Rabu, 24 Februari 2010

Hiolo Berusia 5000 Tahun



Duduk bermeditasi adalah jalan pendek untuk memasuki Samadhi. Berjalan, berhenti, duduk, dan berbaring adalah juga latihan. Tapi duduk bermeditasi dipandang sebagai cara yang paling umum untuk memasuki Samadhi.

Dengan lewatnya waktu, keadaan pikiran saya menjadi semakin jernih dan semakin terang.

Kekuatan spiritual saya sekarang ini maju pesat baik secara ruang lingkup maupun ketepatan nya dibandingkan di masa lampau. Sekarang saya berada di sebuah alam manusia yang baru.

Sebagian orang percaya bahwa begitu Lu Sheng Yen pergi ke Amerika Serikat, semua hasil latihannya akan hilang. Mereka tidak tahu bahwa saya justru bahkan bagaikan terlahir kembali. Mata batin saya, mata prajna saya, dan mata Buddha saya menjadi lebih halus, lebih tepat, dan dapat mencapai semua tempat di seluruh penjuru.

Para Buddha dan Bodhisattva lah yang membawa saya ke Amerika.

Maha Rsi Yao Che Cing Mu lah yang membawa saya ke Amerika. Perubahan hidup saya sangat nyata selama 3 tahun mengurung diri di loteng Ling Xian. Kepindahan saya ke Amerika bukanlah tanpa alasan melainkan sudah diatur oleh nasib. Bahkan sampai hari ini saya masih mengherankannya. Dalam meditasi saya, saya melihat seorang bhiksu mendatangi saya sambil membawa sebuah hiolo. Bhiksu itu bernamaskara kepada saya dengan penuh hormat. Ia kemudian berkata,

"Guru, saya telah mencari anda lama sekali."
"Apakah kita saling mengenal?"

"Jarak tempat guru dan tempat saya adalah 150 juta km."
"Oh, sungguh sangat jauh."

"Guru, saya adalah murid anda."
"Saya tidak ingat anda."

"Guru, harap amati hiolo kuno ini. Guru menggunakan hiolo ini 5000 tahun yang lalu."
"Sudah berumur 5000 tahun? Itu sama dengan umur sejarah Cina. Jadi rupanya saya sudah berusia sangat tua."

"Anda, guru, bukan hanya seorang manusia yang sudah berusia sangat tua, tetapi malah merupakan manusia yang sudah berusia semilyar generasi."
"Wah, saya bingung."

Namun, saya rasakan semacam sinar yang halus namun sangat panjang menyinari diri saya di dalam. Saya sedang "rewind" dalam sistim waktu. Semua perasaan menjadi berbeda. Tak disangka saya mengingat semua kejadian 5000 tahun yang lalu. Ruang lingkup penglihatan dan pendengaran saya sungguh tanpa batas. Saya melihat kembali semua pemandangan aneh di langit. Seorang bhiksu berdiri di depan para suciwan dengan membawa sebuah hiolo di tangannya datang mendekati saya ...

"Apakah anda adalah La Hu Wen Bodi?" saya bertanya.
"Ya, sekarang anda ingat pada saya, guru."

"Jadi hiolo ini benar benar milik saya. Mengapa anda datang kesini?"
"Memohon anda kembali."

"Memohon saya kembali?"
"Benar, " si bhiksu bernamaskara kepada saya, "karena banyak murid sangat merindukan anda. Mereka meminta anda kembali lagi."

"Siapakah mereka?"
"Mereka adalah Qi Yu, Xin Qi, Acarya Zhizhe, Bhiksu Shen Hui, dan lain lain lagi."

"Oh, saya juga sangat merindukan mereka, tetapi saya belum menyelesaikan misi penyelamatan saya disini."
"Kapankah anda akan kembali, guru?"

"Saya tahu bahwa saya akan segera kembali," saya berbisik. Saya hampir mengeluarkan air mata. Mereka tidak tahu kesulitan kesulitan yang saya hadapi.
"Baiklah." Si bhiksu membalikkan badan, terbang ke awan awan dan lenyap.

Pengalaman meditasi ini sungguh tak terbayangkan bagi manusia di dunia. Dalam pengalaman ini, saya dapat mengingat semua kejadian pada 5000 tahun yang lalu. Semua orang orang suci itu masih saya kenal sekali.

Ini merupakan 'pengingatan kembali'. Ada semacam 'tape' sepanjang bermilyar milyar tahun dalam otak saya. Bila jarum indikator menunjuk pada periode waktu tertentu, maka lidah api (saya hanya bisa menyebutnya semacam lidah api) akan bergoyang goyang dengan hidup. Sangat hidup dan terang. Bentuk dan gerakannya sungguh cemerlang.

Saya tidak dapat menahan tawa saya.

Ternyata saya telah melalui begitu banyak generasi.


Hidup manusia sungguh bagaikan setetes air di lautan. Saya menghargai memori tentang hiolo berusia 5000 tahun itu. Saya menghargai memori tentang murid murid saya, Acarya Zhizhe dan Bhiksu Shen Hui.

Saya masih heran bahwa saya berkaitan dengan mereka. Acarya Zhizhe dan Bhiksu Shen Hui ternyata adalah murid murid saya.

Dalam hidup kali ini, saya adalah Lian Shen rinpoche. Sungguh ajaib.

Hukum sebab akibat sungguh misterius untuk dibayangkan.


**sumber artikel : e-book Padmakumara-11, kisah ke-18

-- tue, 13/feb/2007 --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar