Ada seorang umat yang suka mengkonsumsi kepiting besar.
Kepiting besar di danau Hongze berkembang biak dengan subur
pada musim gugur. Disetiap menu makanan umat ini pasti ada kepiting besar,
lengkap dengan telur kepiting yang berwarna kemerah-merahan dan lemak kuning
yang berwarna keemasan. Kenikmatan
aromanya sungguh membuat nafsu makannya berlipat ganda. Kepiting besar
merupakan makanan favoritnya.
Suatu malam ia bermimpi (sebenarnya ia sudah mengalami infark
otot jantung. rohnya sudah terlepas dari tubuh) melayang keluar dari rumah.
Tiba disebuah negeri transparan, ia
terus berjalan menelusuri seruas jalan. Tampak ditepi sungai terdapat segerombolan pria dan wanita sedang
mengusung sebuah tandu.
Mereka menari gila-gilaan. Tandu diputarkan kesana-kemari,
naik dan turun tanpa berhenti. Seakan-akan sedang menyambut kedatangan umat
ini.
Pintu tandu tiba-tiba terbuka, dan mereka ingin ia masuk dan
duduk di dalamnya. Saat itulah tiba-tiba ia teringat pernah membaca buku karya
Buddha hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen yang berjudul "Mengarungi Samudera
Samsara", [dimana didalamnya ada dituliskan:]
Tandu -- adalah kepiting besar
Pria dan wanita -- adalah ikan dan udang
Negeri Transparan -- adalah sungai atau Danau
Begitu ia tersentak kaget dan berseru ; "Amitabha!"', tandu segera menghilang. Gerombolan pria dan wanita
itupun menghilang, negeri transparan juga menghilang.
Ada sesosok Bodhisattva berkata kepadanya ; "Anda
sebenarnya adalah orang yang memiliki dasar kebajikan, sehari-hari juga
membaca sutra dan bersembahyang. Namun
Anda gemar makan kepiting besar, sekarang ini sudah mengalami infark otot jantung.
Kini Bodhisattva sengaja datang menolongmu. Bagaimana kalau Anda berpantang
makan kepiting besar?"
Ia dengan sendirinya menganggukkan kepala.
Bodhisattva tidak memberi komentar lagi. Bagaikan diberikan
pengobatan akupuntur, pembuluh darah umat ini yang sudah tersbumbat tiba-tiba
lancar kembali. Ia terbangun oleh teriakkannya sendiri. Separuh badannya terasa
mengeras, perlahan-lahan baru dapat bergerak. Sekujur tubuhnya berkeringat bak
hujan. Ia merasa napasnya perlahan-lahan pulih seperti semula.
Ia sadar bahwa tadi dirinya sempat meninggal dunia. Sambil
mengelus-elus jantungnya, samar-samar ia masih merasakan kesakitan bekas
akupuntur. Semenjak mimpi meninggal dunia kali itu. Ia pun bersarana pada
Zhenfo Zong dan menerima Bodhisattva Sila. Ia tidak lagi membunuh dan memakan
kepiting besar. Ia bervegetarian selamanya.
Teman-teman lamanya tahu bahwa ia gemar makan kepiting besar,
dan sengaja membeli kepiting besar untuk dihadiahkan kepadanya. Ia membebaskan
- melepaskan semua kepiting tersebut ke habitat alam sambil menjapa mantra
penyeberangan.
Ia berkata. "Hari ini saya memakannya, kelak orang lain
yang memakan saya, lalu saya bereinkarnasi menjadi kepiting besar. Sungguh
menakutkan!"
* dari buku ke-173 Satu Mimpi Satu Dunia, kisah ke-15
* buku bisa dibeli di Tokopedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar