             "Kisahnya begini.  Ada orang memberikan dia tiga buah arca anak kecil.  Ketiga arca ini tidak lebih dari 6 inchi (kira kira 15 cm); pada masing masing arca, tangannya memegang palu.  Menurut orang yang memberikan arca ini, ketiga arca anak kecil tersebut dahulu kala bisa berbicara, bahkan bisa memberitahukan infomasi tentang apa yang akan terjadi.  Misalkan, kalau besok mau hujan, arca anak kecil itu akan berkata, "Akan hujan. Harus membawa payung."  Kalau besok ada tamu yang akan datang,  dia juga bisa memberitahu.  "Besok ada tamu akan datang.  Siapkan makanan makanan yang lezat."  Bahkan, kalau si pemilik pergi berbusiness, arca tersebut dapat memberitahu berapa banyak uang yang akan diterima. Tetapi tiga tahun yang lalu ketiga arca anak kecil ini tidak mau lagi berbicara.  Pemilik arca tersebut telah mencari banyak bhiksu untuk memohon bantuan. Bhiksu bhiksu pun tidak sanggup membuat arca arca ini berbicara lagi.  Arca anak kecil tersebut memberi petunjuk mimpi kepada pemiliknya bahwa seorang bhiksu yang penuh dengan rasa iri hati telah menutup mulut arca arca tersebut sehingga tidak bisa berbicara dan membuat mereka sangat menderita.  Karena ketiga arca tersebut tidak lagi dapat berbicara, pemiliknya mengira ketiga arca itu tidak lagi bermanfaat sehingga diberikan kepada wanita di Taipeh itu.  Wanita tersebut mempunyai seorang putri yang kemudian bermimpi dimana arca anak kecil tersebut berkata, "Harap anda pergi ke Tai-Chung untuk mencari sebuah rumah dengan pintu berwarna merah.  Disana ada seorang muda yang bernama Lu Sheng Yen.  Dia bisa membuat kita berbicara lagi.  Lekaslah pergi.  Tetapi karena anda sudah tidak menerima tamu lagi, maka wanita tersebut mencari saya dan meminta tolong agar masalah aneh ini kiranya bisa anda bantu atasi." 

         "Ini sungguh merupakan masalah yang aneh.  Tetapi kalau banyak bhiksu saja tidak mempunyai cara mengatasi masalah ini, bagaimana saya bisa mengatasinya?  Begini sajalah.  Kita bertemu disebuah tempat dimana wanita itu dapat membawa ketiga arca anak kecil tersebut kepada saya untuk diperlihatkan.  Mudah mudahan saja saya dapat membantu."

       Pak Chung dengan senang berkata, "Baik.  Saya juga sebenar­nya ingin melihat ketiga arca tersebut untuk menambah pengalaman."

       Pada hari yang dijanjikan, datanglah ibu dari Taipeh dengan putrinya tersebut.  Pak Chung datang bersama istrinya juga.  Selain itu, ada pula seorang biksu dari Tai-Chung yang ikut hadir.  Wanita dari Taipeh itu sudah berusia 50 tahun lebih, sedangkan putrinya yang baru berusia 20 tahun lebih itu bertubuh tinggi besar dengan kedua mata yang terang dan besar.  Ibu dari Taipeh itu meletakkan ketiga arca yang dibawanya diatas meja.  Arca tersebut masing masing memegang palu; wajahnya satu sama lain sangat mirip seperti tiga bersaudara saja; warnanya sudah mulai luntur.  Bila dikira kira, arca arca tersebut sudah berusia 30 tahun.  

         Putri nyonya tersebut berkata, "Pak Lu, ketiga arca ini berturut turut memberi petunjuk kepada saya bahwa saya harus pergi ketempat anda.  Maaf kalau kami telah mengganggu ketenangan anda."

         "Oh, tidak apa apa," jawab saya.

         Saya mulai berkomunikasi dengan dunia roh, memohon bantuan Dewa Ciu Thien Sien Ni untuk mencari tahu permasalahannya.  Saya menemukan bahwa ketiga arca tersebut bukan saja tidak bisa berbicara tetapi malah sekujur badannya merasa sakit.  Dan setelah saya amati dengan seksama, ternyata memang diatas tubuh mereka telah terikat sebuah benang yang berwarna merah muda.  Maka pertama saya membuat mudra seperti gunting untuk memutuskan tali tersebut.  Kedua, saya menggunakan kekuatan chi saya;  saya arahkan mulut saya untuk berhadapan langsung dengan mulut arca tersebut, lalu secara perlahan lahan dan berirama saya arahkan kekuatan chi keluar dari mulut saya ke mulut arca tersebut agar sesuatu yang berkekuatan 'yin' menerima chi dari 'yang'.  Kemudian saya membuat mudra untuk membuka tenggorokan mereka.  Setelah beberapa saat baru terdengar salah satu arca tersebut dengan suara yang lembut berkata, "Terima kasih." 

        Saya memberitahu ibu pemilik arca tersebut untuk menaruh arca arca tersebut di suatu altar yang tersembunyi dari pandangan tamu tamu yang datang kerumah sehingga tidak menarik perhatian.  Disamping itu, ada beberapa peraturan kecil lainnya yang juga saya sampaikan kepada mereka. 

         Biksu yang ikut hadir disitu merasa kagum dan meminta saya untuk mengajarkan kepadanya ilmu yang disebut "meminjam chi untuk menggerakkan benda" itu. 

         Sepuluh hari berselang, saya menerima sepucuk surat dari nona tersebut yang mengucapkan terima kasih karena lima hari kemudian ketiga arca anak kecil tersebut benar benar dapat berbicara lagi.

 

(diterjemahkan dari halaman 88 s/d 91 dari buku berjudul "Magical Powers" karya no. 26 dari Master Lu Sheng Yen yang diterbitkan pada Oktober 1976).
**Saya copas dari ebook Padmakumara-01, kisah ke 57.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar