Hantu Ada Di Setiap Rumah

Banyak siswa secara surat memberitahu saya bahwa mereka telah berkonsultasi dengan biksu atau pakar Hong-Shui tentang rumah mereka.

Karena mengalami kesialan beberapa kali, mereka ingin tahu apakah rumah mereka membawa rejeki atau tidak. Hampir di setiap kasus, para konsultan mereka itu mengatakan bahwa ada hantu dalam rumah mereka. Mendengar hal ini, mereka menjadi panik dan meminta nasihat saya.

Kasus seperti ini terjadi terlalu sering. Pertama, saya ingin memberitahu kalian semua, "Kita jangan takut dengan hantu." Berbicara terus terang, ada hantu di setiap rumah di planet ini. Kecuali ada tinggal di alam yang lebih tinggi seperti surga atau alam Sukhawati, maka anda tidak bisa menghindar dari hantu. Mereka yang mempunyai mata dewa dapat mengkonfirmasi bahwa memang ada hantu dimana mana. Jadi, kita tidak perlu takut kepada hantu.

Mengapa saya membuat pernyataan ini? Dewa Fondasi di rumah anda bisa saja seorang yang sangat dekat dengan anda atau bahkan leluhur anda. Dewa Fondasi termasuk dalam kategori hantu. Bahkan Dewa Rejeki (Dewa Teritorial/ Tu Ti Kung) yang banyak orang sediakan altar adalah termasuk dalam kategori hantu meskipun Tu Ti Kung mempunyai banyak rejeki. Bila kita memasang meja abu leluhur atau pratima dari dewa dewa Taois "Jiu Xun Qi Zhu" di rumah, begitu kita menyediakan persembahan kepada mereka, mereka akan datang dan menjadi tamu kita selama beberapa hari karena mereka bukanlah makhluk makhluk yang tinggal di alam surga. Jadi, memang ada hantu di setiap rumah. Karena kita tidak bisa menghindar dari hantu, kita harus mempersiapkan diri secara mental sehingga kita tidak takut kepada mereka. Sebagian dewa (hantu) rejeki ini ada di rumah kita justru karena ingin membayar hutang mereka dimasa lalu kepada kita. Sebagian lagi

membalas budi yang telah mereka terima dari kita dimasa lalu. Kita akan kehabisan rejeki bila kita usir mereka semua dari rumah kita. Bahkan ada pepatah mengatakan bahwa "Kalau ada hantu, maka ada rejeki."

Para biksu dan pakar Hong-Shui yang diundang ke rumah itu memang benar dalam mengatakan bahwa ada hantu di rumah pasien mereka itu. Jadi, kita harus tenang karena hantu hantu ini akan memperlakukan kita dengan baik dan bahkan sangat menolong kita dalam berbagai cara.

Kita selalu menganggap bahwa makhluk yang mempunyai kesaktian besar sebagai dewa sedangkan makhluk yang mempunyai kesaktian kecil sebagai hantu. Kebajikan kita atau kejahatan kita akan mengundang hantu dari jenis yang sama. Dikatakan dalam sebuah sutra Taoisme "Telepati Tai Shang" bahwa "Tak ada pintu menuju kebajikan atau kejahatan. Manusialah penciptanya." Jadi, kita tidak perlu takut. Mengenai rejeki kita, kita harus introspeksi. Bila kita baik hati, hantu hantu rejeki (dewa rejeki) akan membantu kita. Sebaliknya, bila kita selalu berpikiran jahat, hantu hantu nakal akan mengganggu kita. Kita harus ingat akan sebuah ungkapan Cina bahwa "Manusia bertanggung jawab atas keberuntungan atau kenaasan mereka sendiri"

Kita diajarkan bahwa bila kita mempunyai pikiran yang baik, sewaktu pintu rumah kita diketuk di tengah malam, kita tidak akan merasa takut. Kita menjadi takut karena kita merasa bersalah dalam hati dari awalnya. Orang bajik tidak takut apapun.

Sesungguhnya ada banyak hantu yang menjadi dharmapala (pelindung dharma) kita. Hantu hantu itu hadir untuk melindungi bhavana kita. Bila kita mendapatkan keberhasilan dalam bhavana, mereka juga naik tingkat ke alam yang lebih baik. Para hantu itu membantu kita secara diam diam. Jadi kita mengumpulkan pahala untuk mereka juga. Bila kita mempunyai pandangan yang benar terhadap hantu hantu ini, kita tidak akan tertipu oleh para penipu. Tak ada gunanya membuang banyak uang untuk melakukan pengusiran hantu karena hantu hantu itu tidak akan menyerah. Dewa Fondasi dari rumah anda adalah seorang hantu, begitu pula leluhur anda dan "Jiu Xun Qi Zhu". Adakalanya hantu bisa menjadi dharmapala anda.

Bila anda baik hati, semua makhuk suci dan para hantu akan menjadi pelindung anda. Bila anda jahat, para hantu akan mengganggu anda. Om Mani Padme Hum.

Dicopas dari : e-book Padmakumara 10, artikel no.44

(Ceramah Dharma pada 30 Agustus 1993)