Rabu, 02 Agustus 2017

KEPITING BESAR


Ada seorang umat yang suka mengkonsumsi  kepiting besar.

Kepiting besar di danau Hongze berkembang biak dengan subur pada musim gugur. Disetiap menu makanan umat ini pasti ada kepiting besar, lengkap dengan telur kepiting yang berwarna kemerah-merahan dan lemak kuning yang berwarna keemasan.  Kenikmatan aromanya sungguh membuat nafsu makannya berlipat ganda. Kepiting besar merupakan makanan favoritnya.

Suatu malam ia bermimpi (sebenarnya ia sudah mengalami infark otot jantung. rohnya sudah terlepas dari tubuh) melayang keluar dari rumah. Tiba disebuah negeri  transparan, ia terus berjalan menelusuri seruas jalan. Tampak ditepi sungai  terdapat segerombolan pria dan wanita sedang mengusung sebuah tandu.

Mereka menari gila-gilaan. Tandu diputarkan kesana-kemari, naik dan turun tanpa berhenti. Seakan-akan sedang menyambut kedatangan umat ini.

Pintu tandu tiba-tiba terbuka, dan mereka ingin ia masuk dan duduk di dalamnya. Saat itulah tiba-tiba ia teringat pernah membaca buku karya Buddha hidup Lian Sheng Lu Sheng-yen yang berjudul "Mengarungi Samudera Samsara", [dimana didalamnya ada dituliskan:]

     Tandu -- adalah kepiting besar
     Pria dan wanita -- adalah ikan dan udang
     Negeri Transparan -- adalah sungai atau Danau

Begitu ia tersentak kaget dan berseru ; "Amitabha!"', tandu segera menghilang. Gerombolan pria dan wanita itupun menghilang, negeri transparan juga menghilang.

Ada sesosok Bodhisattva berkata kepadanya ; "Anda sebenarnya adalah orang yang memiliki dasar kebajikan, sehari-hari juga membaca  sutra dan bersembahyang. Namun Anda gemar makan kepiting besar, sekarang ini sudah mengalami infark otot jantung. Kini Bodhisattva sengaja datang menolongmu. Bagaimana kalau Anda berpantang makan kepiting besar?"

Ia dengan sendirinya menganggukkan kepala.

Bodhisattva tidak memberi komentar lagi. Bagaikan diberikan pengobatan akupuntur, pembuluh darah umat ini yang sudah tersbumbat tiba-tiba lancar kembali. Ia terbangun oleh teriakkannya sendiri. Separuh badannya terasa mengeras, perlahan-lahan baru dapat bergerak. Sekujur tubuhnya berkeringat bak hujan. Ia merasa napasnya perlahan-lahan pulih seperti semula.

Ia sadar bahwa tadi dirinya sempat meninggal dunia. Sambil mengelus-elus jantungnya, samar-samar ia masih merasakan kesakitan bekas akupuntur. Semenjak mimpi meninggal dunia kali itu. Ia pun bersarana pada Zhenfo Zong dan menerima Bodhisattva Sila. Ia tidak lagi membunuh dan memakan kepiting besar. Ia bervegetarian selamanya.

Teman-teman lamanya tahu bahwa ia gemar makan kepiting besar, dan sengaja membeli kepiting besar untuk dihadiahkan kepadanya. Ia membebaskan - melepaskan semua kepiting tersebut ke habitat alam sambil menjapa mantra penyeberangan.


Ia berkata. "Hari ini saya memakannya, kelak orang lain yang memakan saya, lalu saya bereinkarnasi menjadi kepiting besar. Sungguh menakutkan!"


* dari buku ke-173 Satu Mimpi Satu Dunia, kisah ke-15
* buku bisa dibeli di Tokopedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar