Rabu, 31 Maret 2010

MASIH ADA LANGIT DIATAS LANGIT

sumber: ebook Padmakumara 11, kisah ke 38 

 

Saya masuk kedalam konsentrasi meditasi. 
Saya tiba di suatu tempat yang kacau balau.
Disana saya melihat seorang yang sangat aneh dengan bentuk yang sama sekali bukan bentuk manusia di bumi.

Kepalanya seperti palem kempes.

Lehernya kurus panjang.

Ada sayap sayap di ujung tangannya.

Kakinya seperti cakar ayam... 

 

Ia juga melihat saya. 

 

Saya menghampirinya dan memberi salam hormat.

Ia berkata: "Saya telah tinggal disini selama ribuan tahun dan sudah lama melupakan namaku.

Tetapi,namamu adalah Lian Shen.

Saya tidak kenal anda.

Tempat kacau ini disebut "Daerah Misterius".

Ini adalah ujung utara." 

 

Saya berkata: "Saya senang berlatih diri. Dalam konsentrasi meditasi saya, saya bisa naik ke ujung langit dan turun ke dunia akhirat. Saya bisa pergi ke empat sudut langit, ke 33 alam dewa, ke 28 alam dewa, alam 4 suciwan. Tak ada tempat yang tidak dapat saya kunjungi. Hari ini, saya beruntung untuk tiba di "daerah misterius" di sebelah utara. Mohon memberi petunjuk." 

 

"Ha Ha. Tahukah kau bahwa masih ada dunia luar diluar ke 6 alam? Dan bahwa masih ada langit langit diluar langit dengan 4 sudut? Dan bahwa masih ada alam alam dewa diluar ke 33 dewa, ke 28 dewa, dan alam 4 suciwan? Kau, Lian Shen, tidak lebih dari sekedar berputar putar dibawah sinar matahari, bulan, dan bintang.

 

Saya pernah pergi ke tempat yang tak dikenal, melewati alam tanpa sinar, naik ke kegelapan tanpa atap dan kebawah ke kesunyian besar tanpa dasar. Meskipun ini adalah ujung utara, masih ada tempat tempat yang lebih utara lagi. Masih ada dunia dunia yang sangat jauh." 

 

"Saya memohon bimbingan dari anda." Saya mulai berkeringat dingin. 

 

"Dengan sekali loncat, saya bisa mencapai jutaan kilometer. Namun, saya masih belum melihat seluruh alam semesta. Kau, Lian Shen, yang baru saja belajar berkonsentrasi sudah berbicara tentang bisa tiba di alam dharma di sepuluh penjuru. Kau harus sadar bahwa ada makhluk makhluk lain di bumi selain manusia, bahwa masih ada langit langit diatas langit ini, bahwa alam 4 suciwan bukanlah akhir segalanya, dan bahwa masih ada 9 Ayuta diatas 9 Ayuta. Alam ini pada dasarnya tak ada habisnya." 

 

"Apakah anda seorang Buddha?" 

 

"Saya sudah lebih dulu dari para Buddha. Saya telah ada sebelum para Buddha ada." 

 

Saya tertegun. 

 

"Apakah kau mau mengikuti saya?" 

 

"Ya,"

 

Saya menjawab. Ia mengangkat kedua tangannya dan langsung menghilang. Saya tidak dapat mengikutinya. 

 

Dalam sedetik, ia muncul lagi: "Saya telah pergi ke empat sudut langit." 

 

Saya penuh dengan kekaguman. 

 

"Lian Shen, saya sudah tahu sekarang bahwa kau adalah inkarnasi dari seorang Padmakumara di alam Sukhawati yang merupakan tanah suci terbaik diantara jutaan tanah suci. Padmakumara Putih terlahir di dunia manusia dimana ia menyelamatkan manusia dari samsara. Tetapi alam manusia tak lebih dari sebutir pasir. Penyelamatan mu akan manusia tak lebih dari sebutir peluru yang ditembakkan ke bukit pasir. Jasamu tak lebih besar dari itu. Tidak lebih baik dari permainan ku." 

 

"Apakah permainan anda?" Saya bertanya ingin tahu. 

 

Saya melihatnya memindahkan gunung gunung ke satu tempat, lalu memindahkan lautan ke tempat dimana gunung gunung itu tadinya berdiri. Ia memindah-mindahkan nya beberapa kali. 

 

"Apa ini?" 

 

"Memindahkan gunung dan membalikkan lautan. Ha, Ha! Katanya.

 

"Kau, Lian Shen, pergi ke alam manusia dan menembakkan sebuah peluru pasir ke bukit pasir. Tapi, saya bisa memindahkan gunung dan lautan. Inilah permainan saya." 

 

Pada saat itu saya berpikir: "Oh, ini adalah contoh bahwa selalu saja ada orang yang lebih hebat dari diri kita dan bahwa ada langit diatas langit. Saya dulu berpikir bahwa sungguh hebat bisa bepergian dengan bebas ke alam dharma di sepuluh penjuru. Tapi saya tidak menyadari bahwa apa yang saya lakukan tak lebih dari sekedar bermain pasir dan batu. Tadinya saya mengira saya sudah begitu maju dalam pelatihan diri saya. Ternyata, kemajuan saya cuma beberapa meter saja." 

 

Ia memberitahukan saya: "Berpikir tanpa pikiran pikiran buruk dapat membuat seseorang abadi dan tanpa diri. Ingatlah untuk berpikir tanpa pikiran jahat." 

 

Sebuah syair dari Han Shan Zi berbunyi: Duduk di sebuah perahu cepat dengan tiga sayap. Dengan mahir menunggangi seekor kuda balap.Orang tidak dapat mencapai rumahku. Suatu tempat paling tenang dan jauh. Di dalam gua dalam diantara puncak puncak gunung tinggi. Badai geledek berlangsung sepanjang hari. Tak ada yang asli Confusius. Tak ada yang dapat mencapai. 

 

Selama 3 tahun berlatih konsentrasi meditasi di loteng Ling Xian, saya bertemu dengan makhluk tak dikenal ini hanya sekali.

 

Ia mempunyai kepala yang mirip palem kempes. 

Lehernya kurus panjang.

Ada sayap di ujung tangan tangannya.

Kakinya seperti cakar ayam. 

Tak ada yang mengetahui namanya.

Ia mengenal saya, tapi saya tidak mengenalnya.

Saya telah bertanya kepada berbagai Buddha.

Mereka semua tak mengenalnya.

Saya bertanya kepada Sakyamuni.

Ia juga tidak tahu. 

Ini menunjukkan bahwa masih ada langit langit diatas langit ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar