Rabu, 10 Februari 2010

CAP RAHASIA, Melampaui Dualitas Baik dan Buruk

"Manusia sejati sadar bahwa segala sesuatu adalah ilusi belaka."
 Ini adalah sebuah ayat dari sutra "Catatan Pelita Hati".

Didalam sutra ini juga dikatakan ;
"Manusia sejati dapat pergi ke sepuluh alam.
Ia dapat mengubah wujudnya kapan saja, dimana saja, sesuai kemauannya.
Ia dapat menjelma menjadi sang Buddha yang berkuasa di sepuluh penjuru.
Ia dapat menjelma menjadi Sang Guru/Nabi dari dua puluh generasi.
Ia dapat menjelma menjadi seorang Bodhisattva, seorang Pratyeka Buddha, ataupun seorang Sravaka.
Ia dapat menjelma menjadi si setan.
Ia dapat menjelma menjadi makhluk makhluk suci dari surga yang berbeda beda.
Ia dapat menjelma menjadi binatang.
Ia dapat terlahir kembali sebagai seekor burung.
Ia bahkan dapat menjelma menjadi makhluk didalam neraka ataupun sebagai seorang setan kelaparan.

Manusia seperti itu mempunyai kekuatan yang luar biasa!
Tak terukur.
Tak terbayangkan.

Ia dapat melakukan kejahatan, menciptakan setan setan kelaparan, dan menciptakan berbagai bentuk binatang.
Ia dapat berbuat kebaikan.
Ia dapat menciptakan surga dan ke 33 alam angkasa.
Ia dapat menjadi si jahat maupun si baik.
Ia dapat menciptakan kekayaan, keagungan, sukacita, penderitaan, dan segala macam manifestasi lainnya di dunia ini.
Ia dapat menekuni kebajikan tanpa menghilangkan akar kebencian.
Wujud dari iblis dan setan dapat diciptakannya.
Ia dapat menjelma menjadi seorang pertapa dan melatih batinnya sendiri. 
Ia dapat bersumpah menyadarkan orang orang seperti halnya seorang Bodhisattva. 

Setelah semuanya yang disebutkan diatas, 
Ia dapat kembali ke wajah aslinya dan duduk didalam keBuddhaannya membabarkan Dharma sampai ke titik dimana tiada lagi yang disebut Dharma. 
Ia dapat menyadarkan/menyeberangkan para umat sampai ketitik dimana tidak ada lagi tersisa umat yang belum sadar." 

Seseorang memberitahuku tentang adanya sebuah kuil kecil di sebuah gunung dimana terdapat besar sekali hawa inti (energi) positif. Semua yang diminta disana mendapat jawaban. 
Timbul rasa ingin tahuku dan keinginanku mengunjungi kuil tersebut. 
Dibelakang kuil tersebut ada sepetak tanah kuburan. 
Didepan kuil terdapat papan nama bertuliskan: You Ying Kung
Kuil tersebut sangat kecil dan tak terurus, tapi asap hio memenuhi ruangan didalam yang berarti tempat ini sangat populer. 

Aku perhatikan bahwa kuil tersebut didiami oleh banyak roh gentayangan. 
Aku tidak betah disana. 
Ketika aku ingin meninggalkan tempat tersebut, sebuah suara mengejutkanku: 

"Liang-sheng! Kemana engkau mau pergi?" 

"Siapakah anda sehingga mengenal nama saya sebagai Lian-sheng?" 

"Aku yang mengurus kuil ini! San San Chiu Hou! Lian-sheng, tidakkah kau mengenalku lagi?" 

"San San Chiu Hou!" aku terperanjat. 
Guruku yang biasa kusebut Guru Roh. 

Ia berada di alam tak berwujud. 
Bagaimana ia dapat mengelola kuil yang kumuh dan penuh dengan roh roh gentayangan?  
Sungguh aku tidak percaya. 
Aku masuk kedalam. Ruangan tersebut sempit dan dipenuhi asap hio. 
Di altar terdapat sebuah arca dewa mengenakan jubah merah. 
Dua koin terpasang dipundaknya menunjukkan bahwa ia dari alam yin (negatif). 
Aku merangkapkan kedua tanganku serta bertanya,

"Yang Mulia San San Chiu Hou, bila anda berada di alam tak berwujud, bagaimana anda bisa menjadi seorang dewa yang bersifat hawa negatif disini?" 

"Lian-sheng, tidakkah kau tahu bahwa aku dapat pergi dengan bebas ke sepuluh alam dharma? 
Aku dapat menyembunyikan diriku didalam sebutir pasir! 
Aku dapat menjelma menjadi 10,000 bentuk. 
Aku dapat menciptakan surga dan neraka. 
Aku dapat menjadi sang Buddha dari masa lalu. 

Orang orang awam tidak mengenalku. 
Para biksu menghinaku. 
Makhluk makhluk suci di alam alam lain menghindariku. 
Tapi seharusnya engkau dapat mengenaliku. 
Aku adalah San San Chiu Hou. 
Gunakanlah mata batinmu untuk melihat." 

Aku membuka mata batinku. Aku menjadi tercengang! 
Takut! 
Gemetar ketakutan! 
Kuil itu membesar dan besar, meninggi dan tinggi, bahkan terus melewati awan awan. 
Lebarnya seperti lebar empat atau lima gunung dijadikan satu. 
Dihadapanku muncul setan setan yang berwujud sangat aneh; ada yang berwajah biru; ada yang bertanduk panjang; ada yang berekor panjang; ada yang berkepala tiga; ada yang berlengan empat. 
Semuanya berwajah buruk dan bengis. 
Mereka duduk didalam dua baris. Diatas mereka, di tengah tengah, duduklah seorang makhluk yang sangat aneh. Kepalanya seperti kepala Buddha; ramah dan penuh welas asih. Diatasnya lagi terdapat 9 kepala, semuanya dengan wajah wajah yang penuh keagungan seperti wajah Bodhisattva tapi dari leher kebawah tubuhnya itu merupakan tubuh ular berwarna hijau kebiru biruan. Dari tubuhnya keluar cakar cakar setajam pisau. Bokong tubuhnya melingkar lingkar.

"Guruku adalah seorang dewa dari alam tak berwujud. Beliau tidak mempunyai wujud/tubuh. 
Bagaimana mungkin ia berwujud begini buruk?" kataku dengan keras. 

"Lihatlah lagi." 

Kuil itu kemudian bertambah lebih besar lagi. 
Di angkasa muncul 72 dewa dan 36 Bodhisattva. 
Semuanya memegang setangkai bunga nan wangi sambil menyembah San San Chiu Hou. 
Kursi emasnya berubah menjadi bunga teratai. 
Diatas kursi tersebut duduklah seorang Buddha yang begitu indahnya. 
Kedua baris setan setan itu menjelma menjadi Arahat Arahat dan Bodhisattva Bodhisattva. 
Wangi semerbak keluar dari dalam kuil; kuil itu sendiri berubah menjadi berwarna kristal dan keemasan. 

Melihat pemandangan yang begitu agung, aku tak tahan lagi harus bersujud. 

Buddha itu berkata, "Yang disebut manusia sejati sadar bahwa segala sesuatu adalah ilusi belaka. Lian-sheng, engkau harus mengerti arti dari pernyataan ini. 
Aku adalah San San Chiu Hou. 
Tidak ada yang tahu bahwa aku mempunyai kemampuan untuk pergi ke sepuluh alam dharma. 
Aku dapat menciptakan segala sesuatu. 
Aku dapat berbuat apapun tanpa rintangan. 
Aku dapat menjelma menjadi apapun."

"Didalam kuil ini," lanjutnya, 
"Dibawah meja altar ini terdapat sebuah cap terbuat dari kayu. 
Cap ini sangatlah istimewa. 
Bawalah ia pulang. 
Suatu hari cap itu akan menjadi cap dari kuil mu.  
Inilah alasan mengapa engkau hari ini dibimbing untuk datang kesini. 
Rawatlah cap itu dengan hati hati. Gunakan dengan hati hati." 

"Guru, apakah kegunaan cap ini?" 

"Cap ini datang dari seorang maha dewa. 
Orang yang berkwalitas super bila memiliki cap ini dapat terbang ke langit/surga. 
Orang yang berkwalitas bila memiliki cap ini akan dihormati oleh para makhluk suci dan dihindari oleh para setan kelaparan. 
Orang yang berkwalitas rendah bila mempunyai cap ini dapat memimpin sebuah negara." 

"Liang-sheng," perintahnya, 
"hati hatilah dalam menggunakan cap ini. 
Engkau tidak perlu kembali kedalam kuil ini. 
Akupun hanya singgah disini untuk sementara waktu hanya untuk menyerahkan cap ini kepadamu." 

"Karena hadirnya cap ini disini, kuil ini mempunyai kekuatan yang besar. 
Banyak dewa yang datang melindungi kuil ini. 
Tetapi, setelah cap itu tidak lagi berada didalam kuil ini, energi positifnya pun akan hilang bersamaku. 
Kuil ini akan kembali menjadi sarang setan setan." 

Ketika San San Chiu Hou selesai berbicara, penglihatan tentang kuil yang begitu meraksasa tersebut serta wujud para Buddha dan Bodhisattva pun lenyap. 

Aku kembali berada di kuil yang kecil dan kumuh itu. 
Aku membungkukkan badan dan menggapai kebawah meja altar mencari cari. 
Tanganku mendapatkan sesuatu yang terbungkus. 
Ketika aku buka bungkusan tersebut, ternyata isinya adalah sebuah cap yang sudah sangat tua. 
Aku membungkukkan badan kepada San San Chiu Hou dan pergi. 
Setelah aku kembali kerumah dan membersihkan cap tersebut, aku menaruhnya diatas altar didekat arca Yao Ce Cing Mu. Itulah kisah tentang cap sakral yang berada di altarku.


sumber artikel: ebook Padmakumara-01, artikel ke 37

Tidak ada komentar:

Posting Komentar