Rabu, 17 Februari 2010

Dosa Cabul di Negeri Raksa


Dalam penjelajahan spiritual, saya telah berkunjung ke Negeri Raksa.
Saya menemukan suatu fakta, Negeri Raksa itu penuh dengan hantu yang berbuat dosa cabul.
Hatiku sungguh kaget.

Saya teringat dulu seorang pemuda yang datang berkonsultasi padaku, "Saya belajar dengan serius, biasanya nilai ujianku juga lumayan. Tapi, setiap kali menghadapi ujian resmi seperti ujian masuk SMU atau UMPTN, selalu bermasalah."

"Masalah apa?"
"Beberapa hari sebelum ujian pasti demam berat, sekujur badan panas dan lemas. Begini mana bisa ikut ujian! Sewaktu ujian masuk SMU, malah menderita radang usus dua belas jari dan sakit lambung. Mana mungkin bisa ikut ujian!"

Saya membakar dupa dan mohon petunjuk dari dewa. Dewa memberi petunjuk, "Sila cabul."
Saya berkata pada pemuda itu bahwa setiap kali sebelum ujian jatuh sakit atau ujiannya gagal dikarenakan melanggar sila cabul.

Pemuda itu tertawa, "Seumur hidupku ini belum pernah berpacaran dengan perempuan, juga tidak ada teman wanita yang dekat. Bagaimana bisa melanggar sila cabul?"
"Tidak seorang pun? Tidak sekali pun?"
"Tentu."

"Kamu masih perjaka?"
"Benar, masih perjaka."
Ia menganggukkan kepala.


Saya jadi bingung. Saya segera membakar dupa dan bertanya lagi. Kali ini dewa memperlihatkan sebuah gambaran padaku. Saya melihat sampai mataku memerah.
Saya berkata, "Kamu menonton film porno."

Saat itu si pemuda merasa sangat malu dan menyesal. la mengatakan bahwa sejak masih remaja sudah menonton film porno. Dalam ruang belajarnya, separuh berisi buku, separuh lagi berisi film porno. Hobinya mengoleksi film porno dari berbagai negara.

Saya kaget mendengarkan perkataannya.
"Sekarang harus bagaimana?"

"Dibakar saja semuanya." kataku.
Begitu pemuda itu pulang ke rumah, ia membakar habis semua koleksi film pornonya sesuai anjuranku.

Konon, sekarang ia sudah menjadi seorang pengacara.
Muda-mudi sekarang, ada yang lebih parah, pergaulan bebas, narkoba, pesta seks.
Mereka kira dirinya trendy.

Pantas saja di Negeri Raksa semakin banyak hantu yang melanggar sila cabul.
Mereka semua menjadi setan cabul.


Seks itu nafsu birahi yang paling mudah menjerumuskan manusia ke lembah dosa.
Pada dasarnya, tindakan membunuh, mencuri, berdusta, mabuk-mabukan, itu terlihat secara fisik. N
Namun nafsu seks itu tersembunyi.
Boleh dikatakan nafsu seks lebih sulit terkendali.
Begitu nafsu birahi bangkit, mudah merusak moral dan mendatangkan bencana.
Ujian dari nafsu seks lebih dahsyat daripada ujian lainnya.

Pepatah mengatakan, segala kejahatan bermuara dari birahi.
Maksudnya, nafsu birahi bisa memancing perbuatan jahat lainnya.
Banyak kasus pembunuhan dikarenakan nafsu seks.
Yang melibatkan dosa-dosa lain dikarenakan nafsu seks jauh lebih banyak lagi, sulit dirincikan satu per satu.


Nabi Kongfucu sejak dulu sudah menyadari kegelapan yang terselubung di balik nafsu seks.
Oleh sebab itu, beliau mengatakan "makan dan seks itu kebiasaan manusia."

Begitu berhadapan dengan keindahan fisik, mata manusia, segera tertarik.
Kalau hati sudah bergejolak, akan timbul rasa kagum, rindu, dan serakah.
Semua perasaan itu akan saling ertaut dan sulit untuk terlepas lagi.

Melihat kecantikan lantas timbul rasa ingin memiliki, maka luncullah kasus kawin lari, wanita jalang, perselingkuhan sampai lupa diri.
Manusia mudah terjerumus ke dalam lembah dosa yang dalam, susah untuk menarik diri.
Oleh sebab itu, orang yang bermoral hendaknya mampu segera menghentikan niat tidak pantas yang muncul mendadak. Jangan ada sedikit pun keraguan ntuk membiarkan toleransi pikiran menyusup. Sebab begitu terjadi kekhilafan, dunianya akan hancur dan sulit kembali ke titik emula.

Pendirian harus teguh, tegas, dan mampu melihat jauh ke depan.
Jika tidak, akan mendatangkan petaka, bahkan bencana alam.
Setelah mati akan terjerumus ke Negeri Raksa, selamanya sulit untuk terlahir kembali.
Sungguh menderita!


Di Negeri Raksa, pelanggar sila cabul yang paling sulit diampuni adalah orang yang semasa hidupnya menulis dan menerbitkan buku porno atau memproduksi film porno.
Orang semacam ini setelah mati pasti terjerumus ke Negeri Raksa karena telah menodai hati manusia dan merusak etika moral.
Orang ini baru dapat lepas dari Negeri Raksa untuk dilahirkan kembali ke tempat yang lain apabila semua buku atau film yang dibuatnya sudah lenyap atau dimusnahkan semua serta selesainya pembalasan atas dosa orang yang membuat kejahatan karena telah membaca atau menonton hasil karyanya.

Saya pernah membaca sebuah buku tentang pemeliharaan kesehatan.
Di buku tersebut terdapat sebait gatha apik, saya kutip sebagai berikut:


Orang suci tidur pisah ranjang
Orang bijak tidur pisah selimut
Daripada banyak minum obat
Lebih baik tidur sendiri

Maksudnya, pasangan suami istri normal dalam kehidupan seksual juga harus terkendali. Suami istri berhubungan intim bukan perbuatan cabul, namanya seksual normal. Tapi, tetap tidak boleh mengumbar birahi. Karena daya inti manusia tersebar ke seluruh organ tubuh dan pembuluh nadi, begitu nafsu birahi terpancing akan berkumpul jadi satu dan bermuara di pintu vitalitas dan mengalir keluar. Oleh sebab itu, frekuensi suami istri berhubungan intim harus dijaga. Sekalipun manusia sekokoh pohon yang besar, tetap tidak tahan ditebang dengan kapak. Pohon sebesar apa pun, bila ditebang berkali-kali tetap akan tumbang juga.
Manusia yang vitalitasnya prima akan segar. Kehabisan vitalitas akan menjadi loyo.

Kongfucu berkata, "Anak muda yang darahnya masih panas, hendaknya jauhi nafsu birahi."

Buddha Sakyamuni berkata, "Nafsu birahi itu sumber dari segala penderitaan, rintangan, dosa, dan kegelisahan."

KITAB HUANGTING menyebutkan, "Jaga sumber vitalitas dan jangan mengumbarnya, upaya pertahanan ini bisa panjang umur."


Bodhidharma berkata, "Saluran pembuangan kotoran yang dipenuhi darah kental, apa sih yang menarik?"


Dong bin berkata, "Jangan puas dengan usia belia yang penuh kesenangan, hal yang berlebihan itu akan merusak jasmani. Kalau tidak percaya, bercerminlah, yang ada di bawah kulit hanyalah tulang."


Buku YinLu menyebutkan, "Jangan berhutang untuk kesenangan birahi, mudah dipinjam juga segera harus dilunasi. Orang keluargalah yang menjadi korban, tidak mungkin bisa diingkari."

Buddha Sakyamuni menginginkan setiap sadhaka menekuni 'Asubha'.

SUTRA EMPAT PULUH DUA PASAL menyebutkan, "Melihat wanita yang tua anggaplah seperti ibu sendiri; melihat wanita yang lebih tua anggaplah kakak sendiri; melihat wan ita yang lebih muda anggaplah adik sendiri; melihat gadis yang masih kecil anggaplah anak sendiri."


Saya pribadi telah menekuni Anasrava Tantra, dan berhasil dengan cemerlang.

Saya menggunakan 'bhadrakumbha' untuk membangkitkan titik bindu, dan dengan 'api kundalini' meleburkan titik bindu dan disalurkan ke seluruh pembuluh nadi. Titik bindu diangkat ke Gunung Semeru menghadap ke matahari dan bulan. Lalu menekan jakun, lidah menekan ke langit-Iangit, prana yang mengalir di atas dikeluarkan semua, bernafas dengan perut menempel punggung, menutup lubang anus dan menyusutkan empat benua.

Saya berlatih Anasrava Tantra sungguh-sungguh sangat berhasil dan terbukti setetespun tidak bocor. Para sadhaka yang tidak menekuni Anasrava Tantra sangat disayangkan karena begitu nafsu birahi terangsang akan menjadi "bhiksu ngompol".


*dicopas dari: Buku ke153, Biarkan Sinar Mentari Menerangi, artikel ke-40. Dosa Cabul di Negeri Raksa
Di scan pada 15-Feb-2010, 22:52 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar