Rabu, 03 Maret 2010

Pelukis Porno dan Lukisannya

Jao Wei adalah seorang pelukis terkenal, baik. lukisan tradisional Tiongkok menggunakan tinta, maupun lukisan Barat. Karya-karya lukis nya tampil di berbagai pameran internasiolial, memenangkan banyak penghargaan, menerima banyak pujian. Bakat seni nya luas, mencakup realis, abstrak, kejiwaan, dll.

Kabarnya saat saya sedang dalam tugas konsultasi menjawab pertanyaan para umat, ia pernah mencoba mengunjungi saya. Saya juga sebenarnya ingin berkesempatan bertemu dengan nya. Sayang belum ada kesempatan.

Pada suatu hari, ada satu famili datang berkonsultasi kepada saya. Mereka menunjukkan foto seorang pria, mengharapkan saya menolongnya. Kata mereka, nama pria itu adalah Jao Wei.

Saya terkejut, “Apakah Jao Wei si pelukis?"
"Benar."
"Pelukis Jao Wei yang tinggal di Perancis?"
"Benar."

Pria di foto sangat berbeda dengan Jao Wei yang saya bayangkan. Di foto, Jao Wei terlihat lesu dengan tubuh seperti mayat hidup, kedua mata layu, wajah tidak berdaging.

"Sakit apa dia?"

"Tidak pasti. Ada banyak dugaan. Penyakit Jao Wei aneh sekali. la tiba-tiba merasa seluruh tubuh tidak bertenaga. Tapi, setelah dibawa ke rumah sakit dan diperiksa dengan menggunakan berbagai cara, ternyata tidak ditemukan penyebabnya."

Saya meminta data "Pa-Ce" (tahun, bulan, tanggal, dan jam kelahiran) Jao Wei, lalu bermeditasi menghadap foto nya. Saya segera melihat dua bocah berbaju hijau, yang memegang panji-panji pemanggil roh, sedang terbang. Saya juga melihat beberapa biksu sedang berkomat-kamit membaca kitab suci diikuti serombongan orang. Tampaknya seperti upacara pemakaman besar.

Saya menggelengkan kepala, "Tidak ada harapan hidup. "

Mereka sangat sedih mendengarnya. Ayah Jao Wei berkata, "Jao Wei adalah pemuda yang pintar,
berbakat, dan tampan. Masa depan nya sangat cerah. la adalah putra tunggal saya. Bila ia meninggal, apa lagi harapan hidup saya?"

Saya bertanya, "Apa kata dokter?"
"Umurnya sudah tak lama lagi."

"Saya telah lama mendengar nama besar Jao Wei sebagai pelukis, meski kami belum pernah bertemu muka. Saya mengagumi bakat nya dan pernah mengunjungi pameran lukisan nya. Saya pun menyayangkan kenaasan nya."

Ayah Jao Wei berkata, "Apalagi Master Lu mengenal Jao Wei. Cobalah menolongnya."

Saya diam sejenak, "Saya akan coba membuat tubuh pengganti untuknya." Saya menggunting kertas, membuat kertas itu berwujud manusia. Lalu, saya "isi" manusia kertas itu. Saya menyuruh famili Jao Wei membawa pulang manusia kertas itu, lalu pada hari "Ju Re" (hari membasmi), membakar kertas itu bersama dengan Kim Coa (kertas sembahyang) di pintu belakang rumah. Saya kemudian akan menyelidiki apa akibatnya. Ternyata, setelah mereka lakukan, saya temukan bahwa ada 2 "wanita cantik” yang telanjang bulat, memikat, dan bergaya menggiurkan mengikuti manusia kertas itu berjalan sampai di pintu belakang. Lalu, mereka juga ikut terbakar bersama manusia kertas, berubah menjadi asap. Saya tidak tahu apa arti penglihatan saya itu. Yang pasti, Jao Wei pernah bersalah kepada 2 roh wanita itu.

Sesudah manusia kertas itu dibakar, keluarga Jao Wei melaporkan bahwa kondisi Jao Wei agak membaik, sudah bisa makan nasi semangkok. Tapi, 2 hari kemudian, tubuh nya kembali tak bertenaga dan harus berbaring seperti semula. Famili Jao Wei datang lagi meminta bantuan saya. Saya menggunting lagi sebuah manusia kertas dan menggunakan ilmu tubuh pengganti pada kertas itu. Jao Wei kembali sembuh selama 2 hari. Saya membuat manusia kertas lagi. Jao Wei sembuh lagi selama 2 hari saja, lalu berbaring lagi seperti mayat hidup.

Yang aneh adalah setiap kali menggunakan ilmu tubuh pengganti ini, pasti akan muncul dua "wanita cantik" yang telanjang bulat. Setiap wanita cantik itu berbeda rupa, bukan orang yang itu-itu terus. Mengapa wanita-wanita cantik dan telanjang bulat itu menganggu Jao Wei?

Saya memberitahu ayah Jao Wei, “Ada banyak sekali wanita cantik yang telanjang bulat mengelilingi Jao Wei."

Ayah Jao Wei berkata, "Saya sangat tahu sifat Jao Wei. Meski ia seorang seniman, ia hanya punya satu pacar selama bertahun-tahun. la bukan play-boy, masih punya prinsip hidup. Tidak mungkin bisa ada begitu banyak wanita cantik."

Akhirnya, adik perempuan Jao Wei yang ternyata mengetahui masalah ini. Menurutnya, Jao Wei melukis ratusan wanita cantik yang telanjang bulat. Semua lukisan itu pernah dipamerkan dalam sebuah pameran internasional, menimbulkan kegemparan.

Lukisan wanita telanjang dari Jao Wei pernah menimbulkan kontroversi besar sebab semuanya sangat porno, memperlihatkan tiga titik terlarang dan pose yang merangsang. Apakah ini seni ataukah porno?

Mereka yang menyebutnya porno ber-argumentasi bahwa di-ekspose-nya bagian-bagian terlarang dan pose yang merangsang nafsu bagaikan menggunakan kipas menyalakan api birahi, akan merusak moralitas masyarakat, merupakan pornografi vulgar berkedok "artistik" dan "kebebasan seni".

Tapi, Jao Wei ber-argumentasi: Gambar telanjang dari dulu sudah ada. Pose apapun adalah sekedar untuk menunjukkan keindahan tubuh. Ekspresi wajah penting untuk menunjukkan sifat manusia. Telanjang sesungguhnya alami, tidak perlu malu. Seni tidak bisa hanya "rasio", "moralitas", dan "tradisi yang kaku". Bila ada orang yang keberatan tentang pose telanjang, itu karena wawasan nya sempit. la memilih untuk berwawasan terbuka dan terus-terang.

Kedua argumen tampil di suratkabar, saling tidak mau mengalah, saling memainkan lagu nya masing-masing.

Setelah saya tahu bahwa Jao Wei telah melukis banyak wanita telanjang, saya diantar keluarga Jao Wei melihat ruang lukis Jao Wei di bawah tanah. Begitu saya melihat lukisan-Iukisan disitu, saya terperanjat, "Wanita-wanita cantik ini adalah yang saya lihat dalam meditasi saya." Ada yang blonde. Ada yang berkulit coklat. Ada yang berambut pirang. Semuanya wanita cantik yang telanjang bulat. Saya lebih terkejut lagi setelah melihat dengan mata dewa saya. Lukisan-Iukisan itu semuanya hidup. Wanita -wanita cantik itu tinggal di paviliun istana bertingkat dengan taman yang indah.

Ini seperti kisah Raja Xia Cie dan Yin Chou di jaman Tiongkok kuno. Mereka membangun istana yang sangat mewah untuk pelesir. Tiga ribu wanita cantik diambil paksa dari rakyat dan dikumpulkan di taman istana untuk pelesir dengan Raja Yin. Kolam diisi dengan arak. Makanan daging ditaruh di atas pohon. Semua wanita disana telanjang bulat, bersenda-gurau, berkejar-kejaran diantara kolam arak dan hutan daging. Lagu porno dikumandang-kan, mengiringi tarian yang sangat merangsang. Raja Yin itu tak lain adalah Jao Wei. Dengan mata dewa, saya melihat Jao Wei dan beberapa wanita cantik sedang bersenda-gurau dan berpesta.

Saya berkata tegas, "Bakar semua lukisan telanjang ini."
Keluarga nya keberatan, "Lukisan-Iukisan ini sangat tinggi harganya dan sangat disukai Jao Wei."
"Mana lebih penting, nyawa atau lukisan?"
Keluarga nya berkata, "Nyawa lebih penting."
"Kalau begitu, bakar."

Begitu semua lukisan itu dibakar, terjadi kegaiban. Jao Wei jadi sembuh, seolah-olah beban berat nya telah disingkirkan, seolah-olah pohon layu bersemi kembali, seolah-olah arang yang padam membara kembali. Jao Wei bisa makan dan minum lagi, bisa bang kit berdiri. Tenag.a nya pulih. Dalam waktu 3 bulan, Jao Wei telah sembuh total.

Saya berdialog dengan Jao Wei.
“ Apa perasaan mu selagi melukis wanita telanjang? "
"Senang tapi tidak terangsang."
"Yakin?"

Jao Wei hanya tertawa, tidak menjawab.

Saya berkata, "Lukisan-Iukisanmu membangkitkan birahi manusia, orang lain maupun diri sendiri, merupakan penyebab orang terjatuh ke alam sengsara. Sejak jaman dulu, lukisan telanjang memang sudah ada. Tubuh telanjang yang bersikap anggun dan sekedar menunjukkan lengkung tubuh yang indah memang merupakan bahan lukisan yang baik dan tidak akan kontroversil. Tetapi, bila terutama sekali memberi penekanan pada rangsangan birahi sehingga membuat hati masyarakat terbangkitkan nafsu birahi nya, maka akan merupakan karma buruk."

Saya bercerita kepada Jao Wei. Di jaman dulu, ada seorang yang bernama Li Bo Shi. la suka melukis kuda. Lukisan kuda nya sangat terkenal. Li Bo Shi selalu memikirkan kuda, baik pagi, siang, malam, boleh dikata setiap detik.
Pada suatu hari, Li Bo Shi tidur siang. Kebetulan, sahabat nya, "Dong Xiu Zan Shi", datang menjenguknya. Sahabatnya melihat Li Bo Shi, saat tidur nyenyak, sebentar berubah menjadi kuda, sebentar kemudian berubah lagi menjadi manusia. Dong Xiu Zan Shi menasihati Li Bo Shi untuk waspada. Kalau terus-menerus memikirkan kuda, maka Li Bo Shi akan "reinkarnasi menjadi kuda".


**Sumber artikel: buku Konsultan Dunia Roh2, kisah ke-3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar