Selasa, 20 Maret 2018

KUNCI LANGIT


Saya bermeditasi di rumah.
Ada sesosok dewa terbang melewati di atas angkasa di mana saya bermeditasi, Ia melihat di depan tersorot tiga berkas cahaya, ketiga berkas cahaya ini antara lain:
Cahaya Buddha.
Cahaya spiritual.
Cahaya putih.
Dewa ini sangat terkejut, ia datang ke hadapan saya dan bertanya, “Siapa gerangan Yang Arya?”
Saya menjawab, “Saya tidak tahu.”
Dewa bertanya, “Di tengah angkasa muncul cahaya Buddha, cahaya spiritual, cahaya putih, ketiga cahaya ini terpancar, bukankah Yang Arya adalah Buddha, Tathagata, Bhagavan?”
Saya menjawab, “Bukan! Saya bukan Buddha, Tathagata, Bhagavan!”
Dewa bertanya, “Anda pasti Mahadewa?”
Saya menjawab, “Bukan! Saya bukan Mahadewa!”
Dewa bertanya lagi, “Kalau Yang Arya bukan Buddha, bukan Mahadewa, pasti seorang Mahabodhisattva, benarkah?”
Saya menjawab, “Bukan! Saya bukan Bodhisattva!”
Terakhir Dewa bertanya, “Lalu, siapa gerangan diri Anda?”
Saya menjawab, “Saya sungguh makin tidak mengerti siapa saya sebenarnya? Tetapi, saya mampu mengosongkan segalanya, saya hanya seorang manusia yang tidak tercemar oleh duniawi.”
Begitu Dewa mendengarnya. Terbahak-bahak lalu pergi, sambil tertawa, Ia berkata, “Tidak tercemar oleh duniawi, tidak tercemar oleh duniawi, inilah yang memiliki kunci langit, dapat tiba di segala tempat, tak heran, tak heran!”
Dewa terbang ke angkasa dan berkata, “Saya tahu Yang Arya adalah Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu!”
Saya berkata, “Itu hanya tanda pengenal saja.”
Dewa berkata, “Saya hanya tahu ada seseorang, berkali-kali turun ke dunia untuk melindungi kebenaran sejati, menghancurkan kesesatan, menegakkan Dharma sejati, di tangannya terdapat kunci langit, dapat mencapai segala alam Dharma, saya bernamaskara pada Yang Arya.”
Saya berkata, “Dewa yang termulia, kalau begitu, bernamaskaralah pada angkasa! Anda pasti mengerti maksud saya.”
Dewa berkata, “Benar, benar.”
Sajak: (Angkasa)
Siapa saya?
Saya siapa?
Lupa dengan segalanya dan tidak berbuat apapun
Timur juga
Barat juga
Tangan memegang kunci
Menetap di mana-mana
Anda bertanya padaku
Saya bertanya padamu
Kita tidak saling mengecewakan


*Prakata dari buku ke 260: Kunci Langit
*dicopy dari :http://tbsn.org/indonesia/news.php?cid=23&csid=272&id=6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar