Kamis, 18 Februari 2010

Suami-Istri di Dunia dan di Akhirat

Di Bing-Dong (baca: Ping Tung, Taiwan) ada sebuah kejadian nyata tentang dunia roh sebagai berikut:

Ada seorang gadis yang meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Arwah gad is ini merasuk tubuh seorang gadis lain, lalu gadis lain itu pergi melapor ke kantor polisi, “Saya adalah arwah si gadis yang meninggal dunia dalam kecelakaan mobil. Saya meninggal karena tidak bisa keluar dari dalam mobil. Saya mohon diri saya dan arwah janin yang saya kandung dibantu diseberangkan." (Catatan: diseberangkan = di-doa-kan agar si arwah dapat pindah ke alam spiritual yang lebih tinggi, dengan kondisi hidup yang lebih baik.)

Polisi tentu saja kaget dan tidak berani meremehkan kasus ini. Setelah kasus ini diselidiki, ternyata bahkan orang tua si gadis maupun para sahabat nya tidak tahu-menahu tentang adanya janin di perut si gadis. Polisi meminta pihak forensik untuk melakukan otopsi mayat si gadis. Hasil otopsi menunjukkan bahwa gadis yang meninggal dunia akibat kecelakaan mobil itu memang sedang hamil 2 bulan. Kejadian ini menjadi gempar.

Mendengar kisah nyata ini, saya rasa hal Inl membuktikan 2 hal: (1) Roh itu benar-benar ada, (2) Ada yang dinamakan penyeberangan arwah.

Kondisi arwah yang tidak ber-agama, yang tidak melatih batin selama masih hidup, yang belum mendapat kesempatan untuk diseberangkan, boleh dikata penuh dengan ketidakkpastian, bagai sedang ada di alam mimpi, terus terombang- terambing. Begitu pikiran nya bergerak, ia langsung bisa tiba di hutan, pinggir laut, kota besar, atau langsung bertemu dengan orang yang dirindukan. la seperti layang-Iayang yang putus benang nya, terus mondar-mandir, terus terobang-ambing. Emosi si arwah sangat labil, bisa tiba-tiba gembira, tiba-tiba menangis sedih, tiba-tiba ketakutan yang amat sangat.

Itu sebabnya, terhadap meninggal dunia, ada yang (penyelamatan) arwah.

Di dalam Tantrayana, ada metode untuk membuka jalan hawa si almarhum sampai ke ubun-ubun kepala, memblokir ke 9 lubang di tubuh si almarhum, hanya menyisakan jalan si roh dalam tubuh menuju ubun-ubun kepala. Metode ini menggunakan mudra, mantra, dan visualisasi. Dengan metode ini, arwah si almarhum dapat diseberangkan (dikirim) ke hati Yidam (Yang Maha Kuasa).

Dalam Tantrayana, kita dapat membantu si arwah dengan mengundang kehadiran nya, memanjatkan ayat-ayat Sutra suci bagi nya, memberi nya abhiseka menjadi murid, dan mengajarkan nya metode penyelamatan diri sehingga si arwah terlepas dari ketakutan, dapat dengan jelas memahami segala fenomena yang muncul setelah meninggal dunia, dan terbimbing ke tanah suci.

Berikut ini sebuah kisah nyata yang saya alami berkaitan dengan hal kerasukan roh. Pada suatu ketika, saat saya sedang memberikan pelayanan konsultasi spiritual kepada masyarakat, datang seorang pemuda bernama Chen- Yun ingin berkonsultasi.

Mendadak, suara Chen-Yun berubah menjadi suara wanita yang berkata, "Kalian semua keluar. Saya ingin bicara empat mata dengan Master Lu." Maka, semua orang yang ada di dalam ruangan pun pergi keluar.

Suara wanita itu berkata, "Saya bernama Liang Li. Saya bukan Ohen-Yun."

"Saya tahu. Ada urusan apa?"

"Saya tahu Master sangat sakti. Saya mohon arwah saya diseberangkan."

"Itu mudah."

Liang-Li melanjutkan, "Saya adalah istri Chen-Yun. Saya sudah berpesan kepada nya supaya harta warisan saya dibagi menjadi empat bagian. Yang tiga bagian adalah untuk tiga orang anak kami. Yang satu bagian lagi adalah untuk anak saya dari suami saya yang sebelumnya. Tak disangka, Chen Yun tidak membagi nya sesuai pesan saya. la telah meng-korupsi se-per-empat bagian yang merupakan hak anak saya dari suami yang sebelumnya. Hari ini saya ingin memperingatkan dia tentang hal ini. Mohon Master berkenan menyampaikan. Jika ia egois dan tidak melakukan sesuai yang saya minta, saya akan membuat nya mati mengenaskan." Liang-Li sangat emosi.

Saya berkata, "Pasti akan saya sampaikan."

Liang-Li melanjutkan, "Ada satu hal lain lagi. Saya tidak perduli bila Chen-Yun ingin kawin lagi. Tapi, ia tidak boleh kawin dengan wanita yang bernama Lu-Zhu. Wanita itu adalah pembawa sial. Rumah tangga bisa hancur berantakan. "

"Akan saya sampaikan."

"Saya adalah arwah yang masih gentayangan. Mohon Master berkenan menyelamatkan."

"Saya akan berusaha."

Liang-Li berkata, "Saya pergi sekarang. "

Begitu kata "pergi" terdengar, Chen-Yun hampir saja jatuh. Untung saya sudah pengalaman. Dengan gesit saya memapah nya. Saya lalu mengusap wajah Chen-Yun dengan handuk dingin. Tak lama kemudian, Chen-Yun siuman. Sewaktu ditanya apakah ia tahu apa yang telah terjadi, ChennYun sarna sekali tidak tahu. Maka, saya menceritakan apa yang terjadi. Chen-Yun sangat kaget.

la berkata, "Harta warisan nya memang dipecah menjadi empat bagian. Tiga per-empat bagian sudah diatasnamakan ke ketiga anak kami. Mengenai sisanya, masalahnya adalah anak itu ada di luar negeri. Saya harus mencari nya dulu, baru bisa menyerahkan warisan bagian nya. Saya hanya sekedar sibuk selama ini, tidak bermaksud menyimpan nya untuk kepentingan pribadi saya. Tapi, karena Liang-Li telah berpesan demikian, saya akan mengurus hal ini sesegera mungkin. Mengenai Lu-Zhu, memang benar kata Liang-Li. Lu-Zhu adalah seorang wanita tuna-susila. Saya sudah lama mengenal nya. la sekarang sudah bertobat dan melepaskan profesi lama nya. Sekarang ia bekerja sebagai penjahit. Hati nya baik. Setelah Liang-Li meninggal dunia, barulah saya menjalin hubungan dengan nya. Tak saya sangka bahwa Liang-Li begitu keberatan."

Saya berkata, "Itulah dua pesan Liang-Li. Semua sudah saya sampaikan. Apakah kau akan lakukan sesuai pesan nya atau tidak, itu bukan urusan saya."

Setahun setelah kejadian terse but, saya mendapat informasi bahwa Chen-Yun telah meninggal dunia secara aneh. la meninggal dunia akibat kecelakaan mobil, sama seperti kejadian yang menimpa Liang-Li. Juga, lokasi terjadinya kecelakaan pada Chen-Yun adalah lokasi yang sama Liang-Li mengalami kecelakaan. Sungguh kebetulan. Belakangan saya baru tahu bahwa sampai Chen-Yun meninggal dunia, warisan harta untuk anak Liang-Li dari suami yang sebelumnya tetap belum Chen-Yun berikan. Chen-Yun juga menikah dengan Lu-Zhu. Saya teringat ucapan Liang-Li, "Saya akan membuat nya mati mengenaskan. "

Pada suatu ketika, saya melakukan perjalanan astral (perjalanan roh keluar badan fisik) ke akhirat. Disana, saya melihat seorang pria dan seorang wanita sedang meng-aduk semen, sedang membuat tembok yang mengelilingi kota. Si pria saya kenaI. Dia adalah Chen-Yun. Chen-Yun memperkenalkan wanita di sampingnya yang ternyata adalah Liang-Li. Liang-Li berkata, "Ia tidak menurut. Maka, saya ajak dia kesini." Chen- Yun hanya tertawa getir.

Rupanya mereka berdua kembali menjadi suami-istri di alam baka. Benar-benar musuh yang berbahagia.


*sumber artikel:Buku ‘Konsultan Dunia Roh ke-4/4', artikel ke-9. Suami-Istri di Dunia dan di Akhirat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar