Rabu, 10 Februari 2010

10 Kesaktian Buddha (Dasabala Buddha)

1. Maha Tahu (Sarvakarajna)
Hari ini saya akan membahas tentang ke 10 Kesaktian Buddha (Dasabala Buddha). Seorang Buddha adalah seorang makhluk yang telah mencapai Penerangan yang memiliki "kesadaran penuh" (Sarvakarajna). Sewaktu seseorang datang menemui Sakyamuni Buddha, beliau akan segera tahu seluruh sejarah orang tersebut dari awal hingga akhir. Ini menandakan pengetahuan penuh tentang cara bekerjanya alam semesta. Kemampuan seperti ini adalah salah satu manifestasi dari kekuatan kebijaksanaan Sang Buddha.

2. Mengetahui Karma Setiap Insan
Kesaktian kedua adalah "mempunyai pengetahuan tentang karma setiap insan, di masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang". Ini merupakan tambahan (ekstension) dari kesaktian jenis pertama.

Bagaimana caranya sang Buddha mengetahui tentang inkarnasi masa lampau seseorang? Dari tanda tanda di tubuh orang. Setiap orang memiliki tanda tanda di tubuhnya yang menunjukkan inkarnasi masa lampau dan masa yang akan datang nya.

Pengetahuan ini terbuka sewaktu orang berhasil mengembangkan kebijaksanaan Buddha. Seperti pernah saya katakan sebelumnya, kalian semua, di mata saya, adalah "antik", [tawa pendengar], meskipun kebanyakan dari kalian baru berusia antara 20an sampai 50an. Apa yang anda telah lakukan di kehidupan masa lampau telah meninggalkan tanda tanda di tubuhmu. Ini merupakan hal yang jelas bagi saya meskipun saya tidak boleh sembarang membuka rahasia nya. Kau boleh saja baru berusia 30an tapi bila kau hidup sampai usia 90 tahun dalam kehidupan lampau, secara gabungan, kau telah berusia 120 tahun. Bila semua inkarnasi masa lampau juga dihitung, kau mungkin ribuan atau puluhan ribu tahun usianya. Bukankah kalian ini barang antik, kalau begitu? Seorang yang telah cerah, dimana kebijaksanaan Buddha nya telah dikembangkan, dapat membaca sejarah tumimbal lahir lewat tanda tanda di tubuh orang. Berapa banyak karma baik dan karma buruk yang telah dilakukan seseorang dalam inkarnasi masa lampau? Berapa banyak pahala dan rintangan yang telah ditumpuknya? Semuanya ini terbuka lewat tanda tanda di tubuh orang.

3. Dapat Mengatasi Semua Jenis Ilusi
Seorang Buddha tahu cara cara untuk membebaskan diri dari segala jenis ilusi.
Apakah cara cara itu? Seperti telah saya jelaskan, anda harus menghayati arti "anitya" dalam semua fenomena dunia, membangkitkan hasrat untuk "meninggalkan keduniawian", dan berlatih untuk mencapai "tanpa ego". Seorang yang telah cerah dan memiliki kebijaksanaan Buddha tahu cara bagaimana mengajarkan jalan pembebasan dengan cara yang jelas dan terperinci. Apa yang saya ajarkan kalian pada hari ini adalah "pengetahuan untuk mengakhiri semua ilusi dan untuk terbebaskan dari kilesa". [tepuk tangan pendengar].

4. Prajna(Pengetahuan Tentang Keinginan dan Keadaan Mental Setiap Insan)
Kemudian, seorang Buddha juga mempunyai "pengetahuan tentang hal hal baik maupun hal hal buruk tentang setiap insan". Hal hal baik perlu di-utilisasi. Hal hal yang buruk perlu diatasi. Menurut ajaran Tantra, ini adalah kebiasaan kebiasaan yang dibawa dari kehidupan masa lampau. Bila seseorang adalah seekor ayam dalam kehidupan lampau, maka ia akan mempunyai nafsu yang sangat besar dalam kehidupan kali ini. Bila seseorang adalah seekor ular yang suka menyerang orang yang sedang lewat, maka ia akan mempunyai sifat benci yang besar dalam kehidupan kali ini. Bila seseorang adalah seekor babi dalam kehidupan lampaunya, maka ia akan sangat bodoh dalam kehidupan kali ini. Jadi, ketiga binatang ini berfungsi sebagai simbol dari loba, dosa, dan moha. Pengetahuan seperti ini bukanlah digunakan untuk melakukan diskriminasi. Dari sudut pandang sang Guru, pengetahuan tentang berbagai kebiasaaan seorang insan membuat si Guru dapat mengajar dengan lebih baik lagi. Diantara para siswa Sakyamuni Buddha, ada seorang bhiksu yang bernama Kalodayin yang sangat disukai wanita. Itu sebabnya ia selalu yang diutus oleh sang Buddha bila ada kesempatan untuk membabarkan Dharma pada wanita. Tidak seperti Sariputra, Maudgalyayana, dan Mahakashyapa, yang menjaga jarak terhadap wanita, Kalodayin senang ditemani wanita. Para wanita pun senang bercakap cakap dengannya. Itu sebabnya, Kalodayin menjadi utusan sang Buddha untuk kelompok wanita.
Namun, Kalodayin pada akhirnya mati terbunuh karena terlalu jauh terlibat dalam rumah tangga orang lain. Para sadhaka adakalanya harus mengelak untuk terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga orang lain. Guru saya memberi saya Sila ini, "Kalau bukan diundang, jangan sembarang datang ke rumah orang lain." Sekarang saya hanya akan datang ke rumah seseorang kalau diundang. Saya tidak akan sembarang datang. Ini untuk me-minimal-kan urusan duniawi. Di jaman dulu, Kalodayin sering datang berkunjung untuk bersosialisasi ke rumah orang lain. Kebiasaan ini menjadi faktor penyebab terbunuhnya dia.

Sakyamuni Buddha juga mempunyai seorang siswa yang bernama Dolanlanta.
Dolanlanta dikenal cerdik diantara para bhiksuni. Ia (wanita) sangat benci kepada Mahakashyapa karena Mahakashyapa begitu seriusnya dan tidak pernah memandang wanita. Bila Dolanlanta bertemu Mahakashyapa di pagi hari, ia akan memaki-maki, "Sungguh sial! Pagi pagi aku sudah harus bertemu dengan orang sesat seperti kau." Sang Buddha telah membuat "8 Jalan Murni" yang digunakan oleh para bhiksuni untuk menghormati para bhiksu, tetapi Dolanlanta tidak mematuhi semuanya itu. Ia mengabaikan bahwa Mahakashyapa adalah seorang bhiksu dan siswa utama dari sang Buddha. Ia terus memaki Mahakashyapa. Sang Buddha menyadari kebiasaan Dolanlanta. Bukannya mengusirnya dari komunitas sangha, beliau menggunakan berbagai cara untuk mendidiknya. Jadi, dulu pun Sang Buddha mengajar murid murid Nya berdasarkan kebiasaan kebiasaan dari para murid Nya itu. Karena Dolanlanta adalah orang yang beringas, maka ia menjadi si pembela utama bila komunitas sangha sedang diserang. Adakalanya menjadi cerdik beringas mempunyai keuntungan tersendiri -- orang lain belum ngomong apapun, ia sudah menyerocos tanpa henti. Menghadapi orang seperti dia, orang yang sopan santun sudah pasti kalah. Dalam hal berdebat, orang orang seperti dia bisa berguna. [tawa pendengar].

5. Dapat membebaskan setiap insan
Kesaktian ke 5 dari Buddha adalah tahu bagaimana membebaskan setiap insan.
Ini juga disebut sebagai ajaran yang sesuai dengan karakteristik setiap insan.
Sewaktu seorang Buddha berbicara, kata kata nya akan menjelma menjadi puluhan ribu "suara Dharma" dan pergi mencapai tempat tempat yang sangat jauh sekalipun. Suatu kali Mahamaudgalyayana terbang ke surga sebelah timur dan ternyata masih dapat mendengar ajaran Buddha bahkan dari sana. Suara Dharma sangat mendalam dan halus. Adakalanya satu jenis suara yang diucapkan oleh sang Buddha dapat menjelma menjadi puluhan ribu jenis suara untuk mengajar puluhan ribu jenis insan. Itulah daya tarik Buddha. [tepuk tangan pendengar].

Suatu kali sang Buddha menghilang dari komunitas sangha selama hampir 3 bulan. Tak ada yang tahu kemana beliau pergi. Ternyata beliau pergi mengunjungi surga Trayastrimsas untuk mengajarkan tentang "Sutra Sumpah Utama Ksitigarbha Bodhisattva" kepada Ibunya, Maya. Ini diketahui oleh Anirudhha, salah satu dari 10 siswa utama yang telah menggunakan mata gaib nya untuk melacak keberadaan sang Buddha. Bagaimana caranya sang Buddha pergi mengunjungi surga Trayastrimsa? Dengan "langkah gaib", kemampuan untuk muncul dimanapun juga sesuai kemauan nya. Ini tidak sama dengan perjalanan astral (roh keluar dari badan) karena sang Buddha juga membawa tubuh fisiknya ke surga Trayastrimsa. Saya perhatikan suatu gerakan yang aneh dalam latihan latihan Chi-Kung saya akhir akhir ini. Kedua lengan saya diulur panjang kemudian mulai berkepak-kepak seperti burung yang sedang terbang. Saya pikir ini mungkin berarti bahwa suatu hari baik tubuh dan roh saya juga akan terbang ke surga dalam rangka membabarkan Dharma. [tepuk tangan pendengar].

6. Pengetahuan tentang Berbagai Tingkat Samadhi
Kesaktian ke 6 dari seorang Buddha adalah pengetahuan tentang berbagai tingkat kebatinan (kesadaran) dalam Samadhi. Sebagai sadhaka, apakah anda tahu tingkat kalian? Berapa banyak keberhasilan telah anda capai? Berapa banyak energi atau kekuatan telah anda miliki? Berapa dewasa kerohanian anda? Semua faktor ini menentukan tingkat kebatinan anda. Apakah anda berada di tingkat arahat, ataukah pratyeka Buddha, ataukah Bodhisattva, ataukah Buddha, ataukah Buddha yang sedang meng-antri kebuddhaan nya?

Salah satu dari Dasabala Buddha adalah kemampuan untuk mengamati dan menentukan tingkat kebatinan seseorang. Sakyamuni Buddha, disamping mengajar di Surga Trayastrimsa, juga pernah mengajar di Istana Naga. Bila suatu hari saya lenyap, kemana saya akan pergi? Saya akan pergi main catur dengan Mahakashyapa. [tawa dan tepuk tangan pendengar]. Tentu saja ini harus dilakukan secara rahasia sehingga tak ada orang yang akan curiga tentang lenyapnya saya. Para penekun prana yang telah mencapai tingkat "langkah gaib" mempunyai spirit (batin / rohani) yang tinggi dan hawa nafsu yang rendah. Sewaktu batin lebih tinggi dan nafsu minimal, prana nya akan menyatu dengan alam semesta sehingga membuatnya dapat pergi kemanapun juga. Dengan kesaktian ini, ia bahkan dapat mengunjungi neraka.

Dalam Sutra Mula Sumpah Ksitigarbha, sewaktu gadis Kuang Mu (inkarnasi Ksitigarbha) bertanya kepada Raja Iblis tentang orang orang seperti apa yang mengunjungi neraka, ia memperoleh jawaban berikut ini, "Hanya 2 jenis orang: orang yang dibawa kesana karena karma buruk mereka dan orang yang memiliki kesaktian besar." Seorang Buddha dapat mengunjungi neraka karena kesaktian besar nya. Saya pun telah mengunjungi neraka untuk melihat seorang siswa saya yang sedang sangat menderita disana. Bukannya berlatih Dharma Tantra Satyabuddha, ia menghabiskan waktunya untuk berminumminum dengan alasan "harus bersosialisasi dengan mitra mitra bisnis nya".

Bersosialisasi? Dengan 2 gadis dikiri-kanan dan dengan pikiran yang penuh dengan kejorokan dan nafsu birahi, ia tergila gila untuk mengejar harta. Untuk siapa dia mengejar harta? Untuk dirinya? Saya rasa ia tidak menikmati hartanya itu. Untuk anak cucu nya kah? Keturunan punya nasibnya sendiri. Jadi, mengapa harus bekerja demikian keras untuk mereka? Camkan lah bahwa pelatihan rohani (bhavana) adalah lebih penting.

Bila anda tidak mulai dari sekarang, anda bisa terlambat. Sebagian siswa berkata, "Saya akan mulai berlatih tahun depan." Ada berapa banyak "tahun depan" kah? Mungkin kau cuma punya setengah tahun tersisa sehingga menjadi terlambat. Satu masalah yang dialami banyak siswa adalah bahwa mereka suka menunda-nunda bhavana. Mereka membela diri dengan berkata, "Kan setidaknya saya sudah bercatur-sarana (mengangkat guru) dan mulai mau menjapa mantra. Saya akan lebih tekun berlatih kalau sudah punya lebih banyak waktu." Jadi, pendek kata, sewaktu prana (rohani) berlimpah, maka fenomena "langkah gaib" akan muncul sehingga si sadhaka akan naik ke langit. Sewaktu rohani sangat sedikit, ia akan turun ke neraka.

7. Pengetahuan akan Hukum Karma
Kesaktian ke 7 adalah "pengetahuan akan hukum karma". Orang menuai apa yang ditaburnya. Acarya Lian-Zhi memberitahu saya sebuah tulisan stiker yang ia lihat di rumah sakit, "Kau adalah apa yang kau makan". Ini memang sekedar hukum karma. "Apa yang kau makan" adalah sebab. "Apa jadinya kau" adalah akibatnya. "Aksi yang baik memberikan hasil yang baik, aksi yang buruk menghasilkan akibat yang buruk."
Itulah hukum karma. Seorang Buddha selalu sadar tentang arah dan akibat dari semua hukum, dan tahu apa yang harus seseorang lakukan untuk menghindarkan dirinya dari konsekwensi karma.

8. Mata Gaib

Diantara para siswa utama Sakyamuni, Aniruddha dikenal akan "mata gaib" nya yang luar biasa sehingga bahkan mampu melacak sang Buddha sewaktu beliau menghilang untuk mengajar di surga Trayastrimsa. Bagaimana kemampuan mata gaib nya bisa muncul? Sesungguhnya, sebelum ia mendapatkan "mata gaib", Aniruddha paling suka tidur, seperti banyak siswa Satyabuddha disini. Setiap kali sang Buddha berceramah, Aniruddha mulai mengangguk-anggukkan kepala. Ia terlihat seperti begini sewaktu sedang menjapa mantra dan menghitung tasbeh. [Maha Acarya memperagakan]. "Om, Ah-mi-deh-wah-seh, Om, Ah-mi-deh-wah-seh; Om ..." [tawa riuh rendah pendengar].

Sewaktu sang Buddha melihat ini, beliau menguatirkan Aniruddha karena beliau sangat sadar akan arah dan akibat karma. Jadi, sang Buddha berbicara dengan Aniruddha, "Bila kau terus begini, kau bisa masuk ke istana Raja Naga." "Istana Raja Naga? Lumayan kan menjadi pengikut Raja Naga?" [tawa pendengar].
"Tidak lumayan kalau kau jadi sekedar kepiting istana! Menjadi kepiting laut yang merangkak-rangkak di dasar laut tidak begitu enak karena selalu tertutup kulit keras nya dan tak pernah merasakan sinar matahari sehingga bisa tidur sampai ribuan tahun."

Saya pernah mengatakan ini sebelumnya: Bila kalian suka tertidur sewaktu berlatih Samadhi, bukalah mata kalian, karena mata yang tertutup bisa menimbulkan ngantuk. Bila anda masih ngantuk juga, gosok-gosokkan tangan anda seperti sedang bersalaman. Ini akan memberikan anda tambahan tenaga. Juga usahakan supaya tulang belakang lurus, dagu tertekuk kebawah, dan mata terfokus ke depan, seperti seorang tentara. [tawa pendengar]. Bila semuanya masih gagal juga, bangkitlah dan mulai berjalan sambil menjapa mantra. Tentu saja, anda boleh "ijin" bila anda sedang merasa tidak enak badan atau terkena flu. Juga, bila anda sedang bepergian ke tempat jauh, seperti dari Taiwan atau Asia Tenggara, anda mungkin mengalami sensasi "Jet-Lag" (sensasi akibat perubahan waktu yang berbeda antara 2 tempat yang jauh) beberapa hari pertama setelah tiba, sehingga mengantuk pada kondisi tersebut merupakan hal yang wajar. Namun, di saat saat biasa, orang tidak boleh mengantuk setiap kali berlatih meditasi. Seperti kata Sakyamuni Buddha, "Kamu bisa bisa terlahir di istana Raja Naga dan belajar dari Raja Naga. Saya tidak bisa mengajarmu lagi."

Kembali ke topik Aniruddha. Setelah sang Buddha berbicara demikian, Aniruddha bersumpah untuk tidak pernah memejamkan matanya lagi. Ia mulai bermeditasi dengan sangat rajin dan membuka mata. Pada akhirnya, karena tidak tidur lama sekali, ia menjadi buta. Pada saat itu, sang Buddha mengajarkan Aniruddha cara mengembangkan mata gaib. Orang harus mempunyai ketekunan dan kemauan kuat bila ingin mencapai kemajuan dan keberhasilan bhavana. [tepuk tangan pendengar].

Tercakup di dalam "50 Sikap Pengabdian kepada Guru" sebuah nasihat untuk tidak bergoyang ke kiri ke kanan sewaktu Guru mu mengajar. Sewaktu melakukan hal tersebut, sepertinya si siswa sedang berkata "tidak" kepada ajaran sang Guru danberusaha mengganggu nya, begitu bukan? [tawa pendengar]. Kau menggelenggelengkan kepala atas semua yang saya katakan. Ini artinya tidak hormat kepada Guru. Ini tidak boleh. [tawa pendengar].

Wibawa aliran kita juga perlu diperhatikan. Adakalanya, dalam upacara Dharma, mahkota Panca Buddha yang dikenakkan oleh para Acarya terlihat seperti mau jatuh. [tawa pendengar]. Bila saya terngantuk-ngantuk, setidaknya saya bisa membuat alasan bahwa saya sedang mengangguk-angguk kepada para Buddha. [tawa pendengar].

"Baiklah, saya tahu." [Maha Acarya mengangguk-anggukkan kepala nya diiringi tawa dan tepuk tangan pendengar.] Meskipun saya bisa beralasan bahwa saya sedang berkomunikasi dengan para Buddha, bisa berabe kalau kalian yang duduk di sekeliling saya juga mulai mengangguk-angguk dengan mahkota Panca Buddha kalian hamper terlepas jatuh. Jadi, saya harap kalian yang mudah mengantuk atau mudah lelah untuk melatih prana anda. Sewaktu prana anda penuh, anda akan bersemangat. Prana ini akan menjadi "truk" di "jalan tol" seperti telah saya katakan tadi sehingga kalian bisa menjadi "pasukan berani mati". Seorang sadhaka harus mempunyai energi yang berlimpah. Orang yang loyo dan tak bersemangat tidak terlihat seperti Tantrika sama sekali.

9. Mengetahui Masa Lampau
Kesaktian ke 9 adalah mengetahui masa lampau. Sebagian orang berkata bahwa sejarah tentang berbagai kehidupan masa lampau manusia tercatat di surga.
Bila suatu hari orang pergi ke sana untuk melihat kehidupan masa lampau nya, petugas disana akan memberikan semacam video tape sehingga orang bisa memahami (menonton) sebab akibat karma sepanjang inkarnasi masa lampau nya.
Sesungguhnya, video tape itu ada di otak kita. Kita tidak perlu pergi ke surga untuk mencarinya. Asalkan orang membuka "Cakra Mahkota" (Cakra 1000 Kelopak) dan mencapai keberhasilan dharmakaya Buddha, ia akan dapat melihat-lihat dalam kotak sejarah itu. Kesaktian yang dikembangkan dari Cakra Mahkota membuat sang Buddha dapat mengetahui baik kehidupan masa lampau nya maupun 500 kehidupan masa mendatang nya. Dengan kesaktian ini, seorang Buddha tidak hanya dapat mengetahui sejarah dirinya sendiri, tapi juga sejarah orang lain. Saya telah melihat-lihat kotak sejarah ini untuk mencari tahu mengapa sebagian Guru Rohani dapat membangun vihara vihara besar, dapat menarik banyak siswa, dan dapat membabarkan dharma dengan demikian sukses. Ternyata, dewa Brahma ada di belakang mereka. Dari analisa ajaran mereka, kita dapat mengetahui dewa mana yang mendukung mereka. Banyak bhiksu dan bhiksuni terkemuka mempunyai sejarah panjang dibalik kesuksesan mereka. Sewaktu orang mengembangkan kesaktian untuk dapat melihat kotak sejarah, ia akan dapat melihat dengan jelas siapa dewa yang berada di belakang layar dan mendukung orang tertentu. Di kemudian hari, sewaktu kalian mencapai Pencerahan, kalian pun akan memiliki kemampuan untuk melihat bukan hanya sejarah masa lampau diri kalian sendiri tapi juga orang lain.

10. Nirvana Santam
Kesaktian ke 10 adalah kemampuan memasuki tahap Nirvana Santam (tahap tanpa lahir). Tahap yang dicapai para Arahat adalah keadaan tanpa lahir. Ini juga disebut Nirvana Santam. Sewaktu orang mendapatkan Dasabala Buddha, ia akan menyadari bahwa semua inkarnasi nya, baik di masa lalu, masa sekarang, maupun masa yang akan datang, sesungguhnya adalah bukan kelahiran (inkarnasi). Sewaktu menyatu dengan kesadaran alam semesta, ia akan berada dalam kondisi Nirvana.

Sewaktu orang memasuki kesadaran alam semesta, ia akan mencapai kondisi dharmakaya atau kondisi "tanpa lahir". Pada waktu mencapai tahap ini, anda akan mengatasi semua kekuatiran dan kilesa.

Bila anda diberitahu bahwa koran terbesar dari sebuah negara menampilkan artikel di halaman utama nya yang berisi kecaman terhadap anda, anda tidak akan takut. Bila ada buku buku disebarkan ke seluruh dunia berisi kritikan kritikan terhadap anda, anda tidak akan takut. Bila ada orang mengajukan tuntutan pengadilan kepada anda, anda tidak akan merasa takut. Bila anda diperingatkan bahwa ada 9 orang yang sedang membuat rencana untuk mengganyang anda, anda tidak akan merasa takut. Mengapa anda bisa mengatasi semua rasa takut ini? Karena anda telah mengatasi semua eksistensi, apakah itu masa lalu, masa sekarang, maupun masa yang akan datang, semuanya adalah "non-eksistensi". Anda telah menjadi orang suci yang selalu berada dalam Nirvana dan Ketenangan, yang tak tergoyahkan oleh apapun juga. Ini adalah "mengatasi semua rasa takut dan kilesa". [tepuk tangan pendengar]. Jadi, seorang sadhaka yang sudah tahu terlebih dahulu bahwa ada orang yang sedang menunggu di suatu tempat untuk membunuh nya akan tetap dengan rela hati pergi kesana dan dengan tenang menerima ajal nya. Ingin membuktikan apakah dia? Ini membuktikan bahwa ia telah "mengatasi semua rasa takut dan kilesa". Misalnya, Mahamaudgalyayana. Ia sangat tahu bahwa ia akan mati terbunuh dalam kehidupan nya saat itu. Dan, ia dengan ikhlas menerima nasibnya itu karena itu merupakan karma masa lampau nya. Sewaktu akibat karma datang menemuinya, ia sadar bahwa ia harus menghadapinya. Baginya, tak ada perbedaan. Ia telah mencapai keadaan pikiran yang mengatasi semua eksistensi sementara, baik itu masa lampau, masa sekarang, maupun masa yang akan datang. Ia telah sepenuhnya menyatu dengan kesadaran alam semesta. Itulah kesaktian ke 10 dari seorang Buddha.

Untuk mengulang, Dasabala Buddha adalah Maha Tahu, Mengetahui Karma Setiap Insan, Dapat Mengatasi Semua Jenis Ilusi, Pengetahuan Tentang Keinginan dan Keadaan Mental Setiap Insan, Dapat Membebaskan Setiap Insan, Pengetahuan Tentang Berbagai Tingkat Samadhi, Pengetahuan Akan Hukum Karma, Mata Gaib, Mengetahui Masa Lampau, Nirvana Santam.

"Maha Tahu", kesaktian pertama dari Buddha, juga dapat dipahami dengan cara berikut ini. Setiap manusia terdiri dari unsur "tanah, air, api, dan angin" seperti halnya alam semesta. Unsur unsur dalam tubuh manusia berkaitan dengan unsur unsur alam semesta. Bila seseorang memahami kebenaran ini dan dapat menyatukan unsur "tanah, air, api, dan angin" dalam tubuh nya dengan unsur unsur yang sama di alam semesta, maka ia akan dapat meng-identifikasi dan membuktikan semua hal di dunia ini dan mengetahui dengan jelas segala sesuatu. Ini adalah hal yang sangat penting. Prana dan nadi (dimana prana mengalir) dari tubuh manusia dan dari alam semesta saling terkait. Sebuah tubuh vajra yang tak terhancurkan yang kebal terhadap penyakit hanya dapat dicapai dengan menyatunya unsur "tanah, air, api, angin" dari mikrokosmos dengan unsur unsur yang sama dari makrokosmos.

sumber artikel: buku HUM-02, artikel 7.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar