Kamis, 04 Februari 2010

Arwah Penjaga Mayat [tidak percaya ada kehidupan setelah kematian]

Sungguh banyak orang di jaman modern ini yang sudah tidak lagi percaya tentang adanya dunia roh. Mereka menganggap agama sebagai kebohongan dan takhayul belaka. Mereka berpendirian bahwa kematian adalah kemusnahan total, tidak ada roh, tidak ada apa apa lagi setelah mati, tidak ada hukum karma, tidak ada surga dan neraka. Akibatnya, tujuan hidup mereka adalah sekedar memperebutkan harta dan kekuasaan, mati-matian mengejar kenikmatan nafsu, berfoya-foya. Mumpung masih hidup, kata mereka.

Karena adanya pendirian salah seperti itulah, maka ada banyak sekali "Arwah Penjaga Mayat".

Apakah itu "Arwah Penjaga Mayat"? Ada 2 jenis:
Jenis pertama adalah mereka yang arwahnya ikut terkubur bersama-sama dengan jasad mereka. Karena pandangan bodoh mereka bahwa "tidak ada apa apa lagi setelah mati", si arwah sulit siuman dan malah ikut rebah bersama jasadnya sampai ratusan tahun, ribuan tahun, bahkan puluhan ribu tahun. Mereka sungguh arwah penjaga mayat yang paling bodoh dan paling konyol.

Jenis kedua adalah arwah arwah yang bisa memisahkan diri dari jasad mereka. Namun, karena mereka selama ini menganggap badan jasmani sebagai diri mereka, terlalu sayang kepada badan jasmani, tidak sadar bahwa badan jasmani hanyalah sekedar kantong kulit, arwah arwah itu merasa berat hati untuk meninggalkan jasad mereka yang sudah mati itu. Maka, mereka menjadi arwah arwah penjaga mayat yang bodoh. Sewaktu mereka melihat jasad mereka dimasukkan ke dalam tanah, mereka pun mengikutinya masuk ke tanah pula. Ada pula yang mondar-mandir di sekitar makam mereka. Mereka terus menjaga kuburan jasad mereka, tidak mau berpisah dari kuburan.

Sebagian [kaum] intelektual yang biasanya menganggap diri mereka sebagai yang paling pintar, namun yang melekat pada pendirian bahwa arwah itu tidak ada, [mereka ini] bisa menjadi "arwah penjaga mayat" setelah mereka mati.

Waktu hidup dengan badan fisik, mereka pintar. Tapi, setelah meninggal, mereka justru yang paling bodoh. Ini mungkin sesuatu yang mereka tidak pernah duga.

Sebaliknya, mereka yang semasa hidup dengan badan fisik justru melatih rohani, kelak arwah mereka justru sangat lincah, bahkan memiliki tingkat yang lebih tinggi di dunia roh.

Pernah pada suatu petang, saya melewati Gunung Lice di kota Huathan. Gunung Lice adalah daerah kuburan massal.

Dengan mata batin, saya melihat dibawah sebatang pohon - berdiri seorang kakek. Sinar mata nya keruh. Ia tidak bergeming sedikitpun. Meskipun ia melihat saya, ia acuh tak acuh saja.

"Kakek, sedang apa disini?"’
"Aku betul betul telah mati. Hidupku tiada makna lagi. Aku sedih."

"Apakah kakek adalah orang yang dikuburkan di makam itu?"

"Iya. Aku betul betul sudah mati. Mati total." Kakek itu berkeluh kesah.

"Banyak orang berkeyakinan salah bahwa dirinya adalah badan fisik belaka. Sadarlah, kakek. Tinggalkanlah mayat itu." Saya berusaha menyadarkannya.

"Hei, anak muda. Ngomong jangan sembarangan. Orang yang sudah mati mana mungkin hidup kembali."

"Kakek, justru sewaktu badan fisik mati, arwah nya akan bisa semakin lincah, bahkan lincahnya sungguh menakjubkan. Arwah adalah si tuan rumah, sedangkan badan fisik adalah sekedar rumahnya saja. Percayalah, kakek."

"Tidak mungkin, itu tidak mungkin." Kakek itu bersikukuh untuk terus menjaga makam nya yang dibawah pohon. Sungguh keras kepala!

Arwah yang sejenis si kakek ini sungguh banyak jumlahnya. Setelah badan fisik mereka mati, mereka tidak sadar bahwa mereka sebenarnya masih hidup, hidup di dunia roh. Tak ada yang lebih bodoh dari arwah semacam ini.



{_sumber tulisan : buku "Petugas Survey Dunia Roh", kisah ke 17, scanned: fri, 29/Apr/2005_}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar