Kamis, 15 Februari 2018

MENYARANKAN MENJAPA MANTRA BODHISATTVA MANJUSHRI



Ada seorang bernama Lianhua Yuehui melahirkan seorang putra, saat anak ini lahir, kepala bulat dan bertelinga panjang, mirip sekali dengan Maitreya versi China, berkepala bulat, berperut bulat, keempat anggota badan juga gemuk, tertawa lebar, sangat gembira, mengikuti lomba bayi sehat, mendapatkan juara satu.

Belakangan tumbuh dewasa, keluarganya menemukan ada tanda-tanda aneh.

Berjalan tertatih-tatih.
Tidak bisa bicara.
Kedua mata tidak bisa melihat dengan jelas.

Keluarganya memintanya untuk melakukan sesuatu, ia tidak bisa lakukan, atau tidak mengerti melakukan, bentuknya makin lama makin mirip cacat mental.

Sering tertawa dingin.
Meneteskan air liur.
Hanya bisa berteriak, “Ah! Ah!”

Orang tuanya kuatir, diperiksakan ke dokter, ada seorang dokter berkata bahwa ia menderita sejenis epilepsi.

Dokter lain berkata bahwa ia menderita autisme.

Orang tuanya membawanya ke hadapan saya.

Saya menjamah kepala memberkati si anak, saya menyarankan orang tuanya sering menjapa Mantra Bodhisattva Manjushri dan melimpahkan jasanya kepada si anak. Mantra Manjushri adalah, “Om A La Ba Zha Na Di”.

*
Lianhua Yuehui adalah siswa yang bersradha sangat teguh.

Ada orang berkata, “Kalian percaya Mahaguru Lu, namun, malah melahirkan putra kesayangan seperti ini, masih percaya apa lagi?”

Lianhua Yuehui menjawab, “Ini adalah rintangan karma kami sendiri, mana boleh menyalahkan Mahaguru Lu!”

Orang itu berkata, “Bukankah Mahaguru Lu akan melindungi?”

Lianhua Yuehui menjawab, “Mahaguru Lu memiliki 5 juta siswa, rintangan karma setiap orang berbeda-beda; ini sama seperti begitu banyak penganut Agama Buddha, rintangan karma juga berbeda-beda, bukan berarti setiap umat Buddha selamat sejahtera dan segalanya berjalan dengan baik!”

Lianhua Yuehui melanjutkan, “Sang Buddha hanya mengajari kita ketidakkekalan. Sang Buddha sendiri juga mengalami lahir, sakit, tua, dan kematian, sama-sama mengalami banyak bencana!”

Si pendatang merasa malu dan pergi.

*
Lianhua Yuehui lebih rajin lagi menjapa mantra Manjushri.

Tiba-tiba suatu malam, melihat Bodhisattva Manjushri datang, Bodhisattva menunggang singa, menampilkan warna lazuardi, Bodhisattva berwarna hijau tua, singa berwarna kuning, hanya terlihat Bodhisattva memegang pedang.

Hanya satu sabetan pedang, kepala si anak dipenggal.

Yuehui sangat sedih!

Namun, terlihat Bodhisattva Manjushri membawa sebuah kepala dari tempat lain, secara perlahan, kepala tesebut dipasangkan ke leher si anak.

Yuehui terkejut sekali melihatnya.

Saking terkejutnya, ia pun terbangun, ternyata hanya sebuah mimpi.

Ia melihat anaknya.

Terlihat si anak tertidur pulas, melihat leher si snak, tidak ada keanehan, ia pun lega.

Setelah bermimpi seperti ini, suami pulang dari luar kota, membeli sebuah pratima Bodhisattva Manjushri yang terbuat dari lazuardi, Bodhisattva berwarna hijau tua, singa berwarna kuning, Yuehui melihatnya, berseru keras, “Luar biasa!”

Yang paling luar biasa adalah putra Lianhua Yuehui, makin hari makin normal, menjadi anak yang cerdas.

*
Siswa mulia yang terkasih:

Setiap orang memiliki rintangan karma masing-masing, dan rintangan karma setiap orang belum tentu sama.

Setiap keluarga mempunyai kesulitan masing-masing.

Mohon Mulaguru memberkati, mohon Buddha Bodhisattva memberkati, yang terpenting adalah “menghormati dengan tulus”.

Yang berjodoh pasti terbebaskan dari malapetaka!

Seperti Lianhua Yuehui menjapa mantra Manjushri, menyaksikan sendiri Manjushri, malapetaka pasti teratasi!


Tambahan:
Link Youtube penjapaan mantra hati Bodhisattva Manjushri oleh Imee Ooi, klik disini


sumber tulisan: http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=252&id=8973

Tidak ada komentar:

Posting Komentar