Rabu, 03 Maret 2010

Mister "Im-Yang" Berjualan Es di Dua Alam

(penjual es di alam dunia dan alam bardo (alam kematian))

Berkelana ke dunia roh merupakan hal yang biasa bagi saya sebagai hasil berlatih Tantrayana.

Secara fisik dan gaya bicara, saya tidak unik. Namun, kemampuan roh saya berkelana tanpa batas ruang dan waktu adakalanya bahkan membuat diri saya sendiri keheranan. 

Adakatanya, roh saya keluar badan fisik saat saya bermeditasi di depan altar Tantra. Adakalanya terjadi saat saya memperhatikan air tinta. Adakalanya, saya menggunakan cara melukis sebuah pintu di permukaan dinding, lalu saya menembus dinding. Adakalanya roh saya keluar saat saya sedang memperhatikan bara api homa.

Adakalanya terjadi saat saya memperhatikan angin yang bergerak menerpa pohon. 

Suatu kali, roh saya pergi berjalan ke sebuah lorong kecil di kota yang sangat asing bagi saya. Disana, saya melihat sebuah toko kecil yang menjual minuman dingin. Di atas toko, terpasang papan merek “Minuman Dingin Keluarga Zhang". 

Merasa haus, saya masuk ke dalam toko tersebut. Di dalam toko, tidak terlihat seorang tamu pun kecuali diri saya sendiri. Pemilik toko kecil ini berusia sekitar 40 tahun, berwajah persegi, dan memelihara jenggot. Melihat saya masuk ke toko nya,ia terlihat sangat terkejut. Saya tidak ambil perduli. Saya memesan segelas teh musim gugur (Chiu Shui Cia). Si pemilik toko menuangkan segelas teh. Namun, saat ia hendak meletakkan gelas itu di atas meja, mendadak ia mengangkatnya kembali. Sepertinya ia bimbang. 

Saya berkata, “Taruh saja." Si pemilik toko bertanya, “Apakah anda ini manusia?" 

“Tentu saja saya ini manusia.” Saya tertawa bahak- bahak. Dengan kikuk si pemilik toko berkata, “Benar, tentu saja anda seorang manusia. Masih ada hawa manusia pada diri anda. Bahkan, hawa -yang- anda sangat kuat. Orang seperti anda sungguh langka. Mengapa anda bisa tiba di jalanan kota alam bardo (alam makhluk halus)?" 

Saya tertawa-tawa, "Cuma jalan-jalan saja." Saya minum seteguk teh yang disajikan. Melegakan rasanya. 

"Anda tidak takut makanan alam bardo?" "Saya sudah terbiasa." Si pemilik toko sangat terperanjat, "Orang yang melakukan perjalanan astral, bila roh nya tiba di alam bardo, biasanya tidak makan makanan alam bardo. Bila mereka lakukan, maka hawa -yin- akan merasuk diri mereka sehingga mereka tidak bisa kembali ke alam manusia. Kalaupun mereka bisa kembali ke alam manusia, karena hawa -yin- telah menjadi dominan, mereka akan terjangkit penyakit dan berusia pendek. Pantangan ini diketahui banyak orang. 

Namun, anda justru berani melakukan nya, membuat saya sungguh tidak habis pikir." 

"Lihatlah. " Saya bahkan minum dua gelas teh lagi. Saya laJu duduk diam tidak bergerak. Dari kepala saya, muncul seberkas hawa yang berwama biru dan hitam. Hawa itu perlahan-Iahan naik ke angkasa dan menghilang. Si pemilik toko ternganga mulutnya, melotot mata nya, "Kekuatan samadhi anda sungguh luar biasa. Siapakah nama anda?" 

"Lu Sheng Yen." "Apakah anda Lu Sheng Yen yang banyak menulis tentang Dunia roh, yang sangat terkenal itu? Saya kenal, saya kenal." la menuangkan segelas teh lagi untuk saya. 

Saya balik bertanya, "Siapa nama tuan?" 

"Saya bermarga Zhang. Zhang-nya dari kata “wen zhang” (karya tulisan). Nama kecil saya Zhong. Sudah 2 tahun berdagang minuman dingin. 

Disini laku. Kalau hari sudah siang, semua meja disini penuh terisi. 

Anda datang terlalu pagi sehingga belum melihat tamu berdatangan." 

Saya berdiri, ingin membayar. Zhang Zhong berkata, "Gratis untuk tamu agung. Orang hebat seperti anda jarang bisa ditemukan. Anggap saja untuk menjalin persahabatan.” 

"Baiklah. " 

Saya tidak sungkan-sungkan lagi menyimpan kembali uang saya. 
Saya melambai-Iambaikan tangan, "Sampai jumpa, sdr. Zhang Zhong. Kita bertemu lagi di lain kesempatan. " 

Pada suatu hari, karena ada urusan meng-survei hongshui, saya melewati sebuah pasar. 
Disana, saya sangat terperanjat melihat sebuah toko yang memasang merek "Minuman Dingin Keluarga Zhang", sarna persis dengan toko minuman dingin yang saya temukan di alam bardo (alam makhluk halus). 

Apakah ini cuma kebetulan saja? Saya segera masuk ke dalam toko itu. Saya agak kecewa melihat yang menjaga toko adalah seorang gadis kecil. "Apakah kau bermarga Zhang?” 

"Bukan. Saya hanya pelayan disini. Majikan saya yang bermarga Zhang. Sebentar lagi juga ia tiba disini.” 

Lima menit kemudian, seseorang masuk ke dalam toko. Wajah nya persegi dan memelihara jenggot. Tidak salah lagi, ia adalah Zhang Zhong. Saya bangkit berdiri. Zhang Zhong juga melihat saya. Canda dan tawa nya langsung terhenti. Dari sorot mata nya, terkesan ia terkejut. Namun, ia langsung lewat saja di depan saya dan mulai melayani tamu tamu lain. 

Saya jadi duduk kembali. Saya bertanya-tanya di dalam hati mengapa tuan Zhang bersikap seolah-olah tidak mengenal saya, mengapa ia tidak berani menyapa saya. Saya sendiri juga tidak berani sembarang menyapa tuan Zhang. Kalau saya salah mengenali orang, saya bisa menjadi bahan tertawaan. 

Bila Zhang Zhong berdagang di alam bardo, berarti ia telah meninggal dunia. Jadi, mana mung kin ia bisa membuka usaha yang sarna di alam manusia? Ketika saya bermaksud beranjak dari sana, masuk seorang pelanggan tetap toko itu. la langsung menyapa pemilik toko, 

"Sdr. Zhang Zhong, satu gelas teh musim gugur. 

“Saya tersentak. Bukan hanya wajah mereka sama, marga mereka sarna, tetapi nama lengkap mereka juga sarna. Sungguh aneh!” Saya memutuskan untuk menyapa, 

"Sdr. Zhang Zhong.Saya berhutang kepadamu tiga gelas teh. Sekarang dihitung sekaligus saja. “ 

Zhang Zhong terlihat terkejut, "Hari itu, saya yang traktir. Anda cuma perlu membayar yang kali ini saja. “ 

Saya ingin berbicara lebih banyak, namun ia segera mendatangi saya dan menarik saya ke ruang belakang. la menggoyang-goyangkan tangannya memberi isyarat supaya saya tidak bicara terlalu kencang, sepertinya ia tidak ingin orang lain tahu bahwa ia berdagang di alam bardo. Jendela dan pintu ditutupnya. 

"Anda benar benar Zhang Zhong?" 

"Tidak salah. Saya benar benar Zhang Zhong." 

"Kokh bisa ya?" 

"Anda juga kokh bisa ya?" la balik bertanya. 

"Kemampuan saya adalah berkat ajaran -tuan San San Chiu Hou”. 
Saya memang mampu berkelana ke semua alam dharma dengan bebas leluasa." Jawab saya. 
Zhang Zhong berkata, "Orang-orang aneh di dunia ini ternyata tidak sedikit. Saya memang belajar ilmu bolak-balik alam baka dan alam manusia. Namun, sewaktu belajar ilmu ini, saya diharuskan bersumpah untuk tidak sembarang membeberkan nya, kepada teman dekat sekalipun. Saya hanya boleh bercerita tentang kemampuan saya kepada orang-orang tertentu saja, yaitu kepada Guru saya sendiri, kepada orang yang mempunyai kemampuan yang sama, atau kepada orang yang lebih tinggi ilmunya dari saya. Itu sebabnya, saya tadi berpura-pura tidak mengenal anda." 

"Siapa guru anda?" "Guru saya adalah generasi penerus Mao Gu yang belajar ilmu Master Hong Jin." 

"Ternyata Gao Wo Jiu Zhong Yun, Bu Tuan Liao Dao Zhen, Tian Di Xuan Huang Wai, Wu Dang Zhang Jiao Zun, Pan Gu Sheng Tai Ji, Liang Yi Shi Xiang Shun, Yi Dao Chuan San You, Er Jiao Tan Jie Fen, Xuan Men Dou Ling Xiu, Yi Qi Hua Hong Jun." 

 "Anda tahu semuanya?", Zhang Zhong sangat terperanjat. Zhang Zhong berkata, 

"Guru saya bernama Master Jiu De." Zhang Zhong membawa saya melihat-lihat altarnya. Di paling atas terdapat tiga sosok pratima, yakni Sesepuh Aliran Taoisme San Qing (Yuan Shi Tian Zun, Ling Bao Tian Zun, dan Dao De Tian Zun). Altar Taoisme nya sangat bersih dan megah. Sepengetahuan saya, San Qing dalam aliran Taoisme terbagi menjadi Yu Qing (Yuan Shi Tian Zun), Shang Qing (Ling Bao Tian Zun), dan Tai Qing (Dao De Tian Zun). Taoisme telah berusia lebih dari 4600 tahun, terbagi menjadi 2 sekte: sekte selatan dan sekte utara. Sekte selatan melatih sifat, hati, hakiki ego. Sekte utara melatih jiwa, prana, awet muda. Juga ada alian Quan Zhen yang menekankan pelatihan pikiran. Aliran Tien Shi menekankan mantra dan Hu. Dalam Taoisme, ada cara hidup -meninggalkan keduniawian - (tidak beristri) yang disebut Quan Zhen Dao Shi maupun cara hidup yang masih berumah-tangga yang disebut Huo Ju Dao Shi. Zhang Zhong memberitahu saya bahwa ia adalah Huo Ju Dao Shi Yin Yang. la mengeluarkan semacam kitab yang bernama "'Tong Zhen Bu Yu Qing Quan Shang Lian Jing Di Shi". Katanya, 

"Isi kitab ini tidak ada bedanya dengan Sutra Ksitigarbha dari Budhisme. Boleh disebut Sutra Ksitigarbha aliran Taoisme. Isinya agung tiada tara. Mereka yang membaca nya akan mendapat pahala yang sangat luar biasa." Zhang Zhong bercerita kepada saya sebuah pengalaman nya yang sangat menakjubkan: 

Pada suatu hari, toko "Minuman Dingin Keluarga Zhang" yang ada di alam bardo dikunjungi segerombol makhluk neraka. Berjumlah sekitar 40 orang, mereka saling cekcok. Mereka sangat emosional, semrawutan, dan angkuh. Mereka minum banyak sekali. Zhang Zhong bertanya, 

"Apakah kalian sedang menjalankan semacam tugas? 
Ada tugas besar apa?" 
"Kau tidak boleh tahu. " Pemimpin rombongan menjawab. Zhang• Zhong sadar, bila segerombol makhluk neraka beraksi, pasti akan mencabut nyawa dalam jumlah banyak. Setelah diam-diam menyelidiki, akhimya ia mendapat info bahwa akan terjadi tanah longsor di sebuah puncak gunung. Penduduk yang tinggal di lereng gunung akan terkubur hidup-hidup akibat longsor. Setan setan alam neraka itu bertugas menggiring arwah-arwah penduduk yang akan mati tertimbun. 

Zhang Zhong memutuskan untuk menyamar sebagai seorang peramal dan pergi mengunjungi penduduk di lereng gunung tersebut. Tak disangka, penduduk disana tidak mau diramal karena ingin berhemat. Meskipun tarif meramal diturunkan, tetap saja mereka tidak mau. Namun, akhirnya ada sebuah keluarga yang memintanya memilih hari baik untuk pernikahan putranya. Zhang Zhong memberitahu keluarga itu bahwa pada tanggal sekian bulan sabit, akan ada bencana longsor yang akan mengubur para penduduk hidup-hidup. Dianjurkan supaya semua penduduk mengungsi. Setelah selesai memberitahu hal ini, Zhang Zhong segera pergi. Penduduk desa menjadi gempar. Ada yang percaya dan ada yang tidak. Orang yang percaya berpendapat, tidak ada salahnya mengungsi beberapa hari. Tokh bisa kembali bila tidak terjadi apa apa. Orang yang tidak percaya berpendapat, Zhang Zhong adalah peramal gadungan yang bicara sembarangan dan pantas dirobek mulutnya. Mereka bersikeras tidak mengungsi. Di hari yang dimaksud, ternyata benar terjadi musibah longsor.

Seharusnya ada 40 orang lebih yang akan terkubur hidup-hidup. Namun, 10 orang lebih berhasil selamat sesuai anjuran Zhang Zhong. Saat para arwah penduduk itu sedang digiring oleh makhluk makhluk neraka, mereka melewati toko kecil “Minuman Dingin Keluarga Zhang". 

Disitu para arwah terkejut melihat Zhang Zhong yang mereka kenai sebagai si peramal. Disamping kisah diatas, Zhang Zhong juga berterus terang suatu hal kepada saya. Zhang Zhong pernah membaca buku buku dunia roh karya saya. 

Awalnya, ia tidak mempercayai isi buku buku saya, menganggap pengalaman gaib yang saya beberkan di buku hanya dibesar-besarkan saja, menganggap saya terlalu sombong. la berpikir, Lu Sheng Yen ini perlu diberi pelajaran supaya sadar bahwa diatas langit masih ada langit. Maka, ia berkali-kali menggunakan Ilmu Mao-Shan untuk menguji saya. Tapi, tidak ada reaksi. la mencoba menggunakan ilmu menebar mara. Tetap saja tidak ada hasil. Suatu kali, Zhang Zhong berkelana ke sebuah kota di dunia roh. la merasa aneh sebab kota itu kosong. Sarna sekali tidak terlihat orang. Setelah ia menyelidiki, ternyata seluruh penduduk kota itu sedang pergi menghadiri upacara dharma ulambana (upacara menolong para arwah) yang dipimpin oleh Lien Sen Lu Sheng Yen. 

Rupanya para makhluk alam bardo mengetahui bahwa di alam manusia ada seorang langka bernama Lu Sheng Yen. 

Dikatakan langka karena upacara ulambana yang dilakukan banyak guru lain seperti permainan sandiwara belaka yang tidak disertai kekuatan yang nyata. Sedangkan, pada saat Lien Sen Lu Sheng Yen beraksi, arwah kelaparan mendapat makanan, arwah tanpa kepala tersambung lagi kepala nya, arwah yang cacat pulih kernbali, arwah yang sakit disembuhkan, arwah berdosa berat mendapat keringanan, arwah berkarma ringan terlahir di alam dewa. 

Akibatnya, upacara ulambana yang dipimpin Lien Sen Lu Sheng Yen dianggap sebagai kesempatan langka bagi para arwah yang menderita di alam bardo. Zhang Zhong tercengang mendengar semua hal tersebut. Zhang Zhong bertanya kepada saya, 

“Memangnya dengan ilmu apa sih anda menolong para arwah?" 

“Dengan kekosongan memberkati kekosongan." Jawab saya. 

“Apa artinya itu?" 

“Hakikat jati diri memberkati hakikat jati diri. " 

“Saya masih beJum mengerti." 

 “Saya mengubah diri saya menjadi kekosongan. Dari kekosongan, muncul bija aksara (huruf benih suci) yang terang benderang. Bija aksara yang terang benderang ini memberkati lubuk hati yang paling mendalam sehingga dari tengah lubuk hati muncul teratai. Inilah yang disebut “dengan kekosongan memberkati kekosongan--, --hakikat jati diri memberkati hakikat jati diri--. Inilah ulambana dalam Tantrayana.” 

 “ Ah, terlalu luar biasa.” Zhang Zhong berseru". 



**sumber artikel: buku xxxx, kisah ke-6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar